PU ~ Musim Yang Di Hindari

134 17 3
                                    

~Natasya Pov~

Siang ini seperti biasa setelah bel tanda pulang sekolah aku menuju tempat parkir untuk mengambil teman setia ku di jalan, aku langkahkan kakiku menyusuri koridor kelas,hembusan angin yang sejuk menyelimuti langkah kakiku,ya aku yakin bulan ini menjadi bulan yang tidak ku suka karena aku takut kelemahanku akan terulang.

Sesampai nya di tempat parkir pemandangan tak mengenakan pun tak terhindari "Mas,misi dong lu enak bener nongkrong di motor gua" sinis ku terhadap orang yang menduduki motor ku, ya aku tau ini siapa.

"Wetsss,galak amet lu mba? Tadi pagi sarapan bareng macan,hahaha" tawa lelaki tersebut pecah,dan di ikuti oleh teman teman satu kumpulannya juga.

"Reza,bisa kaga sih kaga ganggu gua,jangan cari masalah, ini tuh udah jam pulang sekolah gua mau buru buru takut ujan, lu kaga liat tuh angin udah semilir semilir" jawabku sinis, ya memang aku harus segera pulang karena hari sudah mulai memancarkan tanda tanda akan turun hujan

"kaga bisa kan udah jadi hobby gua ,Gua tau kok ini jam pulang sekolah dan satu lagi nona angin itu di rasa kan bukan dilihat" jawabnya menegaskan sebelum aku menjawab dia langsung menyodorkan sebuah mungkin perhatian "Ini lu bawa jas ujan gue,kalo lu kambuh bahaya apalagi lu bawa motor sendirian,takut di tengah jalan ujan" sambil menyodorkan jas ujan yang memang ada di jok motornya yang bersebelahan dengan motorku.

"pelindungku kau masih menjaga ku,kau masih ingat kelemahanku,apa ini tandanya kau peduli padaku?" pertanyaan yang mengusai hati dan pikiran ku atas perbuatan reza saat ini.

"Engga,perlu gua bawa kok" sambil berlalu meninggalkannya,kalo­ di tanya kenapa aku menolak jawabannya cuman satu gengsi lah, masa aku terima bantuan dari orang yang aku benci sekarang dan satu hal lagi aku merasakan ada yang aneh saat dia menyebutku Nona, tapi entahlah terpenting aku harus langsung pulang sebelum hujan turun.

~Reza Pov~

Aku tau siapa yang menegurku ,karena aku tau duduk di atas motor siapa. Sengaja, ya memang aku sengaja karena aku sudah berniat meminjamkan jas ujan ku karena aku liat saat ini sudah memasuki musim yang dia benci.

bulan ini sudah memasuki musim penghujan itu tandanya aku harus ekstra menjaga dia meskipun dari jarak jauh.

Harapanku sirna dia menolak bantuanku,padahal aku tau dia tidak membawa benda itu,memang dia pintar dan berprestasi. namun,ia akan lupa pada suatu hal yang lama tidak di butuhkan seperti jas ujan ini,musim kemarau kemarin terlalu panjang jadi lah dia melupakan benda penjaganya, mungkin beberapa bulan ke depan aku akan melihat dia tanpa teman pribadi nya di jalan, tapi aku akan melihat dia bersama payung kebesarannya.

"Weshh,seorang Reza
Dirgantara Wisesa di tolak mentah mentah pemberiannya"celetuk­an yang ku dengar dari kawanku Ali.

"Gkgkgk,ekspresi lu za,biasa ajah kali" tawa Dewa yang makin membuat ku naik darah

"orang temennya abis kena skak cewe bukannya di hibur atau gimana ini malah di ketawain" belum sempat ku menjawab dan ingin berterima kasih kepadanya namun nihil Dimas malah langsung melanjutkan candaannya

"Wa, al lanjutkan hahahhah" tawa mereka pun pecah dan membuat aku semakin bete.

"Kaga lucu kampret" memicingkan mata sinisku

"selow men, siaga satu coy reza mau ngamuk" jawab Dimas se enak jidatnya saja

"gua cabut duluan yee,mau cari yang seger seger,lu semua bikin otak gua marger,coy" pamitku kepada teman teman satu tongkrongannku.

"Za,lu mau cek in?" Pertanyaan yang penuh dengan wajah tanpa dosa yang d lontarkan Ali Akbar ini, membuatku menoyor kepalanya

"gila lu,se enak jidat lu ajah kalo ngomong,gini gini gua masih perjaka tulen,bray" bela ku pada ali.

"sorry za,abis tadi lu bilang cari yang seger seger? Gua kaga salah dong?"

"Iyah lu kaga salah yang salah tukang somay udah tau sekarang 2015 tetep ajah dia ngasih somay 2000 4 macem, gw rasa dia kaga punya tanggalan dirumah" ekspresi Dewa yang memegang dagu seperti orang benar yang sedang berfikir malah membuat tawa kami semua pecah kembali

"bego banget ya tu tukang somay,gurunya siapa sih? Hahaha" timpalan yang di lontarkan Dimas makin membuat gelak tawa

"udah ah,gua kaga jadi jadi ni baliknya, oh ya li (sambil menepuk pundaknya) dapet salam dari ratna" gayaku yang mengedipkan mata ke arah Ali.

"bego lu,ratna kaga demen sama gua, jangan bilang lu ngasih tau perasaan gua ke dia?" Pertayaan yg di lontarkan ali membuatku tercengang karena awalnya aku hanya bercanda namum aku rasa dia menanggapi nya serius, cinta.
cinta memang aneh bisa membalikan akal sehat seseorang.

"deket ajah kaga ama ratna,lu malah nuduh gua bocorin ke dia, pikiran lu terlalu cetek bro,udah ah nyokap gua udah bawel ni sms mulu" sambil menjalankan motorku keluar dari tempat parkir.

Seperti biasa aku membawa motorku dengan kecepatan di atas rata-rata entah hobby atau memang kebiasaan tapi ya memang ini gayaku,tenang aku sudah mengantongi SIM. Aku menembus jalanan ibu kota ya kalau jam segini jalanan ibu kota terpantau ramai lancar.

Melihat motor di depanku sepertinya aku mengenalnya, aku menurunkan laju kecepatan motorku dan mensejajarkan di samping motor tadi.

"hy cewe, engga jalan engga naik motor, selalu ajah lelet ! Kasian tuh motor lu cape bawa beban banyak, hahahah " ledekku kepada gadis ini

"eh lu,emang dasar yaa kenapa lu ngintilin gua, ribet bener yaa hidup lu,kaga enak apa kaga ganggu hidup gua" jawab nya penuh amarah tetapi masih fokus ke jalan.

"hm,ngintilin elu? Woy Natasya, kita ini satu komplek lebih tepatnya TETANGGAAN .. kurang jelas apa lu pura pura amnesia HAH !" jawabku sambil menekan kan kata "tetanggaan" ya memang kita tetangga, aneh bukan kita kuat bermusuhan selama 6 tahun lamanya.

~ Natasya Pov ~

Aku menyusuri jalan Ibu Kota dengan santai seperti biasa, namun tiba-tiba mood ku berubah karena mendengar banyolan yang menurut aku berupa sindiran

"ya allah kenapa harus dia lagi, engga ada apa yang lebih menarik selain dia? Loh kok menarik? hapus pikiranmu natasya fokukus fokus perdebatan di dalam hatiku.
kapan kisah permusuhan ini akan berakhir?
Kapan perdebatan ini menunjukan satu titik yaitu selesai? Kapan persahabatan kita ukir kembali?
aku berharap persahabatan tentu saja karena aku lelah, aku marah,aku cape, aku kecewa,dan aku terluka."

Dari pada harus menjawab ocehan dari mulut Reza Dirgantara Wisesa ini, lebih baik aku mendahuluinya toh kalo aku tidak mundur ocehan dari mulutnya akan mengganggu konsentrasi ku saat mengendara

"udah ah,ngeladenin orang kaya elu mah kaga bakalan ada kelarnya, bye" kupacu kendaraan ku membelah jalanan Ibu Kota, untung lah hari ini tidak turun hujan tapi aku harus waspada karena ini adalah masa di mana musim penghujan akan datang.

Akhirnya sampai juga aku di rumah dan yang lebih menguntungka adalah aku bebas dari reza, aku langkahkan kaki ku menelusuri anak tangga. Seperti biasa kalau jam segini ke dua orang tua ku sedang sibuk di kantor mereka tinggalah aku sendiri di rumah.

Ku rebahkan tubuhku di ranjang empuk kesukaan ku,ku pejamkan mata dan menghela nafas panjang hari ini ku rasa adalah hari yang melelahkan untuk hati ku seperti biasa karena ku bertengkar dengan pelindungku.

Aku ambil foto yang sudah usang,ku pandangi foto tersebut tanpa di duga air mataku keluar dari mataku,aku menyeka nya dan berbicara dalam hati.

"Reza pelindungku,apa selamanya kita akan seperti ini,apa selamanya takdir tak berpihak kepada kita,apa selamanya kita mengibarkan bendera perang dan apa selamanya aku yang hanya memikirkan ini? Biar takdir yang akan menjawab, biar takdir yang berbicara dan biar takdir juga yang akan menghapus luka"

Aku menyeka kembali air mataku ,aku tersadar dan reflek menepuk jidatku

"ya ampun, gua harus cari payung kebesaran gua, bentar lagi masuk musim yang gua hindari banget" gerutuku sendiri.

~ Bersambung ~

Note: hahahahah lama banget up date nya yaa? Masih pada setiakan melihat pertengkaran Reza dan Natasya :v,, makasih atas responnya sama tulisan ndah :)
Ndah :* :*

Protective UmbrellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang