Suara seruan di koridor kelas 11 SMA Garuda Bangsa membuat salah seorang murid perempuan penasaran dan memilih keluar kelasnya. Hanya perasaannya atau memang benar, setiap orang yang melewatinya pasti menatapnya aneh dan tertawa.
"Iya gue tau kok kalo gue emang cantik. Tapi biasa aja kali ngeliatinnya," ucap murid perempuan itu.
"Cantik sih, tapi sayang, agak gak punya malu gitu haha," balas seorang murid perempuan sebanyanya yang tiba-tiba berhenti di depannya.
"Ah, kok jadi keliatan percuma ya cantiknya," ucap seorang murid laki-laki yang berdiri di hadapannya.
Murid perempuan itu yang bernama Nidya itu mengernyitkan dahinya, bingung dengan apa yang dimaksud murid-murid itu. "Eh apaan sih lo. Ribet banget, akuin aja kali kalo gue emang cantik,"
Murid lain hanya menatap remeh Nidya yang baru saja membanggakan dirinya sendiri.
"Nid, Nidya! Kayaknya lo harus liat mading deh sekarang. Parah nid, parah cepetan!" seru Wulan, teman sekelas Nidya yang tiba-tiba datang dengan kehebohannya.
Nidya memberi tatapan tidak suka. "Sejak kapan lo nyuruh gue liat mading? Ogah banget, yang bener aja lo,"
"Iya gue tau, tapi kali ini lo beneran harus liat," balas Wulan.
Nidya menjadi penasaran dengan apa yang ada di mading. Ia meninggalkan Wulan dan melangkahkan kakinya ke arah mading. Suara tawaan beberapa murid yang sedang mengelilingi -melihat isi- mading terdengar jelas.
"Eh awas, minggir dong. Ada apaan sih," seru Nidya seraya menerobos sekumpulan murid-murid disana.
"Wooo!" Murid-murid yang merasa tidak terima dengan perlakuan Nidya pun berseru menyorakinya.
Beberapa kertas yang menempel di mading membuat mata Nidya terbelalak. Dengan cepat, ia segera merobek kertas-kertas tersebut. Seruan yang menyorakinya semakin terdengar lebih keras.
"Yah kok di robek,"
"Malu dong nid, haha,"
"Mau juga dong nid dibikinin,"
Begitulah beberapa ucapan yang terdengar setelah perlakuannya.
"Eh apaan sih lo! Mending sekarang lo semua bubar. Bubar!" pekik Nidya kesal.
Lagi-lagi murid-murid menyorakinya membuat Nidya semakin geram dan berdecak. "Ahelah. Ini pasti kerjaannya Levi,"
*****
Hai, ini cerita pertama gue. Masih awal nih, jadi maklumin ya kalo bertele-tele dan rada gajelas wkwk. Kalo ada saran gitu komen aja ya, sekalian ngebantu jugaa.
Oiya, buat nama SMA itu gue ngasal. Kalo ada sekolahnya, kasih tau gue aja enaknya diganti apa gimana. Hm, udah sih gitu aja makasih wkwk:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexplainable
Fanfiction"Sometimes people don't know that they love someone until the thought is actually presented to them." Sulit untuk dijelaskan, semua terjadi begitu saja. Disaat perasaan itu mulai tumbuh dan kami menyadarinya, sebuah hal terungkap.