Part 2

166 9 0
                                    

Malam hari.
Sesampainya divila tersebut.

Si abang menepika mobilnya. Perjalanan cukup panjang membuat si abang dan Ambar lumayan pegal.

Setelah selesai memarkirkan dengan benar abang membangunkan Ambar.

Tak butuh waktu lama Ambar langsung terbangun.

"Loh kok.. aku dii...sii..nniii uuuaaaa..." ungkap Ambar sambil menguap

Reflek si abang memukul mulut si adik. "Hey kalau menguap ditutup mulutnya nanti iblis masuk tuh!" Tegas abang

Ambar terkikih dan cepat menutup mulutnya "sorry-sorry bang keceplosan" tawa Ambar sumbang takut si abang marah. Sebab kalo Abang marah udahlah rasanya mau ditenggelamkan bumi aja.

Murkanya dhasyat sekali. Walaupun hal kecil kalaupun itu salah ya salah. Itu prinsip abangnya. Menanamkan kejujuran kecil itu penting.

Apalagi untuk bangsa indonesia. Rasanya itu harus diutamakan agar tidak munculnya tikus-tikus korup. Tapi apalah daya Indonesia makin terpuruk yang tambah parahnya malah rakyat yang membuli pemimpinnya sendiri.

Ok back to story

"Bang dah nyampe yah?" Ambar kembali berucap setelah hening beberapa detik.
Ambar mulai bangun dari tidurnya bersikap untuk duduk.

"Iya udah. Ayok! Abang keluarkan koper dulu" abang pun keluar dari mobil menuju pintu belakang. Ambar sendiri merapikan penampilannya yang udah acak adul dan kakinya yang pegal karna tidur beringkuk.

Didepan Villa

"Assalamualaikum?" Salam Ambar dan Abang bersamaan

Tak lama kemudian muncul lelaki tua kisaran 50 tahunan lari terpogoh-pogoh.

"Walaikumsalam. Owalah Neng Ambar dan Bang Hasran toh" ungkap Pak Asma antusias

"Pak asma apa kabarnya?" Tanya Abang.

"Alhamdulilah bang masih sehat walafit. Ini masih umur panjang" jawab pak Asma disetai Tawa mereka bersamaan.

"Ohya pak ini mau nitip Neng Ambar bisa?"

"Iya bisalah bang!" Jawab pasti pak Asma

"Okelah kalau begitu. Saya titip adik saya ya pak. Tolonga dijaga baik-baik."

"Iya bang sip." Tegas pak Asma.

Abang pun beralih ke Ambar sembari memberikan kopernya.

"Ambar berapa hari disini?"

"Mungkin 8-9 hari bang" si abang pun mangut-mangut

"Yaudah nikmati liburanmu disini ya. Abang tinggal dulu. Ingat kalo ada apa-apa abang selalu ada buat Ambar. Jangan bertingkah macam-macam disini. Kewajiban beribadahnya jangan sampai ditinggalkan ya!" Ungkap panjang lebar si abang lalu menarik Ambar kepelukannya. Ambar pun membalas pelukan si abang.

"Iya abang sayang" Ambar menjawab riang karena begitu besar sayangnya abang.

"Haish.. abang bakalan kangen celoteh kamu dirumah?"

"Abang ih belum juga sejam udah kangen sama Ambar gimana kalo abang udah punya istri? Paling juga lupa sama Ambar!" Gerutu Ambar

Abang tertawa renyah. Abangpun mengedorkan pelukan.

"Abang pulang ya?"

"Loh kok pulang ga nginap dulu? Abang ga cape apa?"

"Capek sih. Tapi besok ada meeting sama klien mana bisa ditinggal. Bisa-bisa dibejek Abah dah abang"

Menahlukkan Cinta Hambarsir ArsyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang