Part 3

9.8K 257 3
                                    

"Pekerjaan sangat menumpuk, sayang, jadi aku pulang telat," jelasku pada Steve. Steve sedang duduk di tempat tidur, menatap ke arahku, berharap mendapat alasan yang jelas mengapa aku pulang terlambat.

"Eva, kenapa? Pertama, kau melepas cincin kawinmu. Kedua, kau tak mengangkat telponku. Ketiga kau pulang terlambat, ada apa sebenarnya?"

"Tak ada apa-apa sayang, percayalah," jawabku, "ini murni dan sama sekali tak pernah seperti pikiranmu."

"Kuharap begitu," balas Steve.

"Jangan mulai, Steve," ujarku, "aku lelah malam ini. Juga tak minat bertengkar denganmu."

Seperti yang kubilang, Steve adalah pria sederhana. Analitis dan kaku. Berlawanan denganku yang pembawaannya lincah dan ceria. Dalam rumah tangga, aku merasa suasana rumah selalu dingin dan kaku, dan setiap kali aku mencoba mencairkan suasana, Steve muncul dengan sikap kakunya. Sungguh rasanya rumah tanggaku ini seperti neraka bagiku. Oleh sebab itu, ketika Rene muncul, dan tampak tertarik padaku, aku mulai menemukan harapan baru. Rene adalah pria yang menarik, ganteng dan selalu menjadi pusat perhatian. Rene suka memujiku. Steve hampir tak pernah. Rene mendengarkan dengan seksama, juga tertawa mendengar gurauanku. Steve benci selera humorku.

"Hahahahaha!" Rene tertawa panjang, "kau lucu! Eva, kau sangat lucu dan menarik!"

"Benarkah? Kau pikir leluconku itu benar-benar lucu?" tanyaku heran.

"Ya, ya, benar-benar lucu, Eva!"

"Tapi suami... ehm, maksudku suami temanku, sangat benci selera humorku," jelasku.

"Hah? Yang benar saja? Humormu itu fantastis, Eva. Dan, coba lihat ke cermin ekspresimu ketika menceritakan hal itu. Hahahhahaha," jawab Rene lagi.

"Wow, Rene, aku benar-benar menghargai pujian itu. Terima kasih," kataku terharu. Rene berhenti tertawa dan menatap mataku.

"Eva, seandainya dari dulu aku tahu bahwa kau adalah wanita yang menarik," ujar Rene, "aku takkan menyia-nyiakan waktuku dengan gadis lain."

"Benarkah?"

"Benar. Aku berpikir... Saat ini aku sudah cukup umur. Sudah saatnya aku serius dengan sebuah hubungan, bukan begitu, Eva?"

"Ehm, yeah...." jawabku ragu, sejujurnya aku tak berharap Rene akan melangkah lebih serius lagi. Bagaimana jika dia tahu aku adalah istri orang??

"Aku berharap, ehm... kita berdua bisa semakin saling mengenal," ujarnya lembut.

The CommitmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang