Sembilan

19.3K 694 13
                                    

Vote dulu baru baca :)

Jam 8 malam aku bersiap buat jemput si bocah labil, tepat jam 9 kurang 15 menit aku langsung berangkat dari rumah. Mama dan papa sempat menanyakan mau pergi kemana, aku bilang aku akan bertemu dengan Zanny dan mereka langsung mengizinkannya

Tepat jam 9 aku sampai di depan rumah si bocah labil, aku dipersilahkan masuk oleh pembantunya. Aku menunggu dia di ruang tamu, cukup lama menunggu dia turun dari kamarnya

Suara detakan sepatu membuatku mengarahkan pandangan ke arah asal suara, aku melihat si bocah labil dengan dress ketat berwarna hitam di lengkapi dengan heels berwarna sepadan. Dia terlihat sexy, sampai pangling ngeliatnya

"OM... Ayukk berangkat, telat nih" katanya membuyarkan lamunanku

"Ehh, lo keluar pake baju kayak gini? Ngga salah?" tanyaku

"ENGGA! Om udah ayukk cepetan"

Mobil melaju menuju club yang kemarin, dan tak lama kita sampai di club. Aku sudah terbiasa dengan hingar bingar club, jadi ngga masalahlah

Dia mulai mengerjakan tugasnya dan aku sedikit membantunya, setelah selesai ngerjain tugas itu, aku sama si bocah labil itu langsung pulang karena waktu udah menunjukan pukul 23.30. Setelah menempuh waktu 20 menit aku dan si bocah labil sampai juga dirumahku

Aku ikut turun dari mobil dan mengantar sampai di depan rumahnya

"Thanks om untuk pertolongannya"

"Iya sama-sama, lain kali jangan ceroboh"

"Yaudah, lo pulang sana om udah malem"

Aku memperhatikan gerak - gerik bibirnya, entah kenapa bibirnya menggodaku. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, reflek dia nutup matanya. Akupun makin mendekatkan wajahku, dan menempelkan sempurna bibirku ke bibirnya

Makin lama makin dalam dan dia juga menikmatinya, tanpa sadar bibirnya terbuka sehingga memberikanku akses untuk memasukan lidahku dan aku langsung saja menyusuri rongga mulutnya

Aku merasakan tubuhnya melemas, dan dengan singgapnya aku menahannya dengan cara memegang pinggangnya. Ciuman ini makin lama makin panas

Namun dia memukul dadaku, aku melepaskannya. Dan aku bisa merasakan nafasnya yang masih menggebu, aku yang tersadar langsung tersenyum kikuk kepadanya. Dan aku mengarahkan tanganku ke arah bibirnya lalu mengelap jejek ciumanku

"Masuk sana, maaf buat yang tadi" ujarku

"I..iya gue masuk, lo hati-hati di jalan"

Aku langsung masuk ke dalam mobil, sampai di mobil aku memegang dada sebelah kiriku. Aku merasakan hal aneh dalam diriku

Aku mengemudikan mobilku menjauhi rumahnya, sesampainya di depan rumahku. Aku langsung masuk ke dalam rumah, aku udah disambut dengan mama dan papa di ruang tamu

"Raf sini duduk" ucap mama

"Ada apa mah?"

"Kamu dari mana?"

"Abis nganter Zanny mah"

"Raf papa tau kamu sayang sama Zanny, tapi harusnya kamu menjaga Zanny dan bukan merusak masa depannya"

"Pah aku tuh..."

"Sudahlah Raf papa ngerti, yasudah yang penting kamu mau bertanggung jawab"

Belum sempat aku meneruskan omonganku, papa sudah memotongnya sehingga aku ngga bisa mengelak

"Iya pah"

"Yaudah Raf kamu istirahat sana, biar besok pagi kamu bisa mempersiapkan mental kamu bertemu calon mertua kamu"

Gara-Gara Test Pack & KondomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang