Flashback
Suasana istirahat siang disebuah sekolah menengah atas yang terletak di Busan terlihat begitu riuh. Orang biasa mengenal sekolah itu dengan sebutan SMA Seungri. Banyak siswa maupun siswi berhamburan keluar dari kelas mereka setelah berjam-jam berkutat dengan yang namanya buku, sebagian besar dari mereka lebih memelilih menghabiskan istirahat siang mereka di kantin sekolah. Tidak berbeda jauh dengan murid-murid lain, seorang gadis dari sekolah tersebut kini tengah menikmati satu bungkus roti dan membaca komik yang sudah ia siapkan dari rumah. Gadis itu terlihat begitu berbeda dengan gadis lain disekolah sebesar ini. Sekalipun rambutnya panjang, ia tak menunjukkan sisi feminim sama sekali. Itu terbukti dan terlihat dari caranya duduk sekarang, ia duduk bersila seakan-akan ia memakai celana, yah meskipun ia memakai rok tapi ia juga memakai celana olah raganya. Rambutnya yang panjang ia gelung setinggi mungkin hingga memperlihatkan leher jenjangnya. Ekspresinya yang datar menambah kesan menakutkan jika sampai berani menyentuh ataupun menyenggol gadis itu. Seo Joohyun, gadis yang bisa dikenal dengan panggilan Seohyun tersebut terkenal menakutkan dikalangan siswa maupun siswi disekolah ini. Dia adalah gadis dari kalangan biasa yang ingin menuntut ilmu sama seperti kebanyakan anak lainnya, yang membedakan adalah gadis tersebut sangat tertutup dan tidak pandai bergaul. Teman dekatnya saat disekolah adalah komik dan juga buku pelajarannya. Sifatnya yang dingin dan juga wajahnya yang tanpa ekspresilah yang membuat temannya bahkan takut untuk duduk didekatnya. Tidak hanya itu, bahkan salah seorang temannya mengaku pernah melihatnya menghisap darah anjing milik penjaga sekolah, benar-benar konyol bukan? Mereka menganggapnya vampir, Seohyun sadari mungkin teman-temannya terlalu terpengaruh oleh drama yang sekarang ini sedang trend. Tidakkah mereka tahu? Seohyun juga manusia sama sepeerti mereka, hanya saja Seohyun tidak pandai bergaul dengan orang disekitarnya. Jika saja ia berhasil memulai sebuah percakapan, nantinya ia hanya akan menjadi seorang pendengar saja. Seohyun tidak masalah akan hal itu, ia sangat senang bila harus menjadi pendengar yang baik untuk teman-temannya, namun masalahnya sekarang adalah Seohyun benar-benar menutup diri dari teman-temannya. Ia tidak mau orang lain mengetahui keadaannya. Ketenangannya terganggu ketika beberapa gerombolan siswa laki-laki datang sembari menyeret siwa laki-laki lainnya yang berbadan sedikit gemuk.
"Gendut, bawa apa kau hari ini hah?!" tanya salah seorang siswa pada siswa gemuk yang duduk tersungkur. Yang ditanya hanya diam, dan menunduk melihat kebawah.
"Selain gemuk ternyata kau juga bisu, hah?!" tanya siswa lainnya sembari menampar wajah siswa gemuk tersebut beberapa kali. Salah seorang siswa lainnya hendak melayangkan tinjunya kewajah siswa gemuk tersebut. Seohyun yang merasa ketenangannya terganggu menendang kasar kaleng cat yang sudah tak terpakai kearah gerombolan anak tersebut.
"Aishh..." kata salah seorang siswa yang membully siswa gemuk tersebut spontan, setelah tahu siapa yang baru saja menendang kaleng, beberapa siswa pembully tadi susah payah meneguk air liur. Bisa dipastikan kini Seohyun menatap mereka tanpa ekspresi.
"M-mau apa kau?" tanya salah seorang siswa pembully gugup.
"Apa yang harus aku lakukan, heh? Kalian mengganggu ketenanganku." Kata Seohyun meluruskan kedua lengannya, ia memutar-mutar kepalanya bersiap untuk memberi pelajaran pada siswa pembully tersebut.
"Kau pikir ini tempat nenek moyangmu? Ini sekolah kau tahu?" kata salah seorang lagi tak mau kalah, Seohyun tak menggubris perkataan siswa tersebut, ia malah melangkah yakin mendekat kearah mereka, dan bisa dipastikan siswa-siswa pembully tersebut lari ketakutan melihat Seohyun. Seohyun mendekat kearah siswa laki-laki gemuk yang kini terlihat ketakutan padanya, Seohyun tersenyum sekilas.
"Lagi-lagi kau Poo sunbaenim. Tidakkah kau bosan di bully oleh mereka seperti itu? Pergilah!" usir Seohyun dan kemudian kembali pada aktivitasnya membaca komik. Siswa gemuk yang dipanggil dengan sebutan Poo oleh Seohyun tersebut berdiri dari duduknya bukannya pergi namun Poo malah mengekor dibelakang Seohyun.
"Ada apa lagi, Poo sunbaenim?" tanya Seohyun.
"Untukmu." Kata siswa tersebut sembari memberikan bekal makanannya pada Seohyun, Seohyun hanya tersenyum.
"Tidak usah, kau makan saja. Aku sudah makan tadi." jelas Seohyun pada Poo sunbaenim tersebut. Poo sunbaenim adalah kakak kelas 1 tingkat yang kini berada dikelas 3, bagaimana Seohyun bisa mengenalnya? Jawabannya adalah sama seperti tadi, karena Poo sunbaenim selalu dibully dan Seohyunlah orang pertama yang selalu tahu, hati nurani Seohyun terketuk ketika melihat Poo sunbaenimnya dibully seperti tadi. Seohyun bahkan tidak tahu siapa nama sunbae yang selalu ia panggil dengan sebutan Poo tersebut, ia tidak mau tahu dan untungnya orang yang dipanggil Poo oleh Seohyun menerima panggilan Seohyun seperti biasa.
"Terima kasih Seohyun-ssi." Kata Poo sunbaenim pada Seohyun.
"Ya, tidak perlu sungkan." Jwab Seohyun santai.
"Bolehkah aku menjadi temanmu mulai sekarang?" tanya Poo sunbaenim.
"Kau ingin berlindung padaku dari teman-temanmu tadi?" tanya Seohyun, Poo sunbenim hanya menggelengkan kepalanya kuat.
"Aku hanya ingin menjadi temanmu, kau orang yang baik." Jelas Poo sunbaenim, Seohyun hanya tersenyum. Baru kali ini Seohyun menampakan senyum manisnya di lingkungan sekolah.
"Baiklah terserah padamu, Poo sunbaenim. Aku harus pergi ke kelas, aku duluan Poo sunbaenim." Kata Seohyun segera bergegas pergi, orang yang dipanggil Poo sunbaenim diam-diam tersenyum penuh arti.
Flashback end.
5 tahun kemudian....
Seorang laki-laki muda tengah tersenyum penuh arti mengingat masa-masa sekolahnya di SMA, laki-laki muda tersebut menelusuri koridor SMA Seungri di Busan ini, ia menatap keseluruh sekolah ini sebelum akhirnya memutuskan ke ruang guru untuk mengisi data alumni sekolah ini. Setelah bertemu dan menyapa guru-gurunya dulu, laki-laki muda tersebut kembali melangkahkan kakinya untuk menuju atap gedung sekolah, tempat yang dulu menjadi tempat favoritnya karena gadis bernama Seohyun. Ia membuka pintu menuju atap gedung yang nampak usang, sepertinya sekolahnya ini belum direnovasi sama sekali. Laki-laki tersebut menghembuskan nafas panjang ketika ia mencium aroma udara siang yang terik dari atap gedung sekolah ini, matanya menuju ke ujung tembok dekat gudang. Laki-laki tersebut sedikit menyingkirkan beberapa barang yang menumpuk didekat tembok ujung gudang tersebut, ia mengusap-usap tembok tersebut hingga munculah tulisan Poo sunbaenim dari balik butir-butir debu. Senyum mengembang dibibir laki-laki tersebut.
Flashback
"Aku heran, kau gadis yang baik Seohyun-ssi? Tapi kenapa kau tidak punya banyak teman?" tanya seorang siswa laki-laki gemuk yang tak lain adalah Poo sunbae.
"Aku? Aku tidak tahu." Jawaban itu yang spontan muncul dari mulut Seohyun.
"Huh? Setidaknya ada 1 atau 2 diantara teman sekelasmu yang ingin menjadi temanmu." Jelas Poo sunbae sembari memainkan pemotong kuku miliknya.
"Aku tidak tahu, lagi pula aku tidak mau tahu. Lalu kau sendiri Poo sunbae? Apa kau sadar sekarang? Bahwa kau juga orang terasing disini?" tanya Seohyun.
"Setidaknya ada kau." Jelas Poo sunbae. Seohyun tersenyum dan kemudian mengambil alih pemotong kuku milik Poo sunbae. Ia mengukir tulisan Poo di dinding gudang, dan tersenyum setelah ukirannya terlihat.
"Aku tidak mau, kita putus." Sebuah suara berhasil mengalihkan pandangan Seohyun maupun Poo sunbae. Mereka mendapati sepasang siswa laki-laki dan perempuan tengah bertengkar diatap ini, bodohnya mereka karena tak mengetahui keberadaan Seohyun maupun Poo.
"Oppa dengarkan aku? Aku benar-benar menyukaimu, yang kau lihat bukanlah aku." Jelas si perempuan.
"Kalau bukan kau siapa lagi, hah?! Aku sudah mencapai batas kesabaranku. Lanjutkan saja kelakuanmu itu." Kata si laki-laki pergi, namun lengannya ditahan oleh si perempuan. Si laki-laki yang sudah hilang kesabarannya, melepaskan tangan si perempuan kasar dan membuat si perempuan tersungkur, si perempuan belum sempat tersungkur, ia sudah ditolong lebih dulu oleh Poo sunbae. Seohyun membulatkan matanya, ia tidak tahu sejak kapan Poo sunbae sudah berada disana. Si laki-laki tersenyum sinis mendapati si perempuan ditolong oleh Poo.
"Kau bisa berkencan dengannya." Kata si laki-laki yang kemudian tersenyum sinis sembari pergi meninggalkan si perempuan dan Poo sunbae.
"Kau tidak apa-apa, Haera-ya?" tanya Poo pada siswi perempuan tersebut. Si perempuan yang bernama Haera tersebut memandang Poo sinis dan menampik kasar tangan Poo.
"Gendut!!! Kenapa kau selalu mencari masalah denganku huh?!" tanya Haera kasar, gadis itu segera pergi dari atap gedung ini setelah melemparkan tatapan sinis pada Poo. Seohyun yang melihat dari kejauhan segera menghampiri Poo sunbae.
"Poo sunbae? Kau menyukainya?" tanya Seohyun to the point. Poo yang melamun menatap kepergian Haera segera menoleh pada Seohyun.
"Huh?" tanya Poo bingung
"Aku tahu, kau pasti menyukainya. Tunggu apa lagi? Kejar dia!" titah Seohyun pada Poo sunbae. Poo sunbae hanya menghela nafas panjang.
"Melindungi diriku saja aku tak bisa, mana mungkin aku punya keberanian untuk menyukainya." Jelas Poo sunbae sedih.
"Ah, begitukah....karena Poo sunbae sudah menganggapku teman dan sebagai teman aku harus membantumu, Poo sunbae. Kita mulai dari awal, kau ingin bisa melindunginya kan? Kau harus bisa setidaknya 1 bela diri, taekwondo." Jelas Seohyun panjang lebar. Poo sunbae yang sedari tadi tertunduk sedih menatap penuh harap pada Seohyun, gadis dingin yang biasanya pendiam dan tidak banyak bicara itu sekarang benar-benar menganggapnya teman. Poo sunbae masih menatap heran pada Seohyun.
"Aku mengatakan taekwondo karena aboejiku seorang pelatih taekwondo, kau bisa belajar pada beliau. Aku tidak mencari keuntungan untuk aboejiku, aku hanya ingin membantumu." Jelas Seohyun, Poo sunbae hanya tersenyum.
Flashback End.
Laki-laki itu tersenyum lagi mengingat kenangannya selama di SMA. Pikirannya melayang mengingat pertemanannya dengan hoobae yang memanggilnya dengan sebutan Poo sunbae. Andai ia bisa memutar ulang waktu, ingin seklai ia kembali ke masa dimana ia bisa berteman dan mengenal lebih jauh hoobaenya itu.
"Kyuhyun, Cho Kyuhyun?!" panggil sorang laki-laki paruh baya pada laki-laki muda tersebut, karena merasa namanya dipanggil, laki-laki muda tersebut menoleh.
"Disini kau rupanya." Kata laki-laki paruh baya tersebut. Laki-laki bernama Kyuhyun tersebut tersenyum dan membungkuk hormat pada laki-laki paruh baya yang dulu menjadi wali kelasnya di kelas 3.
"Bagaimana kabar anda pak?" tanya Kyuhyun pada laki-laki paruh baya yang sudah berdiri disampingnya, orang yang selama ini sudah ia anggap seperti aboejinya sendiri.
"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu? Aku hampir tak mengenalimu. Kau benar-benar berubah sekarang. Jangan tersinggung, kau lebih tampan saat badanmu tidak segemuk dulu. Kau benar-benar tampan." jelas laki-laki paruh baya yang bermarga Jang tersebut. Kyuhyun hanya tersenyum.
"Aku benar-benar sudah tua sekarang, bahkan aku tak mengenali muridku sendiri." Jelas Pak Jang pada Kyuhyun, tawa renyah mengahmpiri keduanya.
"Apa kau tahu? Setelah kau lulus dari sini, semua murid mengetahui tentang keluarga Seohyun yang sebenarnya. Gadis itu menghabiskan 1 tahunnya dengan kembali menjadi Seohyun yang tidak peduli pada orang lain." Jelas pak Jang dengan raut wajah sendu, Kyuhyun menatap heran pada pak Jang.
Flashback.
"Aboeji aku pulang?!" pekik Seohyun dari pintu rumahnya sembari melepas sepatu sekolahnya diikuti Poo sunbaenim.
"Oh, putri aboeji sudah pulang?" tanya seorang laki-laki paruh baya yang baru saja keluar dari dapur dengan apron hijau dengan gambar keroro ditengahnya yang masih melekat ditubuhnya.
"Siapa ini?" tanya tuan Seo antusias saat melihat Poo.
"Dia murid baru aboeji, mulai hari ini ia akan berlatih taekwondo pada aboeji." Jelas Seohyun, tuan Seo membulatkan matanya dan segera melepas apron yang mengikat ditubuhnya. Seohyun terkekeh melihat kelakuan aboejinya, aboejinya tidak ingin terlihat aneh didepan muridnya.
"Annyeonghaeseoyo, saya Cho Kyuhyun." Sapa Poo sopan pada tuan Seo.
"Ah, masuklah. Aku baru saja membuat makan malam, ayo masuk." Ajak tuan Seo ramah.
Di ruang tengah ini 3 orang sibuk menikmati masakan yang terhidang di meja kecil, mereka makan dengan duduk di lantai beralas bantal tipis.
"Bagaimana masakkanku nak Kyuhyun? Kau menyukainya?" tanya tuan Seo antusias pada Kyuhyun. Kyuhyun hanya mengangguk mantap dan tersenyum.
"Jadi apa aboeji akan membantu Poo sunbaenim?" tanya Seohyun pada aboejinya, Seohyun sudah menceritakan semuanya pada tuan Seo, termasuk tentang gadis yang disukai Kyuhyun.
"Joohyun-ah, dia punya nama. Kenapa kau memanggilnya seperti itu?" tanya tuan Seo pada putri satu-satunya tersebut.
"Poo sunbaenim tidak memiliki masalah dengan itu? Lagi pula ia benar-benar mirip dengan Poo, aku menyukainya." jelas Seohyun enteng. Kyuhyun yang sibuk mengunyah makanannya mendongak menatap Seohyun.
"Dia orang yang baik aboeji, hanya dia yang mau jadi temanku. Aku memberinya panggilan khusus, Poo sunbae." Jelas Seohyun tersenyum. Tuan Seo segera mengalihkan pembicaraan sebelum beliau menyesal mendengar penjelasan Seohyun lebih lanjut, ya Seohyun tidak pernah sama sekali membawa seorang teman pun kerumah, tentu saja karena keadaan keluarga mereka, tuan dan nyonya Seo telah bercerai beberapa tahun lalu, nyonya Seo berselingkuh dengan cinta pertama beliau. Sayangnya nyonya Seo harus meregang nyawanya sendiri karena dibunuh oleh orang yang berselingkuh dengan beliau, pembunuhan tersebut diliput beberapa media cetak dan tentu saja keluarga korban sudah pasti disebut-sebut untuk dijadikan informasi tambahan, Seohyun malu akan hal itu, kejadian itu sudah berlangsung ketika ia menginjak kelas 2 SMP, dan saat itu pula Seohyun menjadi orang yang menutup diri dari orang lain, ia benar-benar tidak suka saat orang lain melihatnya dengan tatapan merendahkan dan jijik.
"Jadi nak Kyuhyun kau bisa mulai berlatih besok, setiap hari Senin dan Selasa tempat latihan tidak buka." Jelas tuan Seo pada Kyuhyun.
"Ne." Kyuhyun mengangguk mantap.
Flashback End
"Salah seorang murid mendengar pembicaraan kita waktu itu, parahnya lagi murid itu menyebarkannya pada teman-teman Seohyun, dan yang lebih parahnya lagi, mereka mengatakan bahwa mereka mengetahui hal tersebut darimu." Jelas pak Jang sedih.
"Nde?" tanya Kyuhyun bingung.
"Kau tahu atau tidak, Seohyun membencimu sejak saat itu." Jelas pak Jang, Kyuhyun membulatkan matanya raut wajahnya berubah.
"Apa maksud anda pak?" tanya Kyuhyun.
"Aku sudah mnejelaskan semuanya pada Seohyun, tapi hasilnya tetap. Ia malah memilih untuk tidak peduli dengan hal itu, dan satu hal lagi, harusnya kau menyampaikan padamu dari dulu sebelum kau pergi ke London. Dia menyampaikan padaku bahwa dia tidak ingin bertemu dengan Poo sunbaenya lagi. ekspresi wajah Kyuhyun benar-benar berubah 180o berbeda dnegan saat ia datang pertama kali kesini.
"Maafkan aku Kyuhyun-ah." Jelas pak Jang sedih.
"Pak Jang? Bolehkah saya mengetahui dimana Seohyun sekarang?" tanya Kyuhyun pada pak Jang, pak Jang hanya mengangguk.
Keesokkan harinya...
~Seoul~
Matahari belum berniat untuk menamapakkan cahaya indahnya di kota Seoul ini, meski begitu hal tersebut tak membuat seorang gadis berperawakan tinggi bangun lebih awal dari biasanya, gadis tersebut segera membuka resaturan kecil milik aboejinya dan membersihkan sebentar restaurant tersebut.
"Joohyun-ah? Bisakah hari ini kau yang pergi kepasar? Aboeji ada pesanan, dan aboeji belum membuatnya. Seperti biasa, Kim ahjumma sudah sangat hapal dengan bahan yang restaurant perlukan." Jelas tuan Seo.
"Baiklah, aku harus membersihkan diri terlebih dulu jika begitu." Kata Seohyun yang segera bergegas membersihkan dirinya. Tak butuh waktu lama bagi Seohyun untuk membersihkan dirinya, celana jeans panjang dan juga kaos yang sedikit kebesaran sudah melekat sempurna di tubuh gadis itu. Tak ada yang berubah dari gadis itu setelah lulus dari SMA, ia lebih pendiam dibanding dulu, namun ia akan tersenyum ramah saat melayani pelanggan yang datang ke restaurant kecil aboejinya. Sekarang ini Seohyun sudah semester 7 di universitas Dongguk, ia mengambil jurusan Bisnis. Hanya tinggal menghitung beberapa bulan lagi ia sudah lulus, dan niatnya setelah lulus adalah mengembangkan usaha aboejinya. Seohyun segera bergegas menuju pasar menaiki bus umum. Untung hari ini ia tidak ada kuliah pagi, setidaknya ia bisa membantu aboejinya seperti sekarang ini. Langkah Seohyun menapak pasti menuju pasar tradisional yang sudah sangat ramai tersebut, sekalipun ini masih pagi tetap saja yang namanya pasar tradisional pasti akan selalu ramai. Tuan Seo memilih pasar tradisional untuk membeli bahan-bahan masakannya, beliau tidak mau mengecewakan pelanggannya. Kembali pada Seohyun yang mulai menelusuri lorong-lorong pasar tradisional ini. Seohyun menghentikkan langkahnya tepat didepan sebuah kios yang menjual sayuran segar dan buah segar.
"Annyeonghaeseoyo Kim ahjumma." Sapa Seohyun ramah pada si penjual.
"Seohyun-ie? Kau tidak kuliah hari ini?" tanya Kim Ahjumma pada Seohyun.
"Hari ini saya masuk siang." Jelas Seohyun pada Kim Ahjumma.
"Ah benarkah? Ini bahan-bahan yang aboejimu pesan." Kata Kim Ahjumma menyerahkan 2 kantung besar berisi sayuran dan juga 1 kardus berisi buah-buahan segar, Seohyun bingung sendiri membawanya.
"Haruskah aku menyuruh orang untuk membantumu?" tawar Kim ahjumma pada Seohyun.
"Terimakasih Kim ahjumma, anda tidak perlu repot-repot." Seohyun segera menyerahkan beberapa lembar uang pada Kim ahjumma. Ia segera berpamitan pada Kim ahjumma, dan sedikit kesusahan karena membawa barang yang lumayan berat. Ia tahu sekarang kenapa aboejinya menyuruhnya untuk naik taksi saat pulang dari pasar. Seohyun menghelas nafas panjang. Ia segera langkahkan kakinya menuju pinggir jalan untuk mencegat taksi, sedikit kelimpungan Seohyun berjalan. Bukan taksi yang ia dapatkan melainkan sesorang yang menabraknya dengan cukup keras membuatnya oleng dan tersungkur dengan posisi tengkurap, bukan apa-apa, ia hanya ingin melindungi buah yang didalam kardus agar tidak rusak, dan sekarang bisa ia pastikan beberapa orang yang lalu lalang menatapnya heran. Hingga seseorang mengambil alih kardus buah Seohyun dan membantu Seohyun berdiri.
"Kau tidak apa-apa? Maaf, aku sedang terburu-buru." Kata seorang laki-laki yang tadi menabrak Seohyun.
"Ya, aku tidak apa-apa." Jawab Seohyun seadanya, ia segera mengambil alih kardus buahnya dari laki-laki tersebut.
"Terimakasih." Kata Seohyun dan segera mengambil alih kardus buah tersebut. Seohyun segera pergi setelah membungkuk sopan pada laki-laki tersebut. Seohyun langkahkan kakinya sedikit lebih jauh dari tempat ini untuk mencegat taksi, ia benar-benar malu sekarang, baru ia rasakan bahwa ada yang tidak beres dengan kakinya, sebisa mungkin ia berjalan seperti biasa, namun tetap tidak bisa. Ia berjalan dengan sedikit terseok-seok.
"Biar aku bawakan." Kata seorang laki-laki yang tiba-tiba saja mengambil alih kardus Seohyun.
"Saya tidak apa-apa, saya tidak ingin merepotkan anda tuan." Jelas Seohyun ramah.
"Tidak, aku yang menabrakmu. Jadi aku harus bertanggung jawab, apa kakimu sakit? Mari kita kerumah sakit." Tawar laki-laki tersebut pada Seohyun.
"Terimakasih, saya baik-baik saja tuan." Kata Seohyun sedikit canggung.
"Ah, benarkah? Apa kau tengah mencegat taksi sekarang? Tunggulah disini, akan aku carikan taksi." Kata laki-laki tersebut melangkah didepan Seohyun. Tak berapa lama kemudian laki-laki tersebut memberitahukan pada Seohyun bahwa ia sudah menghentikan taksi. Laki-laki tersebut membukakan pintu taksi untuk Seohyun dan memberikan kardus buah milik Seohyun.
"Aku benar-benar minta maaf nona." Kata laki-laki tersebut sopan pada Seohyun.
"Huh? Tidak, saya benar-benar berterimakasih pada anda tuan. Annyeonghigaeseoyo." Kata Seohyun membungkuk pada laki-laki tersebut, laki-laki tersebut hanya membalas dengan senyuman dan segera menutup pintu bagian belakang taksi tersebut.
Rumah Sakit Seoul
Seorang dokter baru saja memasuki ruangannya, ia segera memakai jas khusus dokternya Dokter tersebut menyelipkan pin nama di jas dokternya, pin tersebut bertuliskan 'K. H. Cho'. Ya, Cho Kyuhyun memang salah seorang dokter di rumah sakit besar di seoul ini. Sekolah bertahun-tahun di London dengan jurusan kedokteran tak membuatnya lupa akan negaranya sendiri, maka dari itu ia memutuskan untuk mnegabdikan diri pada negaranya dengan menjadi salah seorang dokter di rumah sakit ini, hoobaenya yang bernama Seohyun jugalah yang membuatnya ingin segera kembali ke Korea saat dulu ia masih menyelesaikan studynya di London. Kyuhyun berlalu menuju ruang rawat anak-anak, ia memasuki sebuah kamar pasien. Ia langkahkan kakinya menuju salah satu ranjang pasien disana, Kyuhyun bisa melihat seorang gadis kecil berumur kira-kira 6 tahun berdiri di atas ranjang setelah melihatnya.
"Annyeonghaeseoyo dokter?" sapa seorang gadis kecil tersebut sembari membungkuk 90o layaknya orang dewasa yang bertemu dengan bosnya. Kyuhyun tersenyum dan menyapa balik gadis cilik tersebut.
"Annyeong Seojin-aa?" sapa Kyuhyun ramah, tak lupa dokter tersebut juga menyapa ramah wanita muda yang tersenyum kearah gadis kecil tadi, wanita muda tersebut adalah ibu dari si gadis kecil.
"Aku akan mengecek keadaannya sebentar." Jelas Kyuhyun pada si ibu gadis kecil bernama Seojin. Setelah memeriksa Seojin, Kyuhyun mengajak si ibu dari gadis tersebut keluar dari kamar rawat Seojin.
"Apa kau sudah menghubunginya?" tanya Kyuhyun pada ibu Seojin. Ibu Seojin hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Song Qian, apa kau tidak memikirkan kesehatan anakmu? Dia butuh darah appanya." Jelas Kyuhyun pelan. Ibu Seojin yang bernama Song Qian tersebut menatap Kyuhyun sendu.
"Kau....apa kau pernah tahu rasanya ditinggal pergi tanpa alasan? Apa kau tahu seberapa besar perjuanganku selama ini membesarkannya? Aku akan mencari donor lain." Jelas Qian dengan mata yang berkaca-kaca, matanya menatap datar lantai yang ia pijaki.
"Ia mencarimu, ia menanyakanmu." Jelas Kyuhyun datar. Qian mendongak menatap Kyuhyun, ada secercah harapan di mata Qian.
"Huh?! Dia mencariku?! Omong kosong apa itu Cho Kyuhyun?" cibir Qian yang kembali menatap lantai yang ia pijaki datar.
"Dia mencarimu, dia menemuiku beberapa hari lalu. Qian-aa, biarkan dia mendonorkan tulang sumsumnya untuk anaknya sendiri, hilangkan egomu dulu, kita harus menyelamatkan Seojin, bukankah kau bilang ia permatamu? " tanya Kyuhyun memelas. Kyuhyun dan Song Qian berteman karena suami Qian, Zhoumy adalah teman dekat Kyuhyun saat kuliah di London. Bedanya jika Kyuhyun kuliah di London mengambil jurusan kedokteran sedangkan Zhoumy mengambil jurusan arsitektur. Saat di pertengahan semester Zhoumy memutuskan untuk menikahi Qian, Kyuhyun yang saat itu di tingkat yang sama dengan Zhoumy terkejut. Kenapa harus terburu-buru? Zhoumy beralasan bahwa ia tak mau kehilangan Qian, namun Kyuhyun sudah mengetahui kenyataan bahwa Qian sudah mengandung anak Zhoumy. Setidaknya Kyuhyun tidak kecewa pada sahabat yang sudah ia anggap seperti hyeong itu mau bertanggung jawab. Setelah Qian melahirkan putri pertama mereka, Zhoumy pergi entah kemana dan entah apa alasannya, sejak saat itu Qian sendirilah yang mengasuh putri kecil semata wayangnya tersebut. Meskipun kebencian Qian pada laki-laki yang masih sah menjadi suaminya itu masih mengakar, namun hatinya tak bisa dibohongi, ia masih mencintai laki-laki itu meskipun sudah menyisakan lukam yang cukup dalam di hatinya. Terdengar suara hembusan pelan nafas Kyuhyun.
"Temui dia." Hanya itu kalimat yang meluncur dari mulut Kyuhyun, Kyuhyun langkahkan kakinya meninggalkan Qian yang masih berdiri menyandar pada tembok. Kyuhyun kembali menelusuri lorong dilantai ini untuk memeriksa keadaan pasien lain. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore sekarang, Kyuhyun sudah tidak mempunyai tanggungan lagi di rumah sakit ini. ia sudah menyelesaikan beberapa laporan kesehatan milik beberapa pasien. Ia sampai lupa tidak makan siang hanya karena beberapa laporan tersebut. Ia meregangkan otot tubuhnya sebentar dan kemudian segera melepas jas dokternya. Tokk...tokk.
"Masuk." Pekik Kyuhyun
"Dokter, ini laporan terakhir yang harus anda buat." Jelas seorang perawat yang sudah berdiri didepannya.
"Bisakah aku mengerjakannya besok saja perawat Kim? Aku ada keperluan sekarang." jelas Kyuhyun sembari tersenyum pada perawat berwajah datar didepannya.
"Baiklah, tapi pukul 10 pagi laporan ini harus sudah selesai di meja anda, saya pergi." Kata perawat tersebut datar dan kemudian pergi meninggalkan Kyuhyun yang berdecak kesal.
"Aigoo, bagaimana mungkin Jongwoon hyeong menyukai gadis segalak dia?" Kyuhyun mengendikkan bahunya mendengar pertanyaannya sendiri, ia tetap saja bersih kukuh untuk melanjutkan laporan itu besok pagi. Kyuhyun merogoh saku celananya, ia mengambil kertas lucek didalamnya, lalu tersenyum sebentar melihat tulisan didalam kertas tersebut.
"Tunggu aku." Gumam Kyuhyun sembari tersenyum melihat kertas tersebut. Ia ambil kunci motor sportnya di laci mejanya. Langkahnya melangkah pasti menuju pakiran rumah sakit ini. Kyuhyun menulusuri jalanan kota Seoul di sore hari, senyum terus saja mengembang dibibirnya. Ia akan bertemu hoobaenya, hoobae yang memberi panggilan khusus padanya. Disinilah sekarang Kyuhyun, ia berdiri didepan resaturan kecil masakan khas Korea. Hatinya benar-benar bimbang sekarang, apakah ia harus masuk atau tidak? 5 menit yang lalu saat ia sudah sampai disana dan sudah memakirkan motornya, ia mantap untuk menemui hoobaenya, belum sempat ia membuka pintu restaurant tersebut hatinya menciut. Penjelasan pak Jang bahwa Seohyun sampai sekarang masih marah padanya karena hal yang tak seharusnya ia ketahui. Kyuhyun menatap bingung lantai didepan pintu restaurant yang ia pijaki. Ia menghembuskan nafas kasar, ia sudah siap untuk membuka pintu tersebut. Niatnya terhenti karena tiba-tiba saja seseorang sudah lebih dulu membuka pintu dari dalam restaurant, Kyuhyun terburu-buru melangkahkan kakinya menjauh dari tempat tersebut, karena terburu-buru bahkan ia tak melihat ada tangga disana, ia harus tersungkur ditrotoar sekarang. ia memegangi lututnya yang sepertinya tidak baik-baik saja
"Oh, apa anda baik-baik saja?" suara seorang perempuan berhasil membuat Kyuhyun menoleh dan menghentikan aktivitasnya memegangi lututnya. Bisa Kyuhyun lihat kini seorang gadis tengah berjongkok sembari melihat lututnya yang tidak baik-baik saja. Kyuhyun tersenyum melihat gadis yang kini tengah berjongkok menyamai posisiny ayang terduduk di trotoar didepan restaurant.
"Anda baik-baik saja tuan?" tanya gadis tersebut menatap khawatir Kyuhyun.
"Kau benar-benar cantik." Hanya itu jawaban yang spontan muncul dari mulut Kyuhyun.
"Nde?" tanya gadis itu bingung.
"Nde? Ah, bukankah kau gadis yang pagi tadi tak sengaja kutabrak?" tanya Kyuhyun yang mengingat siapa gadis yang kini tengah berjongkok didepan.
"Oh, annyeonghaeseoyo." Sapa gadis tersebut ramah. Kyuhyun hanya mengangguk dan tersenyum.
"Tapi apa yang anda lakukan disini tuan?" tanya gadis yang sudah bisa dipastikan adalah Seohyun.
"Nde? Ah, aku ingin makan siang. Aku dengar dari beberapa orang bahwa restaurant disini makanannya enak." Jelas Kyuhyun bohong, ia tidak tahu itu benar atau tidak yang jelas ia harus bisa masuk restaurant tersebut sekarang.
"Tentu saja, aboeji saya yang memasak tentau enak. Mari masuk?" kata Seohyun sembari membantu Kyuhyun untuk berdiri. Kyuhyun tersenyum, ia baru sadar bahwa gadis tadi adalah hoobae yang sangat ingin ia temui. Ingin sekali ia memeluk gadis itu, ia hanya ingin menyampaikan perasaan rindunya pada gadis yang entah sejak kapan sudah mengisi separuh jiwanya. Ia lihat gadis itu sudah berjalan mendahuluinya.
"Tuan, masuklah." Kata Seohyun ramah sembari mengangkat 2 kresek besar berisi sampah, niat Seohyun tadi adalah untuk membuang sampah namun setelah melihat seseorang jatuh tak jauh dari tempatnya berdiri membuat rasa simpatinya sebagai manusia keluar, ia memutuskan untuk meletakkan kedua kresek besar berisi sampah tersebut disamping pintu restaurant.
"Kau mau kemana?" tanya Kyuhyun bingung.
"Saya harus membuang sampah, tenang saja ada aboeji saya yang akan melayani anda." kata Seohyun menunujukkan senyum ramahnya dan kemudian segera langkahkan kakinya menuju tempat pembuangan sampah di ujung jalan. Sedikit ragu Kyuhyun memasuki restaurant tersebut. Ia bisa melihat laki-laki paruh baya tengah sibuk didapur, restaurant kecil ini menggunakan konsep pesan dari dapur.
"Selamat datang." Sapa seorang pria paruh baya ramah dari jendela lebar pemisah antara dapur dan meja yang digunakan pelanggan untuk makan. Kyuhyun tersenyum pada pria paruh baya tersebut.
"Annyeonghaeseoyo aboenim." Kata Kyuhyun ramah, pria paruh baya yang dipanggil aboenim oleh Kyuhyun menatap Kyuhyun heran.
"Maaf, tapi kau siapa?" tanya pria paruh baya tersebut yang notabenenya adalah tuan Seo.
"Saya Poo." Jawab Kyuhyun singkat, seperti tersengat aliran listrik tuan Seo membulatkan matanya dan senyum mengembang diwajahnya. Kini mereka sudah duduk disalah satu meja yang masih kosong.
"Maafkan aku karena tak mengenalimu nak Kyuhyun, Joohyun pasti senang melihatmu ada disini." Jelas tuan Seo tersenyum pada Kyuhyun.
"Dimana anak itu, akan kucarikan dia sebentar." Kata tuan Seo hendak bergegas, namun tak jadi karena dihalangi oleh Kyuhyun.
"Tidak perlu aboenim." Kata Kyuhyun yang kini sudah merubah ekspresi wajahnya menjadi lebih sendu.
"Ada apa? Apa kalian ada masalah?" tanya tuan Seo, Kyuhyun tersenyum kecut.
"Saya sudah menyakitinya aboenim, saya ingin menyelesaikan masalah kami dulu. Jangan beritahukan pada dia bahwa aboenim bertemu dengan saya. Saya sudah bertemu dengannya... dia tak mengenali saya." Jelas Kyuhyun tersenyum kecut.
"Sebenarnya ada masalah apa hingga kau seperti ini nak Kyuhyun?" tanya tuan Seo, Kyuhyun menghela nafas panjang. Kyuhyun kemudian segera menjelaskan semua yang terjadi antara dirinya dan Seohyun, dan bagaimana Seohyun bisa semarah itu terhadapnya.
"Maafkan saya aboenim, tidak seharusnya saya menceritakan hal itu pada guru saya." Jelas Kyuhyun menyesal, tuan Seo hanya tersenyum, senyum seorang ayah yang Kyuhyun lihat dari wajah tuan Seo sekarang ini.
"Ini bukan salahmu, sepertinya kau harus benar-benar menjelaskannya pada Joohyun. Hari ini adalah harinya, sebelum kau benar-benar menyesal tak segera menjelaskan padanya. Abonim akan membantumu." Jelas tuan Seo. Kyuhyun tersenyum,
"Terimakasih aboenim." Kata Kyuhyun dan kemudian ia meminta bantuan tuan Seo untuk mempertemukannya dengan Seohyun di taman bermain di taman kanak-kanak yang terletak berseberangan dengan restaurant ini. 15 menit kemudian Seohyun memasuki restaurant milik aboejinya.
"Dari mana saja kau Seo Joohyun? Aboeji kelimpungan mencarimu." Jelas tuan Seo menunujukkan wajah marahnya yang tak terlihat marah sama sekali, Seohyun tersenyum.
"Chjwaeseonghaeyo aboeji, aku bertemu Kim ahjumma tadi." jelas Seohyun seadanya, ia tadi bertemu dengan Kim ahjumma dan entah dari mana awalnya Kim ahjumma mengajaknya berbincang-bincang sebentar dengannya mengenai anaknya yang sudah mendapat pekerjaan di Jerman.
"Baiklah, pergilah ke taman kanak-kanak di sebrang jalan, ia meninggalkan ini tadi ." kata tuan Seo sembari menyerahkan buku kecil pada Seohyun.
"Aku tidak tahu orangnya." Jelas Seohyun.
"Hanya ada dia ditaman kanak-kanak sana, dia seorang laki-laki. Dia memakai jas biru tua." Jelas tuan Seo.
"Kenapa dia tak mengambilnya sendiri kesini, aboeji?" tanya Seohyun
"Kau jadi banyak bicara Seo Joohyun. Sudah pergilah." Kata tuan Seo sembari berlalu ke dapur. Seohyun menatap heran aboejinya, bukankah yang dikatakannya benar? Bukankah orang itu yang harusnya mengambil buku tersebut. Seohyun mendengus kesal menatap buku kecil yang kini dibawanya, buku tersebut terlihat seperti buku agenda. Seohyun langkahkan kakinya menuju taman kanak-kanak disebrang jalan, sesampainya disana Seohyun kebingungan mencari orang dengan jas biru tua seperti yang dituturkan aboejinya. Senyumnya mengembang seketika saat melihat seorang laki-laki memakai jas biru tua yang duduk membelakanginya. Seohyun tak langsung melihat siapa orang tersebut.
"Permisi tuan ini bukumu." Kata Seohyun sembari memberikan buku tersebut pada orang yang duduk membelakanginya, orang tersebut menoleh dan mengambil buku tersebut dari tanagn Seohyun. Seohyun yang tak melihat siapa orang yang baru saja mengambil buku tersebut membulatkan matanya ketika melihat gelang yang dipakai tuan berjas biru tua tersebut.
"Gelang ini bag-." Kata Seohyun terpotong yang kemudian melihat siapa sipemilik gelang tersebut. Lagi-lagi Seohyun membulatkan matanya melihat wajah sipemilik gelang tersebut. Tuan berjas biru tua tersebut hanya tersenyum melihat ekspresi wajah Seohyun yang terkejut.
"Annyeong." Sapa tuan berjas biru tua yang tak lain dan tak bukan adalah Kyuhyun tersebut.
Flashback
"Poo sunbae?!" panggil Seohyun pada siswa gemuk yang duduk disampingnya di tempat latihan taekwondo ini.
"Hum." Sahut Poo sembari menoleh pada Seohyun, Seohyun memberikan sebuah gelang yang ia buat dari kain perca hitam, ada gantungan kecil wajah poo diujungnya. Poo tersenyum kagum menerimanya.
"Kau membuatnya sendiri?" tanya Poo antusias.
"Tentu, untuk satu-satunya orang yang mau berteman denganku di sekolah." Jelas Seohyun tersenyum sumringah.
"Terimakasih." Kata Poo tulus pada Seohyun.
"Pakailah." Suruh Seohyun sembari tersenyum pada Poo.
Flashback End.
Tbc.