fourth

92 9 0
                                    

Siang itu begitu terik bagi Ami, membuat kulitnya yang berwarna putih itu menjadi merah seperti udang rebus, namun bukan berarti Ami albino, Ami masih setia menunggu motor sport berwarna merah menjemputnya, tidak biasanya Ami menunggu Abi selama ini, sudah hampir 30 menit dari pesan terakhir yang Abi kirim, mengiyakan permintaan Ami untuk dijemput olehnya.

'eh katanya ada kecelakaan di perempatan sana' sayup-sayup terdengar dari segerombolan anak laki-laki kekinian

'iya katanya Sport merah, tabrakan sama mobil, motornya hancur' sambung salah seorang dari gerombolan itu, mendengar berita itu Ami hanya berdoa agar itu bukan Abi, Namun! Perasaan Ami semakin tak enak saat mendengar 'yang kecelakaan anak sekolah garuda woi!' semakin memperkuat peraaan Ami. Ami berusaha menghubungi handphone Abi, namun tak ada respon Abi, membuat Ami semakin panik.

line

Ami : lo dimana nyet?

Ami : are you oke dude?

Ami : Bi bls!

Ami : Bi dimana?

Ami : cangkacang

Ami : buruan bi, panas


'aduh Abi! Itu lo bukan sih?! Please god! Oh no! My feeling beat up god' batin Ami mulai khawatir

Mata Almond Ami mulai berkaca-kaca, kaki Ami bergetar tak karuan begitu juga dengan degup jantungnya, Ami duduk dibawah pohon itu dan menenggelamkan kepalanya ke kedua tangannya

Beberapa saat kemudian , segerombolan anak berseragam sekolah garuda berhenti tepat dihadapan Ami.

'Mi? Ayo naik' tutur suara yang tak asing lagi di telinga Ami

'ABI?!' ujar Ami memeluk Abi sambil menangis, saat itu bukan hanya Abi yang menjemput Ami namun dengan teman-teman Abi yaitu Rhadit dan Rahka, kebetulan mereka satu kelompok tugas, ditambah Rahka mengajak serta pacarnya Delia dan teman pacarnya yaitu Angel, Alesannya agar Delia tak sendiri padahal itu hanya modus Delia agar Angel dapat kerumah Abi.

'lo kenapa Mi?' reflek Abi membalas pelukan Ami

Angel hanya bisa terdiam melihat Abi dan Ami berpelukan dihadapannya sekarang, hatinya seperti tertusuk pisau yang tajam, ahh~ lebih dari pisau mungkin belati lebih tepatnya

'lo tuh ya! Berenti bikin gue khawatir, cemas, panik bisakan?!' tutur Ami melepaskan pelukannya dan memukul lengan Abi

'apa sih Mi? Lo kenapa? salah makan?' tanya Abi bingung

'gak biasanya lo jemput gue selama ini nyet, belum lagi anak-anak pada ngomong ada kecelakaan diperempatan, motor sport merah pula yang kecelakaan, terus pake seragam sekolah lo! ditambah gue telfon gak angkat-angkat, gimana gak panik gue nyet!' tutur Ami mengerucutkan bibirnya

Mendengar omelan Ami, Abi tertawa lepas melihat tingkah Ami yang panikan dan mulut Ami yang tak berhenti ngomel, Abi hanya tersenyum hangat memerhatikan kedua bola mata Ami yang sudah memerah akibat menangis

'gue gak apa-apa kok Mi' ucap Abi mengelus kepala Ami

'terus kenapa bisa selama ini lo jemput gue nyet?' oceh Ami

'soalnya tadi gue nungguin Rahka sama Delia berantem dulu, terus motor Rhadit pecah ban, segitu perhatiannya lo sama gue' ujar Abi menahan tawa

'au ah Bi~ ngebetein banget' tutur Ami menaiki motor Abi

Sesampainya didepan rumah Abi, mereka memarkirkan motor, dengan sambutan hangat dari Mama Abi, mereka berjalan menuju halaman belakang rumah Abi yang sangat sejuk dengan saung ditengah kolam ikan mas dan suaasan yang sejuk menambah keindahan bagian belakang rumah Abi.

AmiAbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang