Part 3

3.6K 255 2
                                    

Annyeonghaseyo!!
Gak nyangka banget uda 1k viewers-nya :') *hiksrot*
Terima kasih untuk komentar dan vote dari reader sekalian! :)
Tetap vomment yaa :3 gomabseubnida!

----------------------------------------------------------

Goo Jaena tak henti-hentinya mengerjapkan mata hazelnya ke sekeliling ruangan bernuansa minimalis. Ya, sekarang ini gadis itu sudah menginjakkan kakinya di kediaman Cho Kyuhyun. Sebuah apartemen mewah dengan perabotan yang disusun serapih mungkin. Dilihat sekilas, apartemen ini sangat terawat. Sejenak gadis itu jadi ragu akan apa yang harus dikerjakan olehnya nanti bila ruangan ini bahkan tak terlihat berantakan sedikit pun.

"Jaena-ya, mulai hari ini kau akan bekerja di sini. Apakah ini terlalu besar untuk kau kerjakan sendirian?" Kyuhyun sudah lebih dulu masuk dan mengambil air minum dari kulkas, sedangkan Goo Jaena masih berdiri di pintu masuk dengan ekspresi kagum yang terlalu mencolok. Benar, apartemen ini sangat besar dan nyaman.

"Wah.." Jaena masih belum bisa mengatupkan bibirnya yang sedikit terbuka. Matanya masih memandang kagum design interior apartemen Kyuhyun.

"Setidaknya masuk dan duduklah dulu. Tidak pegal berdiri di sana?" sindir Kyuhyun dengan menyisipkan nada bercanda di dalamnya. Goo Jaena bukan orang pertama yang kagum akan apartemennya yang luar biasa hebat. Gadis itu segera sadar dan menunduk malu lalu akhirnya menyusul Kyuhyun yang saat ini sudah duduk di sofa kebesarannya.

Goo Jaena ikut duduk di sofa, berhadapan dengan calon majikannya. Tangannya bergerak merapihkan mini dress yang dikenakannya sebelum kecelakaan. Pahanya yang cukup terekspos membuat gadis itu kurang nyaman meskipun hanya duduk di sofa.

Kyuhyun paham ketika melihat Jaena sedang gelisah membenarkan posisi duduknya dan langsung melempar jas hitam yang dikenakannya tadi kepada gadis itu. Pria itu semakin takjub melihat kesopanan sang gadis.

"Ah, kamsahabnida," ucap Goo Jaena tulus seraya menutupi kaki jenjangnya dengan jas yang dilempar pria itu tadi.

Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke gelas di atas meja. "Memangnya apa yang kulakukan? Aku minta tolong cucikan itu nanti," ujar pria itu sedikit canggung seperti habis dipergokki membuang sampah sembarangan.

Goo Jaena mengulum senyum. Ia tahu bahwa maksud Kyuhyun bukan itu, hanya saja pria itu malu mengutarakannya. Bagaimana pun Cho Kyuhyun adalah seorang pria dewasa.

"Ne, aku akan mencucinya nanti. Aku berterima kasih karena kau sudah memberiku sebuah pekerjaan," balas Jaena ikut mengalihkan pembicaraan.

Pria itu berdiri dari sofa dan menatap lurus Goo Jaena. "Baiklah, kau pakai kamar di sebelah sana. Kamarku ada di sebelah, jadi jangan buat kegaduhan karena aku bisa dengan jelas mendengarnya. Kamar itu dipakai noona sebelum menikah dan ikut dengan suaminya. Kau bisa menggunakannya sekarang," jelas Kyuhyun panjang lebar. Gadis itu mengangguk semangat.

"Dan ini," Kyuhyun mengulurkan beberapa lembar uang kepada Goo Jaena yang menatap bingung ke arahnya.

"Pakai uang ini untuk membeli seluruh keperluanmu. Aku lihat kau tidak bawa apa pun selain baju yang kau kenakan. Aku memang punya banyak pakaian yang tak terpakai, namun kau tahu pasti bahwa itu pakaian lelaki."

Goo Jaena menggelengkan kepala, membuat Kyuhyun mengernyit. "Aku tidak bisa menerima uang itu tanpa melakukan sesuatu."

Pria itu segeram mengerti maksud Jaena langsung berkata dengan tidak sabar, "Kau bisa anggap ini hutang, aku akan memotongnya bertahap dari gaji bulananmu nantinya. Jadi sekarang kau hanya meminjamnya saja kepadaku."

Seketika Goo Jaena menyunggingkan senyum selebar-lebarnya membuat Kyuhyun sedikit terpana melihat senyum gadis di hadapannya sekarang.

"Baik, aku akan menerimanya. Kamsahabnida!" Jaena berdiri dan mengambil uang yang jumlahnya tak sedikit itu kemudia membungkuk dalam-dalam. Gadis itu merasa seperti baru dipertemukan dengan malaikat penyelamatnya.

"Tak perlu seforrmal itu, Jaena-ya. Ne, cheonma. Baiklah sekarang aku istirahat dulu. Di sini tidak ada ruangan rahasia selain kamarku. Kau bisa mengenalinya sendiri pelan-pelan. Selamat malam." Cho Kyuhyun melangkah meninggalkan ruang televisi menuju kamar utama di mana ia tidur. Goo Jaena mengiringi kepergian Cho Kyuhyun dengan tatapan kagum sekaligus terharu.

"Appa, eomma.. Apakah orang ini yang kalian utus untukku?" Senyumnya merekah. Gadis itu memulai dengan mencuci baju dengan mesin cuci yang tersedia sebagai awal pekerjaannya.

***

Jaena's POV

Aku berharap ini semua bukan mimpi. Aku bisa tidur di kamar yang besar dan sejuk di atas kasur empuk dan nyaman dengan tenang. Seberkas cahaya menelusup ke kamar melalui celah di tirai jendela menusuk kelopak mataku yang masih tertutup. Jujur saja, aku sangat takut membuka mataku sekarang. Aku takut kalau ini benar-benar hanya sekedar mimpi. Sungguh, aku takut apabila ketika kubuka mata ini, aku kembali ke dunia nyata yang sungguh mengerikan.

Kubuka mataku perlahan. Bed cover yang masih menutupi sekujur tubuhku meninggalkan rasa hangat di kulit. Kupandang sekeliling kamar, ah, ternyata ini bukan mimpi. Jadi aku sungguh-sungguh bekerja dengan Cho Kyuhyun yang baik. Aku juga merasa aman dan tidak perlu takut diperlakukan yang tidak-tidak karena sampai saat ini aku masih utuh tidak 'tersentuh' apapun.

Sebentar aku meregangkan otot-ototku lalu segera keluar kamar hendak menyiapkan sarapan untuk.. Astaga! Ini jam berapa? Apakah Kyuhyun oppa sudah berangkat kerja? Heol, aku telat bangun karena terlalu menikmati kamar baruku yang ribuan kali lebih nyaman dari sebelumnya. Buru-buru aku mencari sosok tampan itu - harus kuakui, Cho Kyuhyun pria tampan dan mempesona. Sayang, umurnya terlalu jauh denganku. Aku yakin dia tak mungkin melirikku yang sudah seperti usia adiknya itu - kalau dia punya adik. Aku tak lain hanya seorang gadis remaja yang perlu diberi pertolongan saja. Ya, Goo Jaena, kau harus ingat posisimu itu!

Kosong. Apartemen ini sepi sekali. Kutengok di seluruh tempat yang ada di sini, namun tidak ada pria itu. Aku menghela napas kecewa, merasa tidak enak dengannya. Mataku bertemu dengan sebuah kertas kuning yang tertempel di pintu kamarku, tidak, mungkin ini ditempel oleh Kyuhyun oppa. Karena terburu-buru tadi aku sampai tidak menyadarinya. Alisku bertaut saat membacanya dengan suara lantang.

"Jaena-ya, aku berangkat bekerja dulu. Kalau ingin sarapan, buatlah dengan bahan yang tersedia di kulkas. Kalau kau tidak bisa memasak, pergi beli di supermarket di bawah apartemen ini. Ah, kau bisa pergi membeli keperluanmu setelah menyelesaikan urusan rumah. Aku akan kembali pukul tujuh malam. Kode rahasia apartemen ini: 020304

Jaga rumah baik-baik, ya! Gomawo~"

-Cho Kyuhyun-

Ah, benar. Pria baik ini bukan pengangguran. Haha, Goo Jaena, seharusnya kau menggunakan otak standarmu itu untuk berpikir. Baru sehari masuk di kehidupannya, aku sudah merasa seperti telah mengenalnya selama bertahun-tahun. Aku terus mengingatkan diri sendiri untuk tidak melibatkan diri terlalu jauh dalam kehidupan Cho Kyuhyun yang telah bermurah hati mau memberi pertolongan kepadaku. Oh, ayolah. Siapa yang tidak takut memikirkan kemungkinan itu? Maksudku, pria itu tampan, baik, dermawan, dan dewasa.. Kurasa setiap gadis normal mengidam-idamkan sesosok pria yang seperti itu.

Aku menepuk pipiku sendiri dengan keras. Benar, aku tidak boleh terlibat lebih jauh lagi. Yang harus kulakukan adalah mengumpulkan uang dan segera mencari tempat tinggal baru. Sejujurnya aku tak keberatan bila diizinkan untuk tinggal lama di sini, di apartemen Cho Kyuhyun. Tapi, aku tidak mau bergantung dengan seseorang untuk kesekian kalinya. Goo Jaena adalah gadis yang mandiri dan pekerja keras, bukan gadis manja.

Dengan yakin, aku memulai pekerjaanku yang seharusnya. Apartemen ini cukup rapih menurutku, mencari vacuum cleaner dan alat pel saja tidak susah. Ini semua harus menjadi awal yang baik.

To be continue...

It Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang