Chapter 5

55 15 5
                                    

Reed Deming as Rezki Valentino is on mulmed.

~

"Yang ini gimana sih? Gue masih bingung," tanya Nidya yang sedari tadi berkutat dengan soal di bukunya.

Sejujurnya, ia sudah lelah untuk belajar. Matanya berat dan butuh tidur. Tapi ini demi tantangan itu sekaligus untuk nilainya.

"Lo masih gak ngerti?" tanya Levi disebelahnya.

"Enggak."

Levi mendengus. "Lo buka buku yang itu, halaman 96."

Nidya pun menuruti apa yang dikatakan Levi. Ia membuka bukunya, menuju halaman 96. Ia juga mengerjapkan matanya berkali-kali agar tidak tidur.

Levi berkutat dengan bukunya. Ia menjelaskan tentang hal yang ditanyakan Nidya. Ia menjelaskan dengan cukup detail dan penuh kesabaran. Diketahuinya, perempuan disebelahnya ini sangat sulit memahami materi.

"Nah jadi lo tinggal masukin aja angka-" ucapan Levi terhenti saat melihat Nidya yang sudah tertidur di atas meja.

Sebuah ide muncul di otaknya. "Woy!" pekik Levi seraya menggebrak meja.

"Hah? Kenapa? Kebakaran, kebakaran!" seru Nidya yang terkejut karena ide Levi.

Nidya menoleh ke arah Levi yang menatapnya seraya menaikkan kedua alisnya. Itu membuatnya mengerti maksudnya.

"Gue mau belajar kok. Beneran deh," ujar Nidya.

"Lo kalo ngantuk mending pulang deh tidur aja. Gue udah capek-capek ngomong, ngejelasin, ternyata lo malah tidur," jelas Levi.

Nidya berusaha menyadarkan dirinya. "Iya maaf. Enggak ketiduran lagi, janji deh."

"Cuci muka dulu lo sana," ucap Levi lalu diikuti oleh Nidya.

***

"Kenapa muka lu? Kusut amat," komentar Rezki saat melihat Nidya datang.

Tanpa menggubrisnya, Nidya langsung menaruh tasnya di kursi. Kemudian ia duduk disana, dan menenggelamkan wajahnya dengan kedua tangannya yang dilipat di atas meja.

"Belom sadar kayanya dah. Setannya masih nyantol," kata Deva.

"Oiya, pantes kantong matanya gede terus agak item," lanjut Rezki.

"Wah parah lu. Nid, gua gak ikutan ya," ucap Belfa seraya menaikkan kedua tangannya.

Nidya mengangkat kepalanya. "Bacot ya lu. Bisa diem gak? Ngantuk nih gue,"

"Emang lu gak tidur semalem?" tanya Deva.

"Gue semalem belajar buat ulangan kimia," jawab Nidya lalu menenggelamkan lagi wajahnya.

"Hah, apa?! Lo belajar, nid? Beneran lo? Gak salah?" tanya Belfa tidak percaya.

"Mantap gan, doi udah beneran mau tobat kayanya," kata Deva.

"Lah gue kira lo abis mangkal sampe malem banget gitu," ucap Rezki asal.

"Anjir HAHAHAHA," tawa Deva dan Belfa.

"Sialan," Nidya menjitak kepala Rezki.

***

Bel pulang sekolah selalu dinatikan kebanyakan pelajar. Hal itu juga yang dinanti Nidya dan ketiga temannya. Sayang sekali, kali ini bel itu terasa sangat lama berbunyi.

"Eh cabut lah yok," ajak Rezki.

"Kuy lah. Gajelas banget ini sekolah," timpal Belfa.

"Mau kemana?" tanya Deva.

UnexplainableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang