1. Rindu

2.4K 96 8
                                    


Reza ingin tahu tentang cerita seorang tua yang hidup diatas bukit dipinggiran desa tempatnya hidup. Dan tentu, dia bukanlah satu-satunya anak yang ingin tahu orang tua tersebut di desanya. Malah sebenarnya, hampir semua anak-anak di desa ingin tahu mengenai gambaran si tua yang hidup diujung desa. Mereka hidup dengan doktrin para orangtua mengenai 'si tua berbahaya yang hidup di rumah tua diatas bukit diujung sana yang akan memakanmu hidup-hidup jika kamu bermain terlalu dekat dengannya'.

Desa itu adalah desa yang sangat damai untuk menjadi tempat hidup mereka yang memilih kesederhanaan yang indah, sebuah opini yang menjadi fakta setelah duapuluh tahun kedamaian. Disana hidup banyak anak kecil, termasuk Reza dan teman-temannya, Tia, Runi, dan Wanda, yang juga hidup dalam damai. Tetapi hanya ada satu gangguan yang menjadikan kedamaian tersebut tidak sempurna, dan gangguan itu adalah cerita si tua diatas bukit.

Cerita tersebut biasa digunakan untuk menakuti dan mendoktrinasi anak-anak untuk tidak mendekati bukit tersebut, mendeskripsikan si tua seperti penjahat perang. Dibilang juga bahwa si tua adalah pembunuh berdarah dingin, yang membunuh banyak orang dan mengumpulkan kepala mereka di gudangnya. Dan juga, walaupun dia sudah tua, dia masih menunggu untuk sasaran berikutnya, menghidupi kembali momen ketika dia membunuh orang-orang di desa.

Reza, Tia, Runi, dan Wanda adalah mereka yang paling ingin tahu diantara semua anak-anak, hingga titik dimana mereka selalu menginvestigasi rumah tersebut di kaki bukit. Tetapi suatu hari, Reza ingin menjadi nekat. Dia mengumpulkan ketiga temannya dan menginvestigasi rumah tersebut secara langsung.

Keempat anak tersebut menginvestigasi rumah tersebut dengan sangat hati-hati, sedikit demi sedikit, dari halaman terluar hingga bagian terdalam rumah tersebut. Tetapi ketika mereka berhasil memasuki rumah tersebut, mereka menemukan hal-hal aneh. Mereka menemukan sebuah piano, dan banyak partitur berserakan. Tidak hanya itu, mereka menemukan sebuah fonograf yang memainkan sebuah lagu klasik yang tua dan sangat menenangkan hati. Benda-benda aneh tersebut tambah lama tambah banyak, seperti ketika mereka menemukan sebuah foto dari keluarga yang bahagia, dan yang paling mencurigakan adalah sebuah foto anak perempuan.

Runi membuat kesalahan besar, dia jatuh ke atas piano, yang menyebabkan suara disonan keras, membawa si tua kepada ruangan tempat keempat anak tersebut berada. Ketika mereka bersiap diri untuk mengalami kehilangan yang terbesar – hidup mereka – si tua malah menawarkan keempat anak itu untuk meminum teh.

Tentu saja keempat anak itu merasa kebingungan, bagaimana caranya seorang tua yang menakutkan menurut cerita menjadi sangat baik dan lemah lembut? Si tua menceritakan cerita berdasarkan sisinya, mengenai dunia sedang berada didalam perang dan dia adalah salah satu dari prajurit yang ada, mengenai bagaimana dia salah menembak, ketika para penduduk desa tenggelam didalam amarah dan mengeroyokinya, dan bagaimana dia membiarkan anak-anak pada masa itu melihat kematian orang tua mereka. Si tua sama sekali tidak bangga ketika membunuh penduduk desa, dan tentu dia merasa sangat menyesal sehingga dia tidak ingin menunjukkan wajahnya lagi kepada dunia. Anak-anak di masa lalu telah tumbuh dewasa, tetapi rasa takut membekas dalam di hati mereka, menumbuhkan rasa benci kepada si tua dan melebih-lebihkan cerita mengenai si tua kepada anak-anak mereka.

Reza, merasa menyesal untuk si tua, memaksa semua yang berada di ruangan tersebut untuk membawa si tua ke desa agar dia dapat melihat bahwa desa tersebut telah berubah. Pada awalnya semua menyangkal, terutama si tua sendiri karena dia tidak tahan untuk menunjukkan wajahnya kepada mereka yang orangtuanya ia bunuh. Reza tetap memaksa, dan menyuruh teman-temannya untuk membawa si tua ketika mereka pulang.

Rencana itu berhasil, si tua akhirnya keluar dari rumahnya, melihat dunia setelah duapuluh tahun hidup diatas bukit, melihat semua telah berubah. Tetapi kemudian konflik terjadi, ketika para orangtua melihat keempat anak itu membawa si tua yang dosanya tidak dapat mereka ampuni. Mereka berteriak mengusir si tua, mengatakan bahwa si tua harus kembali ke tempatnya atau mati. Dan sekali lagi si tua merasa menyesal, menundukkan kepalanya seraya berupaya pergi kembali ke bukit.

Reza menghentikan si tua, dan meneriakkan kembali kepada para orang tua, bahwa si tua menyesal dan meminta maaf untuk semua yang ia lakukan di masa lalu, dan menginginkan pengakuan dari semua penduduk desa. Tidak ada yang mendengar, tidak ada satupun orangtua yang setuju dengan teriakkannya. Yang tertua dari para orangtua muncul dan memberi si tua sebuah ultimatum, bahwa dia harus kembali ke bukit atau dia akan dibunuh saat itu juga. Reza tidak takut sama sekali terhadap ultimatum tersebut, tidak seperti si tua yang sudah rela untuk kembali. Reza menarik tangan si tua dan menyingkirkan masa, berusaha dengan sekuat tenaga untuk membawa si tua kedalam rumahnya. Tetapi sayangnya, pemimpin para orangtua, tetua dari para orangtua, kehilangan akalnya, mengeluarkan senapannya dari balik jubahnya dan mengeker pada tubuh Reza karena dia berkeras hati ingin melindungi si tua, agar dia dan si tua mati bersama. Kejadian itu terjadi dengan sangat cepat, tidak ada yang tahu bahwa tetua para orangtua mengeluarkan senapannya, kecuali si tua dari atas bukit. Si tua bergerak cepat, mendorong dan menjauhkan Reza, dan menerima peluru itu sendirian.

Hari itu berakhir dengan merah di jalan dan dilangit, dan si tua menikmati waktu tuanya, merasakan rindu, dan tidur dengan damai.


Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang