6. Istana Cinta

512 28 0
                                    


Suatu hari ada trio sahabat yang menjalin hubungan yang unik satu dengan lain. Ketiganya adalah seorang lelaki, perempuan, dan perempuan yang masih bocah. Si lelaki pernah menjalin hubungan yang sangat erat dengan si perempuan, walau si perempuan tidak terlalu menganggap si lelaki sebagai kekasihnya. Si bocah mengalami cinta monyet dengan si lelaki, tetapi tentu saja dia terlalu mudah untuk menjalin hubungan kekasih, dan si lelaki hanya menganggap bahwa si bocah adalah adik kecilnya.

Sang trio sedang dalam perjalanan ke wilayah yang jauh dari perumahan mereka. Ada pertengkaran diantara si lelaki dan si perempuan, yang menyebabkan mereka untuk berjalan terpisah. Si bocah menjadi bingung dan pada akhirnya mengikuti si perempuan. Perjalanan itu ternyata perjalanan yang cepat, dan kedua kelompok tiba di suatu istana besar yang aneh. Mereka tidak bertemu satu sama lain atau mengambil gerbang yang sama, tetapi mereka berdua memang jadi memasuki istana besar itu karena rasa ingin tahu.

Istana itu sangatlah besar, sudah berjam-jam berlalu dan mereka tidak menemukan jalan keluar sama sekali atau bahkan tahu jalan kembali. Mereka bahkan tidak bertemu di dalam istana itu. Hari menjadi malam dan kedua kelompok itu tidak juga menemukan jalan keluar. Mereka bahkan tidak dapat menemukan jalan untuk mencapai taman ditengah-tengah istana itu, yang mereka lihat dengan jelas ketika mereka berada di koridor lantai dua. Si perempuan dan si bocah menjadi resah dan putus asa, mereka mulai berlari didalam istana itu, mengetahui bahwa istana itu tidak bertuan karena tidak ada cahaya yang dinyalakan ditengah malam itu. Berjam-jam kemudian, si lelaki pun menjadi resah, dan kedua anak hawa itu tenggelam dalam rasa takut dan mulai berlari dan berlari.

Si perempuan dan si bocah menjadi panik dan terpisah dari satu sama lain ketika si perempuan berlari terlalu cerpat hingga si bocah tidak tertinggal dan tidak tahu kapan dan dimana si perempuan berbelok. Sudah tengah malam, dan ketiga insan itu berlari dan berlari dalam rasa takut. Tiba-tiba si perempuan menabrak seseorang, dan seseorang itu adalah si lelaki. Keputusasaan menghancurkan segala gengsi si perempuan dan secara tidak sadar membungkus si lelaki dalam rasa rakut sambil berteriak. Beberapa detik kemudian, keduanya menyadari bahwa mereka telah bertemu seseorang yang mereka kenal.

Keduanya menjadi sedikit lebih rileks dan mulai berjalan bersama, lelah untuk berlari. Mereka berbincang-bincang. Pada awalnya gengsi masih terlihat dikeduanya, tetapi lama kelamaan melemah dan mereka mulai membicarakan masalalu dimana mereka berdua hampir seperti sepasang kekasih. Waktu ke waktu seraya mereka berjalan berdua saja, mereka mulai menumbuhkan rasa, dan cinta tumbuh perlahan didalam istana itu.

Seketika mereka mulai berpegangan tangan, jalan menjadi jernih dan mereka mulai terbiasa dengan sudut-sudut istana besar itu. Mereka mulai berjalan lebih cepat dan berpegangan lebih erat, dan penglihatan mereka menjadi lebih jelas. Sudut demi sudut, ruangan demi ruangan, lorong demi lorong, mereka menemukan aula besar yang menuju ke taman sentral.

Di taman itu, mereka menemukan bangku istimewa, dan lega karena akhirnya ada tempat untuk mengistirahatkan kaki mereka. Ketika mereka duduk di bangku itu, keduanya melihat langit dan terlihat dengan sangat jelas miliaran bintang. Dengan bulan, bintang-bintang, penataan indah taman itu, dan seni yang melekat di istana besar itu, semua menjadi romantis. Entah bagaimana jalannya si perempuan mulai menyenderkan dirinya kepada pundak si lelaki, dan si lelaki menjadi gugup.

Mereka lelah, sangat lelah dan tidak dapat lagi berdiri ataupun duduk. Mereka berdua membaringkan badan untuk melihat dengan jelas bintang-bintang di langit. Mereka mulai meminta meminta maaf atas keburukan mereka masing-masing, dan si lelaki mulai memeluk si perempuan dengan rasa selagi berbaring di bangku itu. Mereka bahagia dan damai.

Tiba-tiba sebelum mereka tertidur, si bocah kecil datang dan melihat mereka berdua sedang berpelukan dengan romantisnya di bangku itu. Si lelaki dan si perempuan melihat kepada si bocah yang menunjukkan airmuka mereka yang tidak dicinta, dan si bocah secara kekanak-kanakan berlari sambil menangis. Kedua pasangan itu tertawa selagi mendekati si bocah selagi berpegangan tangan, membawanya pulang kerumah, dengan mudahnya keluar dari istana mistis yang menunjukkan jalan keluar ketika cinta sejati ada disana.


Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang