Setiba di sekolah. Aku melihat murid murid yang lain langsung memasuki ruanganya. Aku tak tau harus kemana. Aku benar benar bingung. Aku berjalan menelusiri ruangan demi ruangan ternyata aku menempati Ruang 9. didalamnya ada beberapa teman kelasku. Tapi aku tak berani melangkahkan kaki ku ini kedalam. Sementara kulihat teman teman kelasku terlihat heran melihat diriku saat ini.
Aku melangkahkan kaki ku menuju ruang guru. Aku langsung menacari Pak Dicky. Ya dia adalah Pembina Osis.. Kebetulan aku pun aktif menjadi pengurus osis. Semoga Pak Dicky bisa membantu...
"Rey.. Maaf bukanya bapak tidak bisa bantu.. Tapi kamu kan tahu peraturan sekolah sudah seperti itu.. Sekali lagi maafkan bapak rey karena gak bisa bantu kamu.."
Begitulah jawaban Pak Dicky begitu ku sampaikan maksudku menemuinya di pagi ini..
"Ia Pak.. Gak papa.. Rey pamit yah pak...!!"
Tuhan aku benar benar bingung. Apa kau tak bisa menurunkan keajaibanmu itu. Tuhan.. Bukankah setiap waktu aku selalu bersujud padamu.. Tapi kenapa.?? Kenapa kau sangat jahat padaku. Aku hanya minta agar kau turunkan mukjizat agar aku bisa mengikuti ujian kenaikan kelas. Cuma itu tuhan. Aku rasa itu bukanlah suatu permintaan mewahku padamu. Itu masih sederhana. Tapi kenapa tuhan.??? Kenapa kau diam saja melihat aku tak bisa mengikuti ujian kenaikan kelas..
Dalam hati, aku terus protes pada tuhan. Ini sangat tak adil. Pak Dicky juga sama saja, percuma aku aktif di beberapa organisasi di sekolah jika mereka tidak bisa membantuku. Aku tak tau kemana kini aku harus melangkah. Fikiranku benar benar kacau. Kulihat Rafka baru saja turun dari mobil.. Rafka Adi Putra dia adalah teman kelasku. Bukan cuma teman rasanya kamu sudah seperti kaka beradik... hanya saja Rafka lebih beruntung.. Dia terlahir dari keluarga yang berkecukupan.. Ayahnya adalah seorang Pengusaha batu bara. Sedangkan ibunya adalah pemilik Toko baju yang cukup besar di jakarta.
Kulihat ada seorang pria berbadan tinggi. Agak gemuk, hidungnya mancung dan di bawah bibirnya ada beberapa janggut janggut tipis. Aku langsung bisa mengenali pria yang saat ini berada di dekat Rafka dia adalah Ayahnya. Pak Rianto Wijaksono. Kira kira usianya 42 tahun. Tapi ia masih terlihat sangat muda.
Aku masih memperhatikan Rafka dan Ayahnya dari jarak sekitar 25 meter. Entah mereka menyadari atau tidak jika aku sedang memperhatikanya. Tapi sepertinya baik Rafka atau ayahnya tak melihatku.. Mereka langsung masuk. Sepertinya akan menuju ke ruangan guru. Biasanya ayah rafka tak pernah ikut masuk kedalam. Ada apa yah..
Saat ini aku sedang berada di ruangan Osis. Aku masih duduk sendiri di ruangan ini. Kebetulan kunci ruang osis aku yang pegang. Jadi aku bisa kapan saja semauku masuk kedalam ruangan ini.... ..
Kenapa rasanya susah sekali untuk menuntun ilmu. Tuhan sangat tak adil."Sudah ku kira kamu di sini Rey.."
Tiba tiba suara seorang pria terdengar di ruangan ini. Aku lupa tadi aku tak mengunci pintunya lagi.. Tapi walaupun aku mengunci pintunya. Aku yakin pria ini akan tetap tahu jika aku berada di ruangan ini.
"Kamu Raf.?? Ngagetin aja... Kamu ngapaiin disini.? sebentar lagi kan ujian akan dimulai..." kataku pada pria itu yang tak lain adalah Rafka sahabatku. Sementara ia masih berdiri menatapku tajam..
"Kamu sendiri ngapaiin disini Rey...??"
"Kamu kayak gak tau aja raf.."
"Gak bisa ikut ujian lagi..??"
Aku menganggukan kepalaku. "Yaudahlah yang penting kamu kan bisa ikut ujian.. Yaudah sana.. Tar telat lagi..." Aku menyuruh rafka segera pergi meningglkan aku.. Tapi ia semakin tajam menatapku...
"Stop rey.. Berhenti menyruhku mengikuti ujian.. Kamu ini sahabatku rey. Bagaimana mungkin aku mengikuti ujian sementara sahabatku tidak bisa mengikuti ujian....." suara Rafka sangat terdengar keras diruangan ini.
"Tapi Raf... Ini bukan saatnya main main.... Kamu harus ikut ujian.."
"Rey.. Kamu aku kira aku main main.. Aku gak akan ikut ujian kalau kamu tidak ikut ujian.. Fer kan.."
"Jangan bertindak bodoh Raf. Kamu tau raf... Aku saja yang tidak bisa ikut ujian ingin sekali mengikutinya.. Sementara kamu.??? Kamu yang sudah di beri kesempatan malah menyia nyiakan......."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAAFKAN AKU MENCINTAI AYAHMU
RomanceKerikil kehidupan semakin sulit dijalani oleh Reyhan semenjak ayah tiada dan kesehatan ibu yang mulai menurun. Tapi Tuhan akan selalu memberikan sebuah cahaya untuk hambanya yanh sedang berada dalam kesulitan. Rafka mungkin dialah cahaya yang berwuj...