PART 5

19.5K 537 13
                                    


Disaat ibu sudah tak ada lagi di dunia. Aku merasa benar benar sendiri. Keluargaku yang berada di pandeglang-banten. Tak henti hentinya menyuruhku untuk tinggal disana. Tapi aku putuskan untuk tetap tinggal di jakarta. Aku harus menyelesaikan sekolahku dulu. Aku berjanji aku akan membuat ayah dan ibu tersenyum disana dengan kesuksesanku. Tersenyum..?? Aku harap demikian. Aku harap ayah dan ibu akan tersenyum disana. Atau justru menangis.

Selama hidupnya ayah dan ibu tidak tau jika aku bebrbeda dengan lelaki pada umumnya. Kadang aku merasa bersalah. Aku merasa berdosa pada kedua orang tuaku. Tapi haruskah aku hidup menghianati hatiku sendiri. Karena aku rasa inilah jati diriku. Inilah aku yang sebenarnya. Aku tak bisa membayangkan jika Rafka pun tau keadaanku yang sebenarnya. Pastia ia akan menjauhiku. Aku ini memang hina. Kenapa aku harus mencintai lelaki sedangkan aku pun lelaki.

Beberapa hari setelah kepergian ibu.. Rafka dan om Rian selalu menemaniku di rumah, sampai akhirnya mereka memintaku untuk tinggal dirumahnya. Tentu saja aku langsung menolak. Aku tak ingin meninggalkan rumah ini. Walaupun rumah ini baru beberpa tahun aku tinggali dengan ibu. Tapi rumah ini menyisakan begitu banyak kenangan antara aku dan ibu. Tapi rasanya om rian benar. Aku takan bisa hidup sendiri di rumah ini. Akhirnya aku menyetujui untuk tinggal dirumah om rian.. Tapi aku tak menjual rumahku ini. Aku akan berkunjung kerumahku ini kapan pun aku mau...

* * *


"Welcome To My Home Reyhan" Kata rafka begitu kami sampai dirumahnya...

"Mulai sekarang.. Ini adalah rumah kamu.. Jadi jangan sungkan sungkan lagi ya rey..." Om Rian melanjutkan. Aku memang beruntung mengenal keluarga ini. Keluarga inilah pengganti keluargaku yang telah tiada.


* * *

Tak terasa sudah 3 hari aku tinggal dirumah om rian, disini aku di sediakan kamar.. Tepatnya di sebelah kamar rafka. Tidak hanya itu.. semua kebutuhanku disini di penuhi oleh om rian. Terkadang aku merasa tak enak dengan istrinya. Karena sepertinya ia kurang menyukai kehadiranku dirumah ini. Dan tak terasa liburan semester kini sudah tiba. Walaupun sudah 2 Pekan ibu meninggalkanku aku tak bisa membohongi hatiku jika saat ini hatiku sangat rapuh. tak ada lagi nasihat dari seorang ibu yang bisa aku dengar. Ibu aku rindu akan pelukanmu.

Aku masih merebahkan tubuhku di kasur ini.. aku tak bisa bohong. Kasur ini jauh lebih empuk dari kasurku dirumah. Disini tak ada nyamuk satu pun yang berani mengigit kulitku ini. Tiba tiba aku merasakan bantar yang sedang aku tiduri ini bergtar. Hingga ku rasakan ke urat utat otaku.. Ya tuhan mungkinkah ada gempa.?? Tapi kenapa hanya bantalku saja yang bergetar...?? Astaga kenapa aku sangat terlihat bodoh. Jelas jelas getaran ini efek dari ponselku yang aku taruh di bawah bantal. Bodoh sekali aku sempat berfikir jika efek dari getaran ini akibat gempa. Aku langsung mengmbil ponselku yang aku taruh di bawa bantal. Rupanya ada satu pesan masuk. Segera ku baca pesan itu dengan masih posisi tertidur. Aku langsung senyum sendiri begitu tau.. Pesan itu dari Rafka. Aneh memang. Padahal kamar kami bersebelahan.. jika memang ada yang ingin dia bicarakan, kenapa tidak langsung ke kamarku saja..

"Wooy jangan ngelamun jorok aja.. Mending ikut aku keluar yuk..."

Kurang lebih seperti itulah isi pesan dari Rafka.. aku sedikit kesal, bisa bisanya dia berfikiran aku sedang ngelamun jorok.

"Enak aja sampean.. Dasar Otak mesum.."

Begitu selesai mengetik kata kata itu segera ku tekan tombol send... -----


Belum beberapa menit pesanku terkim sudah muncul balasan darinya...

"Haha.. Sesama otak mesum dilarang ngataiin.. Aku serius.. Anter aku keluar yuk"

"Situ aja yang otak mesum.. Ane enggak. Haha... Kemana emangnya.??"


Segera ku kirimkan balasanku itu...

Tapi sudah beberapa menit balasanku terkirim. Rafka belum juga membalasnya.......

Mungkin dia sudah tertidur. Tapi baru saja aku akan menaruh ponselku kembali di bawah bantal yang sedang ku tiduri ini. Ponselku bergetar kembali... tepat dugaanku dari rafka.


"Ke Studio.. kawani aku latihan band... Jangan jadi kutu kamar aja dong..."

Rafka memang paling hobi ngtaiin aku. Kulihat jam mini yang berada di sebuah meja dekat kasurku. Pkl. 20:30 Kenapa jam segini dia memintaku mengawaninya untuk latihan band. Ya.. Rafka memang seorang Gitaris di salah satu band di sekolahku. Aku salut padanya. Karena semua personel band nya itu kelas 3 semua. Hanya dia satu satunya siswa kelas 2. Rafka memang orangnya pandai bergaul.. dia mudah akrab. Tidak seperti diriku.

"Gak lah udah malem... Lagi pula aku gak biasa keluar malam..." begitulah balasanku pada rafka..

"Wuuhh cemen.. Harus di biasakan dong mulai sekarang.."

Aku tersenyum membaca balasanya.. Apakah mungkin selama ini Rafka sering keluar malam. Ahh sobatku yang satu ini ternyata diam diam tengil juga...

"Serius raf... Duluan aja. lagi pula sepertinya Flu sedang menyerangku saat ini..."

"Yo wiss kalo gitu..."

Aku tak membalas pesan darinya. Karena aku pun sedang kurang sehat. Segera ku Non Aktifkan ponsel pemberian ayah ketika aku mendapatkan Rangking 2. Di kelas 1 smp.. Ponsel yang cukup jadul. Hanya untuk mengirim pesan dan melakukan panggilan saja. Tak bisa untuk mendengarkan musik, dan mengambil gambar seperti ponsel ponsel canggih masa kini. Tapi bagiku itu tak terlalu penting. Karena kegunaan Telephone genggam itu utamanya hanya untuk sms. Dan telephone saja kan. Aku tak peduli dengan ucapan di luar sana yang mengatakan aku ini ketinggalan jaman. Apalah arti ucapan seseorang...

- - - Memejamkan mata itu memeang nyaman sekali rasanya. Rasanya aku sedang mengalun dalam tidur pulasku ini. Tapi entah kenapa mata ini ingin kembali terbuka. Aku rasa ini belum pagi. Aku bisa membedakan aku bangun karena sudah pagi. Atau karena mimpi atau karena ingin buang air kecil.. Tapi aku bisa merasakan kali ini aku terbanung. Bukan karena sudah pagi. Bukan karena sebuah mimpi, atau karena ingin buang air kecil.. Yah.. Aku terbangun karena aku merasakan ada tangan lain yang menempel di dadaku. Segera ku buka mata ini....

Dan.........

"Om Rian...???" bukan main kagetnya aku ketika tahu om rian sudah di sebelahku... Kenapa dia tidur denganku? Tapi sepetinya om rian terbangun dari tidurnya.. Ketika aku melepaskan tanganya dari dadaku ini.


"Ohh kamu udah bangun rey.?? Jam berapa ini..??" Om rian berbicara seolah olah tidak ada sesuatu yang tak biasanya.

"Om kenapa tidur disini.??"

"Ohh maaf rey.. Pasti dengkuran om mengganggu tidur kamu yah. Maaf om kesepian. Mamanya Rafka seminggu di surabaya. Gak papa kan om tidur disini.."

Om Rian menjelaskan padaku. Mana mungkin aku menolaknya dan mentakan 'Jangan om.. Rey pengen tidur sendirian..' meskipun dalam hatiku memang berkata seperti itu. Tapi jelas jelas dia pemilik rumah ini.. mana mungkin aku melarangnya. Tapi penjelasanya masih belum mencapai tahap yang wajar, jika ia merasa kesepian. Kenapa tidak tidur dengan Rafka. jelas jelas dia anaknya. Atau mungkin Rafka belum pulang latihan ngeband.. Semoga hanya malam ini saja om rian tidur denganku..

"Reyhan.. Kamu keberatan om tidur disini.??"

"Gak papa kok om.... Rey sama sekali gak merasa keberatan.."

Om Rian langsung menarik selimutnya. Dan melanjutkan tidurnya. Aku jadi sedikit canggung tidur bersama om rian. Aku pun menggeserkan badanku. Agar tak terlalu dekat dengan om rian. Semoga saja ketika aku bangun pagi nanti. Pakaianku masih utuh.. Ahh apa apan aku ini. Sepertinya otak mesumnya Rafka menular ke sel sel syarafku.


MAAFKAN AKU MENCINTAI AYAHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang