Part 5

2.9K 205 2
                                    

Jaena's POV

Mulanya aku pikir Kyuhyun oppa ingin menjualku atau semacamnya.. Astaga! Aku benar-benar merasa bersalah sekarang..

Sebelum aku mencerna keadaan, kupikir selama ini Kyuhyun oppa berbaik hati menampungku karena ingin memanfaatkanku saja, ternyata aku salah. Kehadiran Henry oppa di sini menjelaskan semuanya. Masa pria itu bertanya apakah aku pacar baru Kyuhyun oppa? Pertanyaan konyol, tapi pertanyaan itu membuatku mengerti satu hal.. Cho Kyuhyun belum mempunyai kekasih! Aigoo, pria baik dan tampan seperti dia bahkan belum mempunyai tambatan hati? Padahal aku sangat yakin kalau ada banyak yeoja di luar sana yang menggilai Kyuhyun oppa. Secara fisik saja sudah sempurna ditambah dengan kebaikan hatinya itu. Oops, apa aku juga salah satu dari para yeoja di luar sana?

"Ohh, begitu. Kenapa kau tidak menjelaskannya padaku, hyung?" Henry oppa baru saja selesai mendengar penjelasan dari Kyuhyun oppa mengenai awal pertemuan kami. Ya, ya. Kecelakaan itu.

"Lalu, di mana keluargamu sekarang? Apa mereka tidak tahu soal kecelakaanmu?" Aku tersenyum miris menanggapi pertanyaannya. Kalau saja Kyuhyun oppa tidak membantuku dalam menjawab pertanyaan ini, mungkin aku akan menangis sekarang.

"Kau ini banyak bertanya, Henry-ah. Sudah, aku telah menjelaskan semuanya kepadamu. Sekarang kau mau apa lagi?" Aku menatap Kyuhyun oppa dengan tatapan terima kasih. Pria itu bahkan tahu letak sensitifku.

"Arraseo, arraseo. Hmm, Jaena-ssi, sebelum bekerja pada Kyuhyun, kau bekerja di mana memangnya?" Sepertinya pria ini adalah teman baik Kyuhyun oppa, tak ada salahnya aku berbuat baik padanya juga.

"Aku seorang penari," jawabku rendah hati. Aku tak tahu apa profesi itu layak dibanggakan atau tidak sebenarnya.

"Oh, ya? Daebak! Bisakah kau menari untuk kami? Hyung, kau pasti ingin menyaksikannya juga, kan?" Kupandangi kedua pria dewasa itu secara bergantian. Wajah Henry Lau nampak berseri-seri sedangkan Cho Kyuhyun hanya mengangkat bahu saja.

"Terserah kau saja, Jaena-ya. Kau tak perlu memenuhi permintaan si bodoh ini kalau kau memang tak ingin melakukannya." Dengan bijak, Kyuhyun oppa memberi pilihan kepadaku. Kurasa tak ada salahnya aku menari sekarang, toh sejak kecelakaan itu aku belum menggerakkan tubuhku lagi — dalam kasus ini maksudku adalah menari.

"Gwaenchana, aku akan menari untuk kalian."

"Yoshaa! Kupilihkan lagunya, eoh?" Henry oppa langsung mencari lagu di ponselnya, sedangkan Kyuhyun oppa kini menatapkan dengan tatapan yang tak kumengerti..

"Okay, bagaimana dengan Bubble Pop dari Hyuna 4minute?" Duk! Kyuhyun oppa menimpuk kepala sahabatnya itu dengan bantal sofa.

"Appo! Waeyo? Tak ada salahnya, kan? Penari pasti bisa menari lagu ini!" Memang tidak ada salahnya sih, aku bisa saja menari lagu itu untuk mereka. Kenapa Kyuhyun oppa marah?

"Andwae! Cari lagu lain atau Jaena tak akan menari?" Aku tertawa kecil menanggapi ancaman Kyuhyun oppa itu. Aku saja tidak protes..

"Yak, hyung! Jaena-ssi saja tidak masalah, kenapa kau yang marah?! Baiklah, kalau lagu dari SNSD boleh, kan? You Think sepertinya menarik." Aku langsung mengangguk semangat, I like this song so much! Segera kulirik pria itu, hmm, Kyuhyun oppa seperti setuju juga.

"Kenapa menatapku seperti itu?! Yang menari kan Jaena, bukan aku!" Ditoyornya kepala Henry oppa dengan jari telunjuk Kyuhyun oppa. Aku terkikik geli melihat tingkah mereka.

Henry oppa seperti tak terima dengan perlakuan yang baru saja diterimanya langsung melancarkan aksi protes. "Yak! Bukankah tadi kau yang melarang-larang Jaena? Kenapa sekarang kau bersikap seperti tidak ada masalah sama sekali?!" Kyuhyun oppa hanya mengangkat bahu acuh tak acuh.

"Sudah, sudah. Sekarang bisa putarkan lagunya untukku?"

Author's POV

Henry Lau langsung berubah drastis begitu ingat tujuan awalnya. Dengan sigap ia mengeluarkan iPod hitamnya dan memutar lagu terbaru SNSD yang berjudul You Think.

Ketika instrumen awal sudah terdengar, Jaena bergerak kecil seperti memikirkan koreografi yang pas dengan lagu ini.

Begitu lagu benar-benar mulai, seluruh tubuh Goo Jaena bergerak mengikuti alunan musik yang berdentum. Kedua pria di sofa menatap gadis itu tanpa berkedip sama sekali. Setiap lekuk tubuh terlihat begitu jelas ketika gadis itu mulai menari. Oh yeah, Goo Jaena adalah gadis remaja yang sudah beranjak dewasa. Tentu saja bagian-bagian tubuhnya juga sudah tumbuh dengan sempurna.

Henry mengerjapkan matanya sambil menggelengkan kepala penuh kagum pada Jaena. Cho Kyuhyun sendiri mendapati jantungnya berdebar aneh saat melihat tarian gadis yang ditampung di apartemennya sekarang.

Lagu telah memasukki refrain dan kedua lelaki ini masih betah menikmati pemandangan di depannya. Goo Jaena sendiri enjoy dengan gerakan yang diciptakannya secara spontan barusan. Gadis itu sengaja tidak mengikuti gerakan SNSD karena ingin mencoba gerakannya sendiri.

Kyuhyun terkejut saat mendengar tepuk tangan meriah dari pria di sebelahnya. Ia baru sadar tak terdengar lagi suara lagu yang artinya Goo Jaena telah selesai menarikan sebuah lagu untuk kedua pria tersebut.

"Wohoo! Jaena-ssi, neo jeongmalyo daebak! Aku tak menyangka bisa menonton konser gratis di apartemen yang dulunya seperti kuburan ini. Aww!" Kyuhyun mendaratkan sebuah pukulan tepat di kepala Henry yang kini mengaduh kesakitan.

Entah kenapa Kyuhyun sekarang merasa sedikit aneh ketika menatap Goo Jaena. Darahnya tak berhenti berdesir saat membayangkan bagaimana eloknya gadis itu menari.

"Itu memang sudah menjadi kebiasaannya, tentu saja hebat. Sudahlah, aku mau istirahata. Lebih baik kau pulang sekarang, Henry-ah! Aku ingin istirahatku tenang."

Pria yang lebih pendek sedikit dari Kyuhyun itu bangkit dari sofa. "Arraseo, sepertinya Jaena-ssi juga membutuhkan banyak istirahat. Kalau begitu, aku pulang dulu. Aku pastikan akan sering-sering mengunjungimu, hyung, Jaena-ssi."

Kyuhyun memutar bola matanya malas lalu ikut berdiri dan mendorong tubuh Henry menjauh dari Goo Jaena. Gadis itu merasa kedua pria itu terlihat seperti musuh yang saling menyayangi.

"Jaena-ya, lain kali kau tak perlu menuruti kemauan bocah itu. Abaikan saja dia," sahut Kyuhyun begitu pria itu kembali ke ruangan.

"Tak masalah oppa, toh menari adalah kegemaranku. Sebenarnya tadi aku juga tak merasa keberatan bila diminta meniru gerakan Hyuna 4minute di Bubble Pop. Lagu itu asyik sekali untuk peregangan otot-ototku pasca kecelakaan," balas gadis itu sambil membereskan mangkuk-mangkuk kosong di atas meja.

Kyuhyun menghela napas lelah. "Mungkin tak akan menjadi masalah bagimu, tapi sudah pasti akan menjadi masalah bagiku setelah kau selesai menari lagu itu. Oh tidak, Kyuhyun, kau harus lebih berhati-hati."

"Aku hanya tidak ingin temanku itu merepotkanmu, itu saja. Kadang-kadang kemauannya membuatku naik darah," dalih Kyuhyun sambil memijat pelipisnya yang berdenyut sejak tadi.

"Ani, kalau untuk orang yang sudah berbaik hati menolongku, aku takkan merasa direpotkan sama sekali," balas Jaena merendah lalu meninggalkan pria itu sendirian di ruang televisi.

To be continue...

It Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang