Late Night Call

Epilogue

Perlahan, kita berdua sama-sama mundur. Gue nggak tau gimana perasaan dia ke gue sampai saat ini, tetapi dia udah gak hubungin gue lagi. Gue tidak bisa apa-apa disini, gue hanya bisa mendoakan yang terbaik buat dia dari sini.

Ya, memang, gue kangen sama suaranya, gue kangen sama silly facenya. Gue kangen old jokes yang walaupun itu sudah lama, tapi gue masih suka tertawa mendengarnya. Gue kangen digangguin malam-malam. Gue nunggu, selama 6 bulan ini hanya untuk mengetahui bagaimana perasaan dia terhadapku. Tetapi, dia sama sekali tidak mengatakannya.

Baiklah, gue memang sangat terobsesi kepadanya. Gue memberanikan untuk menuliskan text kepadanya.

"I'm sorry for loving you too much, for missing you, for wanting to see you everyday.

I'm sorry for always thinking about you before going to sleep, for feeling upset if I don't see you, for wanting you by my side.

I'm sorry for wanting to make you happy, for wanting you to be part of my life, for trying to make you happy.

I'm sorry for bothering you, for replying back as quick as possible, for getting mad, jealous, and sad.

I'm sorry for being just a simple game, for thinking that you loved me, for caring about you.

I'm sorry for every-single mistake I made.

Goodbye, Ger." Setelah itu, aku tutup aplikasi tersebut, itu adalah terakhir kalinya aku chat dengannya.

Perlahan, dia udah gak pernah nelfon gue lagi, atau nyariin. Tetapi, bodohnya, gue masih nungguin telfon dia yang mungkin gak akan ada lagi. Terakhir kita telfonan tanggal 22 November 2015, dan terakhir kita chat adalah tanggal 27 November 2015.

Ketika 12 Maret tiba, hari itu adalah hari ulang tahunnya. Gue hanya bisa melihat Pathnya dan melihat dia bersama pacarnya merayakan ulang tahun Geral bersama, gue hanya bisa tersenyum melihatnya tersenyum walaupun itu bukan buat gue kembali. Itu adalah akhir dari kisah gue, sebenarnya dan seujurnya gue masih ingin bersamanya.

Selamat tinggal kisah sedih tidak berujung.