Vote dulu baru baca :)
Rafyan pov
Udah seminggu aku ngediemin Zanny, sebenernya ngga tega juga sih. Tapi aku masih memikirkan janji dengan papanya Zanny, andai aku ngga menyetujuinya mungkin sekarang aku sudah bisa memeluk dan mendekap tubuh Zanny
Aku dan Zanny sedang duduk di meja makan, sedari tadi aku memeperhatikan Zanny yang tidak tenang. Aku mencoba untuk tidak perduli, dan kami makan dalam diam tanpa ada satupun yang memulai pembicaraan
"Mas" sapanya
"Hmm" aku hanya membalasnya dengan gumaman
Selesai sarapan aku langsung bangkit untuk berangkat ke kantor, tanpa mengucap salam ataupun bertegur sapa lagi dengan Zanny. Jujur ini berat buatku
Aku mengemudikan mobilku dengan gusar, aku masih memikirkan Zanny. Aku merasa menjadi suami yang ngga bertanggung jawab
Sesampainya di kantor aku langsung menuju ruanganku, aku mendapat tatapan aneh dari para karyawanku. Entahlah apa yang mereka fikirkan tentangku, aku ngga perduli sama sekali
Aku mulai meneggelamkan diri ditumpukan berkas - berkas, aku menyelesaikan kerjaannya dengan serius sampai aku ngga sadar sekarang waktunya makan siang. Tiba-tiba intercomku terhubung
*klik*
"Iya ada apa mbak Diah?" tanyaku"Maaf pak ada wanita yang memaksa untuk masuk ruangan bapak"
"Yasudah suruh dia masuk"
"Baik pak"
*klik*Aku ngga tau wanita diapa yang dimaksud sekertarisku, entah kenapa aku berharap yang datang itu Zanny. Halah Raf mana mungkin Zanny yang datang, dia udah sakit hati sama kamu
*ceklek*
Pintu ruanganku terbuka, dan menampilkan sosok wanita yang sejujurnya ngga mau aku temui saat ini. Dia Friska. Wanita penggila harta yang hanya menginginkan hartaku saja
"Hai Raf, long time no see"
"Hmm"
Aku malas menanggapi wanita ini, liat aja pakaiannya seperti orang yang ngga punya uang untuk beli bahan. friska lalu duduk di lengan kursi yang aku duduki, lagaknya persis wanita jalang
Friska panjang lebar menceritakan kehidupannya, aku malas menanggapi wanita itu dan lebih memilih diam. Dia bersiap berdiri dari duduknya, namun tubuhnya ngga seimbang dan dia hampir jatuh. Aku menahan pinggangnya dengan kedua tanganku
Tiba - tiba aku mendengar suara benda jatuh, aku melihat Zanny mematung di depan pintu ruanganku dengan makanan yang berserakan di bawah kakinya
Pasti Zanny salah paham, aku melihat Zanny yang menitikan air matanya. Dia keluar dari ruanganku, namun aku belum sadar dari rasa kagetku. Sampai mbak Diah menyadarkanku
Aku yang tersadar langsung bangkit dan berniat menyusul Zanny, namun tanganku di cekal oleh Friska. Apa maunya perempuan ini sih, aku mencoba melepaskan cekalannya. Namun ngga berhasil
"Apa mau kamu sih?"
"Aku cuma mau kamu disini, aku baru pulang dari Paris. Aku mau kamu nemenin aku hari ini"
"Aku ngga bisa"
"Plis Yan"
Sial dia menggunakan caranya untuk membuatku takluk, baiklah kalau begini caranya aku kalah dan aku akan mengabulkan permintaannya
"Yaudah apa mau kamu?"
"Kita makan siang yuk, aku yang nentuin tempatnya"
"Baiklah"
Aku mengikuti Friska, sampai di parkiran kantor aku disuruhnya memakai mobil Friska. Cowok mana lagi nih yang berhasil di porotin sehingga dia bisa bawa mobil mewah gini, sudahlah ngga penting juga buatku
Aku menemudikan mobil, dan Friska mengarahkan tempat makannya. Setelah beberapa lama akhirnya Friska meminta untuk berhenti di salah satu rumah makan tradisional bernuansa sunda
Aku dan Friska masuk kedalam, aku terpaku melihat Zanny dengan seorang laki - laki. Dan mereka nampak mesra, siapa laki - laki itu? Dan kenapa Zanny malah jalan sama laki - laki lain
Aku menahan amarahku, aku ngga boleh bersikap gegabah. Akhirnya aku memilih mengabaikan Zanny, meskipun dari ekor mataku masih melihat kemesraan Zanny dengan laki - laki itu
Setelah makan siang bersama Friska, aku kembali ke kantor. Aku menyuruh Friska pulang dengan alasan aku akan ada meeting siang ini, setelah Friska pulang aku langsung masuk ke ruangan dan menyibukan diriku. Aku berniat lembur malam ini
Pukul 11 malam Ku baru sampai di apartemen, aku melihat keadaan apartemen yang masih kosong dan terkunci. Kemana Zanny? Ngga biasanya apartemen gelap
Aku melangkahkan kakiku menuju kamar, aku melihat kamar kosong dan masih rapih. Aku yang masih penasaran beralih ke dapur untuk mencari Zanny, namun nihil aku ngga menemukan Zanny di manapun
Aku ingin menghubungi Zanny lewat telfon, namun egoku masih menguasai. Jadi aku mengurungkan niatku untuk menghubungi Zanny
*ting-tong*
Bel berbunyi, aku menuju pintu apartemen. Aku berharap itu Zanny, namun harapanku harus pupus. Karena ternyata yang datang itu Haikal dengan muka kusutnya
"Lo kenapa sih kal?" tanyaku
"Bini lo noh ribet, ganggu waktu gue sama Hira dan babby gue aja" jawab Haikal
"Hah babby?"
Babby? Maksudnya apa? Haikal sama Hira udah punya anak? Kok dia ngga bilang sama aku, dia nikah juga ngga bilang - bilang aku
"Ah udahlah lupain, sekarang lo urus tuh bini lo" ucap Haikal
"Dia lagi ngambek sama gue Kal, sehari setelah menikah gue sama dia ngga pernah komunikasi lagi" jawabku tertunduk
"Lah emang ada masalah apaan lo sama dia?"
"Gue....." aku menceritakan semuanya kepada Haikal
"Bodoh lo Raf, dan lo mau ngelepasin Zanny gitu aja?" tanya Haikal dengan emosi tinggi
"Gue ngga tau Kal, gue udah terlanjur janji ke bokapnya"
"Harusnya lo bisa pertahanin yang udah jadi milik lo! Mana Rafyan yang gue kenal dulu"
"Gue ngga tau lah Kal, kepala gue pusing. Gue masuk kamar dulu, lo kalo mau tidur di kamar sebelah aja"
Aku langsung masuk ke dalam kamar, sampai di kamar aku merebahkan tubuhku di kasur, aku ingat saat-saat Zanny tidur di sebelahku sambil memeluk tubuhku dengan erat
Aku mengambil ponselku, ada niatan untuk menghubungi Zanny. Tapi entah kenapa keberanianku ciut saat teringat kata - kata papanya Zanny, aku buka galery di hpku. Aku melihat foto - foto Zanny yang ngga sengaja aku ambil, meskipun hanya bisa melihat kamu melalui foto setidaknya ini mengurangi rasa rinduku ke kamu Zan. Maafin aku ya
Ya aku sangat rindu Zanny, rindu aromanya, yang kadang membuatku candu. Aku rindu bibir manis Zanny yang selalu mengundangku untuk terus mencicipinya. Aku rindu kamu Zan
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-Gara Test Pack & Kondom
AcakPernikahan yang terjadi atas barang yang mereka kutuk, Akankah pernikahan mereka bertahan lama? Sebab restu yang tak kunjung di dapatkan sang ayah Zanny Warning 18++