1. weekend

396 39 1
                                    

Author PoV

Gadis kecil itu sibuk merapihkan barang barangnya. Dia sangat sedih karena harus pindah rumah. Dia tidak bisa melakukan apa apa. Di usia nya yang baru berumur 10 tahun, tidak mungkin kan dia harus kabur dari rumah dan kehilangan keluarganya? Lebih baik dia mengikuti orang tua dan kakaknya walaupun dia harus kehilangan sahabat sahabatnya, di tempat yang baru pasti dia akan menemukan sahabat yang baru juga kan?

"Udah siap?"

"kak, ketuk pintu dulu bisa kan?"

"Jangan banyak ngomong, ayo turun, udah ditunggu bunda sama papah!"

sebelum keluar kamar, gadis itu memperhatikan setiap sudut kamarnya untuk yang terakhir kali.

"Alina, bunda tau perasaan mu. Maaf kan bunda, papah harus pindah tugas ke jakarta sayang," Erika (bunda Alina) memeluk erat Alina, dia tahu perasaan anaknya sekarang. Alina pasti sangat sedih, begitupun dengan Willy (kakak Alina).

"Alina baik baik saja bunda. Tapi bunda harus janji, kamar Alina nanti warnanya hijau, Alina gak mau warna pink. Nanti dikamar Alina harus ada kamar mandinya ya bunda, soalnya kakak kalau mandi lama!" Alina tersenyum dengan memperlihatkan gigi putihnya yang rapih dan memeluk Erika erat.

" oke sayang. Bunda janji. Sekarang kita harus berangkat, oke?" Erika membawakan koper milik Alina.

-w-

Alina tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Kulit yang putih dengan tubuh yang tinggi. Dia juga sangat pintar dan baik terhadap teman temannya. Dia termaksud wanita yang sempurna, tapi tidak ada manusia yang sempurna bukan?

Pagi ini Alina baru saja bangun tidur, hari ini adalah hari minggu, hari dimana orang orang akan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Hari dimana orang orang akan jarang mandi, tapi tidak dengan Alina. Alina segera bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi Alina memakai T-shirt dan celana panjang. Rambut hitamnya dibiarkan tergerai. Setelah itu, Alina akan sarapan bersama keluarganya.

"Pagi semua," sapa Alina kepada keluarganya yang sedang sarapan.

"Pagi sayang," Erika mencium pipi Alina.

"Pagi Alina," Mike, papah Alina. "Ada acara hari ini?" Tanya Mike pada Alina

"Tidak ada. Apa papa mau ajak Alina pergi?" Memasang puppy eyes.

Alina suka hari minggu, karena hari minggu adalah hari dimana Alina bisa berkumpul bersama keluarganya. Tapi hari ini tidak, karena kakaknya sedang menginap di rumah Bian, sahabatnya Willy.

"Kamu kalau pasang muka seperti itu pasti bakalan bisa bujuk papah," Erika terkekeh

"Bisa aja kamu Al!" Mike mengusap rambut Alina.
"Kita kerumah om Radith aja ya, sekalian jemput kak Willy."

"Oke pah. Siap!"

Setelah makan Alina bersiap siap untuk pergi ke rumah Bian. Alina memakai dress selutut berwarna cream. Tunggu. Ini tidak berlebihan bukan? Alina hanya akan pergi kerumah Bian yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Alina.

Sesampainya di rumah Bian, Alina melihat Bian dan Willy sedang bermain basket dihalaman rumah. Bian terlihat sangat tampan. Badannya atletis, tinggi dan juga putih. Tapi menurut Alina, tetap Willy yang lebih tampan.

"Papah duluan ya!" Mike dan Erika meninggalkan Alina.

"Oke, nanti Al nyusul. Al ke kak Willy dulu ya!" Al pergi berlawanan arah dengan papa dan bundanya

"Hai!" sapa Alina.

"Ngapain? Ganggu," jawab Willy ketus. Alina tau kalau itu hanya bercanda.

"Sewot banget," Alina tidak kalah ketus. Ya walaupun ini hanya bercanda

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang