Chapter 4

41 3 0
                                    

Tiin.. tiin

Suara klakson mobil Zoe terdengar jelas di telingaku. Ya, aku memang memintanya untuk menejemputku. Aku langsung berdiri dan mulai merapihkan rambutku. Lalu, aku begegas memasukkan sisir, charger, kamera polaroidku, dan dompet kedalam tas kecilku dan tidak lupa surat yang kutemukan tadi ku genggam di tanganku. Mom mengetuk pintuku dan menyuruhku untuk cepat. Aku langsung membukakan pintu kamarku untuk mom dan dengan cepat memakai sepatuku.

Aku pamit dengan mom dan memeluknya sebelum meninggalkan rumah. Aku jalan ke arah mobil Zoe dengan tangan kananku memegang hp dan tangan kiri ku membawa surat yang ku temukan tadi pagi. Aku sangat penasaran dan ingin cepat-cepat memberitahu Zoe tentang ini.

Zoe menyapaku dan langsung membukakan pintu mobil nya karena dia tahu bahwa tanganku sudah penuh.

"Edeline! masuklah"

"ya, terima kasih Zoe. Siapa itu?"

Aku membisikkan Zoe karena aku tak ingin orang lain tahu, walau hanya ada aku, Zoe dan supirnya didalam mobil ini. Tapi, itu tidak terlihat seperti supirnya. Aku tidak mengenal wajahnya. Supir Zoe yang kutahu sangat ramah, Ia selalu menegur ku jika aku masuk ke dalam mobil Zoe. Tapi yang satu ini tidak. Dan yang aku lihat dari wajahnya hanyalah lelaki tua yang menggunakan kacamata baca dengan lensa yang cukup besar. Siapa dia?

"Itu supir sementaraku"

"kemana supir lamamu Zoe?"

"Ia baru saja terkena musibah, ibunya meninggal dunia, dan Ia mengambil cuti, tapi, entahlah, aku tidak tahu kapan Ia kembali bekerja."

Aku langsung terdiam mendengar ucapan Zoe.

"Pak, stop pak"

ucap Zoe ke supirnya yang baru.

Lalu Ia menyuruhku turun pertama

Kita berdiri di depan rumah Alexa sekarang. Banyak sekali mobil yang terparkir rapih disana. Kita mengambil beberapa langkah mendekati pagar hitam yang tinggi. Zoe langsung mengambil hp nya dan mulai mencari nomor telepon Alexa. Ia langsung menghubunginya.

Tiba-tiba, pagar hitam yang berada tepat didepan kita langsung terbuka dengan sendirinya. Zoe langsung menarik tanganku menandakan bahwa Ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ya, sama halnya denganku, aku juga terkejut saat pagar rumah Alexa terbuka dengan sendirinya. Maklum, kita baru pertama kalinya datang ke rumah Alexa.





WAITINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang