Part 4

87 6 0
                                    

Ada yang tau sama Harris J ?

Hahaha saya lagi jatuh cinta sama Harris J, sosok yang jarang bahkan hampir punah dijaman modern ini.

Penyanyi muda berbakat jago ngaji dan hal sebagainya. Apalagi kalo udh dengar lagu-lagunya. Ajjiiiiib sekali.

Saya paling suka yang judulnya Love Who You Are sama I Promise.

Baru tau juga ternyata ada lagu buat ortu, apalagi saya paling sensitif sama yang namanya ayah. Dengar lagunya sambil berlinangan airmata *lebay*

Mulmed diatas juga fotonya Harris J hehe, janji deh chapter depan mulmed nya Kaisar.

Hahaha segini aja curhatnya wkwkw :v

Coba dengarin aja lagunya yaa readers :*

Selamat membaca...

☆☆☆

Kaisar Bahyaqi Arsyid.

Kaisar? Yah? Mungkin dia kaisar yang lainnya, tapi aku berharap itu benar-benar kaisarku dulu. Semoga.

Aku merindukan pelukannya. Pelukan penenang yang paling ampun untuk diriku saat kobaran api membara dengan besarnya Ia datang menenangkanku, seperti malaikat yang ada saat hambanya membutuhkan.

Aku masih ingat jelas apa yang terjadi saat masa kelam itu. Masa yang membuat kelurgaku harus mengulangi semua dari awal dan masa dimana aku menemukan kenyamananku untuk terakhir kalinya.

*Flashback*

Ambar. 5 tahun

"Aaaappppiiiiii....... Aaaappppiiiiii.......Aaaappppiiiiii......." teriak lantang seorang warga. Jam malam yang memang waktu untuk berkebung direlung mimpi. Harus diganti dengan kobaran api yang menyarak begitu sempurna.

Warga mulai halu-halang mencari sumber air terdekat, menyelamat kan barang yang biasa diselamatkan. Suara gaduh orang-orang berteriak, tangisan anak kecil yang kebingungan, serta doa-doa yang tak berenti terus mengalun, memohon berlindungan terhadap yang maha kuasa. Abah yang baru terlelap langsung bangun berlari keluar membantu yang lain. Umi berteriak memanggil Hasran dan Ambar untuk bangun.

Umi sibuk mencari berkas penting yang akan diselamatkan, Hasran terbangun melihat sekeliling dan asap mulai memasuki rumah, hasran berteriak. "Umi cepat! Ambar Umi!"

Umi mengangguk. Lalu berlalu pergi kekamar Ambar. Ambar yang baru saja terlelap langsung membulatkan matanya lebar, bangun dari tidurnya. Suara gaduh orang-orang diluar kamarnya begitu memekakkan telinga.

Untuk kisaran anak 5 tahun itu adalah mimpi terburuknya. Ambar menangis sembari berlari keluar kamar. "Abanggg?Abangg?Abang dimana? Ambar takut? Abahhhh, Umiii?" suara mungil ambar begitu pilu.

Tidak ada hentinya Ambar memanggil nama Abangnya.

"Abang, Ambar takut! Hikkss... Abang dimana? Abang, tolong Ambar? Abah? Umi?" Suara kecil itu terus mengalun pelan disusuri Air mata yang turun. Ambar terus berusaha mencari jalan keluar karena asap mulai mengumpul diseluruh ruangan.

"Umi disini sayang" teriak Umi menghampiri putrinya.

"Umii ambar takutttt...hkss..hikssss..umi tolong Ambar" tangisan segugukan Ambar.

"shhhtt...Ini Umi tenang sayang. Umi disini bersama Ambar" kata-kata penenang Umi untuk ambar sembari menghapus bulir-bulir air mata Ambar yang turun lalu mengangkat putrinya melesak pergi dari rumah yang hendak terbakar, berlari menjauhi kobaran api.

Menahlukkan Cinta Hambarsir ArsyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang