Cho Kyuhyun's POV
"Kyuhyun-ah, nanti malam aku ke tempatmu, ya." Mataku beralih dari tumpukkan kertas yang sedang kubaca ke arah bocah tengik di hadapan meja kerjaku saat ini.
"Yak, mau apa kau ke apartemenku? Cukup sekali kau menghancurkan tempatku, Henry Lau yang terhormat," sindirku lalu kembali fokus kepada kertas-kertas yang sempat kuabaikan tadi.
"Aigoo, kau masih mempermasalahkan itu? Aish, waktu itu aku sedang mabuk, Kyu-ah. Memangnya kau tak pernah muntah ketika terlalu banyak minum?" Tanpa mengalihkan tatapanku sedikitpun, dengan santai aku menjawab bocah peralihan itu.
"Kalau pun pernah, aku tak mungkin muntah di tempat tinggal orang lain. Lagipula siapa suruh kau minum terlalu banyak saat itu? Kau tahu sendiri bahwa dirimu bukan peminum yang baik." Meskipun tak melihat ekspresinya, aku tahu kalau bocah setengah monster itu pasti sedang kesal mendengar 'kebenaran' yang baru saja kukatakan dengan lugas.
"Hyung, kenapa kau begitu kejam? Aku kesepian karena di rumah tidak ada orang. Ayolah, biarkan aku menginap di tempatmu. Eotte?" Kalau saja bocah itu menginap sebelum Goo Jaena tinggal di apartemenku, sudah pasti aku menerimanya. Tapi aku terlalu malas mendengar ocehan Henry saat mengetahui Goo Jaena bekerja di rumah, ani, maksudku tinggal di tempatku.
"Shireo. Pintuku tertutup untukmu. Sudah, sana kembali bekerja, masih banyak berkas yang harus kuperiksa," usirku dengan menggunakan isyarat tangan yang dikibaskan.
Henry berdecak sebal lalu berjalan menuju pintu ruangan. "Lihat saja, aku akan datang nanti." Ucapannya kuhiraukan.
"Terserah kau saja, aku tak akan membukakan pintu untukmu."
***
Author's POV
Goo Jaena sedang memandang datar ke arah cermin yang menampakkan seluruh badannya. Ia sudah membersihkan apartemen dan berbelanja di supermarket. Ia juga sudah membeli beberapa helai pakaian dan pakaian dalam wanita serta beberapa keperluan perempuan.
"Okay, sekarang waktunya aku memasang," gumam gadis remaja itu ketika melihat jarum pendek jam menunjuk angka enam. Kyuhyun memang sering pulang pukul tujuh. Goo Jaena mengantisipasinya dengan membuat makan malam untuk mereka berdua.
Gadis ini mungkin masih terbilang sangat belia, namun kemampuan memasaknya tidak dapat diremehkan. Semasa dirinya tinggal di panti sosial, gadis itu sering mendapat giliran piket memasak. Kini ilmunya berguna disaat-saat seperti ini. Tak terasa empat puluh lima menit Jaena berkutat di dapur. Sudah tak terdengar lagi suara denting sendok maupun pisau di sana. Semua sudah tertata kembali dengan rapih. Untuk seorang gadis berusia tujuh belas tahun, Goo Jaena tergolong rajin.
Setelah menata mangkuk dan sumpit pada tempatnya, Jaena memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Ia memilih makan malam bersama Kyuhyun sepulang pria itu bekerja.
***
Cho Kyuhyun's POV
Aku menekan bel beberapa kali, namun tak kunjung mendapat jawaban dari dalam. "Apakah gadis itu sedang keluar?" Akhirnya kumasukkan sendiri kata sandi apartemenku ini. Memang perbuatanku ini sangat konyol. Untuk apa aku menekan bel apartemenku sendiri? Padahal jelas-jelas aku tahu kata sandinya. Apa karena kehadian gadis itu? Hahaha, Kyuhyun babo! Kau pria konyol.
Ceklek. Pintu terbuka lebar dan aroma jjangmyeon langsung menghampiri hidungku. Aku memejamkan mata menikmati aroma masakan yang nikmat ini.
"Rupanya gadis itu pandai memasak." Senyumku merekah begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Called Love
FanfictionGoo Jaena, gadis belia berusia tujuh belas tahun yang telah hidup mandiri setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya selama-lamanya. Seakan menemui takdirnya ditengah badai masalah, seorang pria yang akhirnya menjadi tambatan hatinya bernama Cho Kyuh...