"Kau ingin makan apa Kyuhyun-ah?" tanya tuan Seo pada Kyuhyun yang kini sudah berdiri disamping Seohyun.
"Seperti biasa abeonim." Jelas Kyuhyun tersenyum sumringah, Seohyun menatap datar pada Kyuhyun dan kemudian hendak berlalu ke dapur menyusul aboejinya, belum sempat Seohyun melangkahkan kakinya, Kyuhyun sudah menariknya lebih dulu.
"Kau mau kemana?" tanya Kyuhyun pada Seohyun.
"Membantu aboejiku, apalagi?" tanya Seohyun yang mulai sebal akan sikap Kyuhyun.
"Ah, baiklah." Kata Kyuhyun yang kemudian melepas genggaman tangannya pada Seohyun. Seohyun segera bergegas menuju dapur untuk membantu aboejinya, sudah 1 setengah jam lebih Kyuhyun duduk berpangku tangan disalah satu meja restaurant milik tuan Seo, ia ingin sekali membantu Seohyun, namun Seohyun melarangnya.
"Aku tak mau kau membuat kekacauan disini. Pulanglah?!" Itulah kata yang diucapkan Seohyun. Entah seperti kebal atau memang tidak mendengar, Kyuhyun tidak pernah marah saat Seohyun berkata ketus ataupun sinis padanya. Daripada pulang ke apartementnya dan tidak melakukan apa-apa, Kyuhyun lebih memilih untuk duduk bertopang dagu di restaurant milik tuan Seo ini, yah meskipun sama saja. Setidaknya ia bisa melihat wajah Seohyun lebih lama. Tak berapa lama kemudian Kyuhyun melihat Seohyun membawa 2 kantong kresek besar ditangan kanan dan kirinya dan juga 1 tas punggung yang tadi dibawanya saat kuliah bertengger sempurna pada kedua bahunya. Kyuhyun segera menyusul Seohyun.
"Kau mau kemana?" tanya Kyuhyun saat mereka sudah berada diluar restaurant aboeji Seohyun.
"Pulang." Jawab Seohyun singkat.
"Lalu aboenim?" tanya Kyuhyun.
"Kau bisa menemaninya jika kau mau." Jelas Seohyun yang sudah mulai melangkahkan kakinya. Kyuhyun menarik lengan Seohyun.
"Apa lagi Kyuhyun-ssi?!" tanya Seohyun sebal.
"Tunggu disini sebentar." Titah Kyuhyun, Seohyun hanya mendengus kesal. Kyuhyun berlari kedalam restaurant untuk berpamitan pada tuan Seo, tak berapa lama kemudian sedikit berlari Kyuhyun menyusul Seohyun yang sudah beberapa langkah jauh didepannya. Kyuhyun segera mengambil alih 2 kantong kresek sampah yang sedari tadi dibawa Seohyun.
"Biar aku yang membawanya." Kata Kyuhyun pada Seohyun saat ia mendapat tatapan heran dari Seohyun.
"Kau ini manusia atau bukan Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun gamblang saat mereka dalam perjalanan membuang sampah tersebut.
"Tentu aku manusia, kenapa?" tanya Kyuhyun antusias.
"Tidakkah tubuhmu itu perlu kau istirahatkan? Tidak, atau mungkin kau tidak punya lelah sama sekali?" tanya Seohyun, Kyuhyun terkekeh mendengar pertanyaan Seohyun.
"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" tanya Kyuhyun penasaran.
"Setiap hari...setiap hari kau selalu datang ke restauran aboeji sepulang kerja, aku mengetahuinya dari aboeji, setiap hari beliau selalu menyebut-nyebut namamu disetiap kesempatan. Aku bertanya seperti itu, mewakili pertanyaan aboejiku." Jelas Seohyun, kali ini Kyuhyun hanya tersenyum pada Seohyun, ia segera meletakkan 2 kantong sampah tersebut pada tumpukkan sampah.
"Kau mengkhawatirkanku?" tanya Kyuhyun kemudian, Seohyun membulatkan matanya.
"Bukan aku, tapi aboeji." Jawab Seohyun gugup.
"Benarkah?" tanya Kyuhyun memastikan.
"Y-ya." Jawab Seohyun gelagapan.
"Aku juga tidak tahu, tubuhku ini sangat hebat jika diajak kompromi. Aku bahkan bisa tidak tidur 3 hari berturut-turut." Jelas Kyuhyun sumringah, Seohyun menatap takjub pada Kyuhyun. Mereka pun melanjutkan langkah mereka menuju rumah tuan Seo.
"3 hari berturut-turut? Kau bisa pulang kalau begitu Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun kemudian, Kyuhyun menggelengkan kepalanya.
"Aku ingin mengantarmu pulang, kau tahukan aku seorang dokter? Seorang dokter harus siap kapanpun pasien membutuhkan pertolongan. Aku tidak masalah." Jelas Kyuhyun antusias pada Seohyun.
"Benar-benar luar biasa." Hanya itu kata yang meluncur dari mulut Seohyun, Kyuhyun hanya terkekeh mendengarnya. Beberapa langkah lagi mereka akan sampai di rumah Seohyun, namun belum sempat mereka sampai, Seohyun sudah membulatkan matanya melihat benda besar berwarna hitam tergeletak beberapa langkah didepannya, ia bersembunyi dibalik punggung Kyuhyun untuk menata degup jantungnya melihat benda yang masih tergeletak tak jauh beberapa meter dari tempat mereka berdiri, Seohyun takut bukan main. Kyuhyun yang heran melihat tingkah aneh Seohyun menoleh pada Seohyun, Seohyun menggenggam erat lengan kekar Kyuhyun, bisa Kyuhyun dengar nafas Seohyun tersengal-sengal karena ketakutan.
"Ada apa Seohyun-ssi?" tanya Kyuhyun menggenggam tangan Seohyun.
"D-disana, itu apa?" tanya Seohyun yang masih bersembunyi dibelakang Kyuhyun sembari menunjuk kearah benda hitam besar yang tergeletak di gang yang lumayan sepi ini. Mata Kyuhyun mengikuti arah telunjuk Seohyun, Kyuhyun menggenggam erat tangan Seohyun yang masih mengait pada lengannya dan membawanya berjalan mendekat kearah benda tersebut, karena pencahayaan yang kurang memadai tidak terlihat dengan jelas apa benda tersebut, namun yang Kyuhyun bisa lihat saat ini bahwa benda tersebut terbungkus kain hitam besar. Sesekali Kyuhyun melihat pada Seohyun yang benar-benar ketakutan.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Kyuhyun khawatir, Seohyun hanya mengangguk ragu.
"Jika kau setakut itu, lebih baik kau tunggu disini, biar aku yang melihatnya, hum?" tawar Kyuhyun, Seohyun menggeleng kuat pada Kyuhyun.
"Baiklah, tetap pegang lenganku ne?" kata Kyuhyun kemudian, setelah mendapat persetujuan anggukkan dari Seohyun, Kyuhyun lanjutkan lagi langkahnya diikuti Seohyun. Seohyun melepas pegangannya pada lengan Kyuhyun, saat Kyuhyun hendak membuka kain hitam tersebut. Kyuhyun membulatkan matanya saat melihat seorang perempuan dengan wajah memar di balik kain tersebut, Seohyun membulatkan matanya saat Kyuhyun mengatakan bahwa perempuan tersebut masih hidup, yang lebih parahnya lagi wanita itu dalam keadaan hamil.
"Kita harus membawanya kerumah sakit Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun yang mulai bisa mengendalikan rasa takutnya. Kyuhyun hanya mengangguk dan kemudian segera menggendong perempuan tersebut untuk mencari taksi dan membawa ke rumah sakit.
Rumah sakit Seoul...
Seohyun kini menunggu cemas di depan ruang ICU, perempuan yang tadi ditemukan oleh Kyuhyun dan juga dirinya tengah dirawat oleh dokter yang juga rekan Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun, entah setelah ditanyai oleh dokter yang merawat perempuan tadi pergi kemana, yang penting sekarang adalah perempuan tadi harus selamat.
"Minumlah." Kata seseorang memberikan sebotol air mineral pada Seohyun, Seohyun mendongak menatap orang tersebut dan bisa dipastikan orang tersebut adalah Kyuhyun, Seohyun menerima air tersebut, dan segera meneguknya. Kyuhyun sudah mendudukkan dirinya disamping Seohyun.
"Kau sudah baikkan sekarang?" tanya Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun hanya mengangguk pelan, Kyuhyun tersenyum, ia membawa Seohyun kedalam pelukkannya, entah karena apa Seohyun tidak meronta sama sekali saat Kyuhyun memeluknya erat sekarang ini, ia bahkan beranikan dirinya untuk membalas pelukkan Kyuhyun.
"Syukurlah kalau begitu." Jelas Kyuhyun sembari mengusap lembut kepala Seohyun, cukup lama mereka berpelukkan. Kyuhyun bisa merasakan dengan jelas bahwa jantung Seohyun berdegup dengan cepat, Kyuhyun tersenyum sekilas mengingat betapa ketakutannya Seohyun tadi.
"Aku tidak tahu kau setakut itu, gadis tomboy sepertimu kenapa punya banyak sekali rasa takut?" tanya Kyuhyun menggoda, Seohyun melepas dengan kasar pelukkan Kyuhyun padanya. Kyuhyun hanya terkekeh.
"Aku hanya bercanda..." kata Kyuhyun hendak memeluk Seohyun lagi, namun Seohyun menolaknya mentah-mentah, lagi-lagi Kyuhyun hanya terkekeh melihat tingkah Seohyun.
"Perempuan didalam sana, dia Haera, Lee Haera." Kata Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun membulatkan matanya. Bisa Kyuhyun lihat kini Seohyun menunjukkan wajah terkejutnya, yang menurut Kyuhyun itu sangat lucu.
"Dia sudah mendapat hukuman yang setimpal karena sudah mengataimu anak...pelacur, bukankah Tuhan begitu adil?" tanya Kyuhyun, Seohyun terdiam.
"Apa kau tahu? Beritanya sudah tersebar, ia mengandung anak mafia itu, dan karena ia tak mau menggugurkan bayinya, ia disiksa dan dibuang ditempat tadi." jelas Kyuhyun pada Seohyun yang kini menatapnya tak percaya. Kyuhyun mengusap lembut pipi gembul milik Seohyun,
"Tuhan selalu adil pada umatnya Seohyun-ah, bahkan tanpa kau turun tanganpun Tuhan lebih tahu segalanya. Jadi sekarang bagaimana?" tanya Kyuhyun kemudian, tangannya kini menggenggam erat tangan Seohyun.
"Aku yakin, gadis baik sepertimu pasti sudah memiliki pemikiran yang tepat, akan kuantar kau pulang, aboenim pasti mengkhawatirkanmu." Ajak Kyuhyun pada Seohyun. Seohyun tidak bergeming, ia lebih memilih untuk memandang pintu ruang ICU lekat-lekat.
"Untuk saat ini, ia butuh banyak istirahat. Kau bisa menemuinya besok." Jelas Kyuhyun, Seohyun hanya mengangguk ragu pada Kyuhyun. Seohyun hanya khawatir pada keadaan gadis itu, apalagi saat Seohyun tahu bahwa gadis itu tengah hamil sekarang. Mereka menaiki taksi menuju restaurant tuan Seo, karena sudah tidak ada bus di jam-jam malam seperti ini. Kyuhyun melihat Seohyun yang duduk disampingnya, sepertinya gadis itu sangat menikmati melihat jalanan Seoul melalui jendela taksi ini.
"Seohyun-ah? Apa sudah tumbuh cinta dihatimu?" tanya Kyuhyun gamblang pada Seohyun, Seohyun menolehkan kepalanya pada Kyuhyun.
"Dari dulu ada cinta dihatiku Kyuhyun-ssi." Jawab Seohyun, Kyuhyun tersenyum sumringah mendengar jawaban dari Seohyun.
"Untuk aboejiku." Lanjut Seohyun santai, ia tersenyum setelah mengatakan hal tersebut, Kyuhyun hanya mendengus kesal.
"Untukku?" tanya Kyuhyun kemudian, Seohyun menoleh lagi pada Kyuhyun.
"Tidak ada." Jawab Seohyun gamblang, Kyuhyun mengerucutkan bibirnya.
"Cepat tumbuhkan untukku." Kata Kyuhyun sebal, Seohyun hanya terkekeh mendengar perkataan Kyuhyun.
"Mungkinkah kau tengah menyukai seseorang saat ini?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Tidak ada, kau bisa pergi mencari gadis lain Kyuhyun-ssi. Tidak perlu repot-repot menungguku." Jelas Seohyun dengan senyum mengejeknya.
"Apa sedikitpun kau tak menyukaiku, sedikit, hanya sedikit?" tanya Kyuhyun.
"Aku sudah tak membencimu sekarang, suka? Hum, hanya sedikit." Jawab Seohyun akhirnya, Kyuhyun tersenyum sumringah, ia kecup bibir Seohyun singkat, dan tersenyum setelah melakukannya, Seohyun membulatkan matanya ia menelangkup seluruh wajahnya namun sebelum itu ia melihat kearah kaca spion taksi yang mereka naiki. Ia bisa melihat baru saja supir taksi tersebut menggeleng-gelengkan kepalanya sembari tersenyum. Seohyun mencubit lengan Kyuhyun
"Kenapa?" tanya Kyuhyun heran.
"Tidak bisakah kau membedakan mana London mana Korea, jika di London kau bisa berciuman sesukamu ditempat umum, ini di Korea Kyuhyun-ssi, lagi pula aku belum mengatakan kalau aku mencintaimu." Jelas Seohyun sebal, Kyuhyun hanya terkekeh mendengar penjelasan Seohyun.
"Aku tidak pernah berkencan di London, sudah kukatakan padamu kan saat pertama kali aku menginjakkan kakiku di London kaulah orang pertama yang kurindukan, jadi kau berniat mengatakan padaku kalau kau mencintaiku? Tanpa mengatakannya pun aku sudah tahu Seo Joohyun." Jelas Kyuhyun sumringah, Seohyun hanya menatap sebal pada Kyuhyun.
Keesokkan harinya.....
Sepulang dari kampus Seohyun bergegas pergi menuju rumah sakit Seoul untuk menjenguk Haera, gadis yang dulu menyebar aib tentang keluarganya. Seohyun kesana bukan untuk mengatai Haera dan menjelek-jelekkannya melainkan ia hanya ingin melihat keadaan gadis itu. Disinilah Seohyun berada disebuah kamar rawat inap di lantai 3.
"Untuk apa kau kemari, kau pasti ingin mentertawaiku kan?" tanya seorang gadis yang duduk diatas ranjang pasien dengan wajah pucat pasi, gadis itu adalah Haera. Seohyun menggeleng pelan.
Flashback
Seohyun tengah menikmati istirahat siangnya di atap sekolah, seperti biasa komik keroro adalah teman setianya, ia benar-benar menikmati ketenangannya sekarang, terik matahari siang ini bahkan tak meluluh lantakkan keinginannya untuk tetap berlama-lama disini.
"Jadi kau disini?" tanya seorang siswi pada Seohyun, Seohyun menatap datar pada gadis yang bisa dipastikan adalah Haera.
"Aku tidak tahu jika seorang Seo Joohyun yang pintar pendiam dan tomboy ini ternyata anak keluarga broken home?" sindir Haera pada Seohyun, Seohyun membulatkan matanya. Bagaimana Haera bisa tahu, pikirnya.
"5 tahun yang lalu tepatnya saat kau masih SMP eommamu mati ditangan selingkuhannya kan? Atau jangan-jangan eommamu seorang pelacur?" cibir Haera lagi. Seohyun yang tidak terima mendengar ucapan Haera barusan menampar pipi kanan Haera. Haera tersenyum sinis pada Seohyun.
"Kenapa? Aku benarkan? Ah, kau pasti terkejut darimana aku bisa tahu? Aku bersekongkol dengan teman gendutmu itu untuk menghancurkanmu, dia bilang akan melakukan apapun untukku dan dia bilang dia setuju untuk menghancurkanmu saat dia sudah keluar dari sekolah ini, dia bilang dia ingin melihatmu membencinya. Selamat Seo Joohyun, sebuah bom sudah mengenai tepat di wajahmu." Jelas Haera tersenyum penuh kemenangan sembari pergi meninggalkan Seohyun yang menunduk sedih, beberapa tetes air mata keluar dari pelupuk matanya. Sejak saat ini, ia memutuskan untuk kembali pada dirinya yang dulu, dan untuk Poo sunbaenya, Seohyun sudah tidak berniat untuk bertemu lagi dengan orang tersebut.
Flashback End
"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah baikkan?" tanya Seohyun datar, raut khawatir masih terlihat jelas diwajahnya.
"Cih, keadaanku? Tertawakan aku jika kau ingin mentertawakan aku, bukankah aku sudah pernah mengataimu anak pelacur?" tanya Haera ketus, Seohyun sebisa mungkin menahan amarahnya.
"Lalu kenapa? Bukankah anak yang akan kau lahirkan nantinya akan mendapat gelar anak seorang pelacur?" tanya Seohyun ketus, Haera diam mendengar pertanyaan Seohyun.
"Aku... setelah melihat keadaanmu kemarin, entah kenapa rasa benciku padamu pergi begitu saja, awalnya aku mentertawai diriku sendiri yang entah tiba-tiba saja bisa mema'afkanmu, apa kau tahu alasannya? Kau tengah mengandung Haera-ya, kau harus hidup untuk anak itu. Haera-ya, kau harus melindunginya." Jelas Seohyun sembari melangkahkan kakinya keluar ruangan ini, Seohyun hendak membuka pintu kamar rawat tersebut, namun niatnya terhenti karena perkataan Haera.
"Ma'afkan aku." Perkataan Haera ini membuat Seohyun terpaku ditempatnya, Seohyun menolehkan kepalanya pada Haera.
"Aku akan mema'afkanmu jika kau melahirkan anak itu dengan selamat." Jelas Seohyun dan kemudian pergi begitu saja dari ruangan Haera. Di lorong lantai 3 ini, Seohyun tidak sengaja bertemu dengan Kyuhyun yang baru saja dari ruang alat medis.
"Kau sudah melakukan yang terbaik." Kata Kyuhyun sembari memeluk Seohyun saat mereka sudah berada di depan elevator, Seohyun tersenyum sebentar dan kemudian segera melepaskan pelukkan Kyuhyun padanya.
"Kau benar-benar tidak tahu malu dokter Cho, bagaimana jika pasienmu melihat kelakuanmu ini?" tanya Seohyun.
"Pasienku? Aku biasa memberi mereka free hug jika mereka sedang sedih, mereka bahkan lebih lucu darimu." Jelas Kyuhyun gamblang, Seohyun hanya mencibir Kyuhyun. Ting..... pintu elevator terbuka. Kyuhyun dan Seohyun segera menaiki elevator tersebut, Kyuhyun segera menekan tombol angka 2 pada dinding elevator tersebut. Sesampainya dilantai 2 Kyuhyun segera menarik Seohyun, keluar dari elevator.
"Aku harus pulang Kyuhyun-ssi." Kata Seohyun pada Kyuhyun.
"Sebentar saja." Kata Kyuhyun yang masih menggandeng tangan Seohyun, mereka menelusuri lorong lantai 2 menuju ruang rawat khusus anak-anak. Kyuhyun dan Seohyun memasuki sebuah ruangan.
"Imoo?!" pekik seorang gadis kecil penghuni ruangan tersebut. Seohyun tersenyum melihat siapa gadis kecil tersebut, Seohyun juga menyapa ibu dari sigadis kecil tersebut sopan. Seohyun segera menghampiri gadis kecil tersebut dan memeluknya erat.
"Seojin-aa, dokter membawakan imoo untukmu. Lalu apa hadiah untuk dokter Seojin-aa?" tanya Kyuhyun antusias pada Seojin.
"Tunggu sebentar dokter." Kata Seojin sembari membuka kotak pensil yang terletak didekat bantalnya. Seojin memberikan 2 buah cincin mainan yang terbuat dari plastik pada Kyuhyun.
"Dokter bisa memberikan yang satunya lagi untuk kekasih dokter." Jelas Seojin polos.
"Seojin-aa, tidakkah kau tahu bagaimana dokter bisa membawa imoo kesini? Imoo adalah kekasih dokter." Jelas Kyuhyun gamblang, Seohyun membulatkan matanya dan menepuk bahu Kyuhyun.
"Benarkah itu imoo, Seojin sangat senang." Jelas Seojin polos, Seohyun tersenyum kikuk pada Seojin. Bagaimana mungkin Kyuhyun mengatakan hal yang tidak-tidak pada anak sekecil dan sepolos Seojin
"Imoo juga ada sesuatu untuk Seojin." Jelas Seohyun sembari tersenyum pada Seojin. Dengan sedikit trik yang ia ketahui Seohyun bermain sulap untuk Seojin, ia menunjukkan kedua tangannya yang kosong, dan memainkan kedua tangannya lagi didepan dan dibelakang kepala Seojin, setelah menarik tangannya dibalik telinga Seojin, Seohyun menunjukkan sebuah koin bergambar wajah Poo pada Seojin. Dengan senang hati bocah kecil itu menerima koin tersebut, Kyuhyun bertepuk tangan riuh tat kala koin yang tadinya kecil berubah menjadi besar. Qian yang duduk dibelakang Seojin hanya mengembangkan senyumnya saja melihat tawa putri kecilnya mengisi seluruh ruang ini. Setelah beberapa menit bermain dengan Seojin, Seohyun dan Kyuhyun kini berjalan berdampingan lagi di lorong lantai 2 rumah sakit ini menuju lantai 1.
"Aku tidak tahu kau bisa sulap seperti itu?" tanya Kyuhyun kagum.
"Biasa saja, hanya trik tadi yang aku bisa." Jelas Seohyun datar, Kyuhyun terkekeh mendengar pernyataan Seohyun yang menurutnya konyol.
"Akan kuantar kau pulang, bagaimana?" tanya Kyuhyun saat mereka sudah berada dielevator menuju lantai 1.
"Tidak perlu, aku bisa naik bus Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun.
"Baiklah. Minggu depan, apa kau punya waktu?" tanya Kyuhyun saat mereka sudah berada dilantai 1 menuju pintu keluar.
"Sepertinya tidak, aku ada persiapan ujian untuk skripsi. Ada apa?" tanya Seohyun antusias.
"Itu pasti sangat penting, tidak. Aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan." Jelas Kyuhyun gamblang.
"Jalan-jalan? Bulan depan aku baru free dari tugas kuliahku Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun antusias.
"Benarkah? Kalau begitu bulan depan kita ke London." Jelas Kyuhyun antusias, Seohyun menepuk dahi Kyuhyun sekeras mungkin.
"Sakit, Seo Joohyun?!" pekik Kyuhyun sebal.
"Kau pikir London itu Busan? Kau gila Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku akan mengenalkanmu pada orang tuaku sebagai calon istriku, ah dan lagi eommaku benar-benar ingin mencubit lagi pipi gembulmu itu." Jelas Kyuhyun terkekeh. Seohyun hanya menatap sinis pada Kyuhyun,
"Hati-hati." Kata Kyuhyun melambai pada Seohyun yang sudah melangkahkan kakinya, Seohyun menoleh sebentar pada Kyuhyun dan kemudian melanjutkan langkahnya. Mulai dari hari ini, Seohyun jadi sering sekali pulang terlambat kerumahnya. Tentu saja, karena bulan ini adalah waktu dimana dia akan menghadapi ujian skripsinya, waktunya lebih banyak ia habiskan di kampus. Sudah 2 minggu ini Seohyun melakukan hal tersebut. Saat ini Seohyun tengah sibuk membaca buku referensi di perpustakaan untuk bahan skripsinya, sudah sore saat ini dan meskipun sore namun perpustakaan disini tidak pernah sepi pengunjung.
"Seohyun-ah? Apa kau tidak lapar? Ayo kita makan sebentar!" ajak Hwanhee pada Seohyun yang kini sibuk menulis di notebooknya.
"Makanlah jika kau ingin makan, aku harus segera menyelesaikan ini dan pulang Hwanhee-ya." Jelas Seohyun yang masih sibuk menulis di notebooknya.
"Baiklah? Kau ingin kubawakan makanan?" tanya Hwanhee.
"Tidak perlu, setelah kenyang segera kesini." Kata Seohyun singkat sembari membuka lembar selanjutnya pada notebooknya.
"Ya, Mrs. Poo." Jawab Hwanhee santai, baru saja ia mendapat tatapan sinis dari Seohyun. Hwanhee terkekeh pelan dan berjalan santai keluar perpustakaan, sedangkan Seohyun kembali sibuk dan fokus pada buku-bukunya. Sesekali ia melihat kearah ponselnya untuk melihat sudah pukul berapa sekarang. 1 jam berlalu, Seohyun merasa bahwa ia benar-benar bosan sekarang. Hwanhee belum kembali sejak berpamitan membeli makan, Seohyun mendengus kesal. Ia segera mengembalikan buku-buku yang ia pinjam diperpustakaan ini pada raknya sesuai dengan jenis buku yang ia pinjam. Seohyun melangkahkan kakinya keluar perpustakaan dengan tas yang masih setia bertengger di kedua bahunya. Seohyun mengamati kesekeliling halaman luar perpustakaan, ia tak melihat Hwanhee dimana-mana. Seohyun segera menghubungi Hwanhee melalui ponselnya.
"Kau dimana?" tanya Seohyun pada Hwanhee diseberang telpon.
"...."
"Kau baik-baik saja sekarang?"
"..."
"Bukankah eommamu sudah bilang padamu bahwa kau tidak boleh makan makanan pedas, kenapa kau tetap melanggarnya Hwanhee-ya?"
"..."
"Lalu kau?"
"..."
"Aku akan kesana sekarang."
"...."
"Baiklah, aku pulang dulu kalau begitu." Kata Seohyun mengakhiri panggilannya, ia segera meletakkan ponselnya didalam tasnya dan melangkahkan kakinya keluar gerbang kampusnya. Baru beberapa langkah keluar dari gerbang kampusnya, tangan Seohyun sudah ditarik dan dalam hitungan detik Seohyun sudah terbenam dipelukkan seseorang, Seohyun mendongakkan kepalanya, untuk melihat siapa orang yang memeluknya. Sebenarnya tanpa mendongak pun Seohyun sudah tahu siapa orang yang memeluknya. Seohyun mendorong tubuh orang tersebut untuk berhenti memeluknya.
"Aku merindukanmu?!" protes orang tersebut saat Seohyun menatapnya kesal. Bisa dipastikan orang tersebut adalah Kyuhyun. Tentu Kyuhyun merindukan Seohyun, bagaimana tidak? Sudah 2 minggu ini ia tak melihat wajah Seohyun, Kyuhyun memang pergi ke London untuk menghadiri pernikahan noonanya. Seohyun menghela nafas panjang,
"Kyuhyun-ssi, sudah kubilang berapa kali padamu, ini bukan di London." Jelas Seohyun sebal.
"Hehe, maaf. Aku terlalu merindukanmu Seohyun-ah?" jelas Kyuhyun seperti anak kecil, Seohyun memutar bola matanya melihat tingkah laku Kyuhyun.
"Kau sudah kembali? Aku pikir kau akan menetap disana?" tanya Seohyun kemudian.
"Tidak, ayo kita pulang. Aboenim pasti menunggumu." Kata Kyuhyun sembari menggandeng tangan Seohyun.
"Kau tidak membawa motormu?" tanya Seohyun kemudian.
"Aku meninggalkannya di restaurant aboeji." Jawab Kyuhyun.
"Itu lebih baik, aku ingin naik bus." jawab Seohyun, mereka kini sudah berjalan menuju halte. Seohyun, ia tak menolak sama sekali saat Kyuhyun menggenggam tangannya, ia bahkan juga mengeratkan genggaman tangannya pada Kyuhyun.
"Tidakkah lebih baik kita naik taksi saja?" tanya Kyuhyun kemudian, Seohyun menggeleng pelan.
"Eommaku mengamuk padaku saat aku tak membawamu ke London." Jelas Kyuhyun hingga membuat Seohyun terkekeh.
"Kau berlebihan Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun kemudian.
"Aku tidak berlebihan, selama 2 hari beliau tak mengajakku berbicara, setiap kali aku berbicara beliau langsung mendiamkanku. Bulan depan kita ke London, ne?" tanya Kyuhyun pada Seohyun.
"Bulan depan? Hum.... sepertinya aku sudah tidak ada jadwal kuliah lagi. Kau memintalah izin pada aboeji, Kyuhyun-ssi. Aku jamin aboeji pasti tidak akan mengijinkanku." Kata Seohyun tersenyum penuh kemenangan, Kyuhyun menatap sebal kearah Seohyun.
"Kita lihat saja nanti." Tantang Kyuhyun, Seohyun hanya tersenyum. Mata Seohyun menangkap sebuah supermarket di ujung jalan.
"Ah, benar. Aku harus membeli susu untuk Haera." Jelas Seohyun sembari melangkahkan kakinya hendak melewati Kyuhyun, ia lupa jika tangannya masih menggenggam tangan Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum dan kemudian segera menarik Seohyun menuju supermarket tersebut. Selama 3 minggu ini Haera tinggal dirumah tuan Seo. Tuan Seo amat menyayangi Haera sama seperti beliau menyayangi Seohyun. Baik tuan Seo maupun Seohyun, keduanya begitu iba mengetahui keadaan Haera yang hidupnya kini sebatang kara. Apalagi Haera harus menghidupi janin yang ada didalam kandungannya. Seohyunlah orang yang mengajukan sendiri pada Haera untuk tinggal dirumahnya, konsekuensinya adalah Haera tidak bisa keluar rumah sembarangan, karena sewaktu-waktu mafia yang dulu pernah berhubungan dengan Haera bisa saja mengancam keselamatan Haera dan bayi yang kini tengah dikandung Haera.
"Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Kyuhyun saat mereka sudah kembali melanjutkan langkah mereka menuju halte bus dengan Kyuhyun yang masih menggenggam erat tangan Seohyun, dan sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk membawa belanjaan yang tadi mereka beli disupermarket. Kyuhyun memang memakirkan motornya di restaurant tuan Seo, tapi saat kesana Kyuhyun tak melihat Haera sama sekali.
"Dia baik-baik saja, aku benar-benar merasa bersalah padanya Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun pada Kyuhyun dengan wajah sendu.
"Kenapa?" tanya Kyuhyun heran.
"Dia pasti merasa tidak nyaman berada dirumah kami, apalagi saat aboeji menyuruhnya untuk tidak keluar rumah." Jelas Seohyun kemudian, Kyuhyun tersenyum mendengar penjelasan Seohyun.
"Yang aboenim lakukan memang benar, untuk berjaga-jaga saja jika mafia itu sewaktu-waktu mencari keberadaannya. I am proud of you and your father." Puji Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun hanya mencibir mendengar pujian Kyuhyun.
"Lagipula aku tidak mungkinkan menyuruhnya tinggal di apartemenku? Jika memungkinkan dia untuk tinggal diapartemenku tak masalah, aku bisa tinggal dirumahmu. Tapi kalau ada apa-apa? I am really proud of you, Seohyun-ah." Puji Kyuhyun lagi saat mereka sudah duduk bersebelahan didalam bus, beruntung saat mereka sampai di halte sudah ada bus yang berhenti menuju halte sekitar restaurant tuan Seo. Mereka duduk berdampingan dengan tangan yang masih bertaut.
"Mafia itu? Apa kau mengenalnya?" tanya Seohyun pada Kyuhyun.
"Aku? Bagaimana aku bisa tahu?" tanya Kyuhyun balik.
"Saat dirumah sakit, kau bilang beritanya sudah menyebar." Jelas Seohyun.
"Beritanya memang sudah menyebar, tapi apa mungkin dengan menyebarnya berita itu, foto mafia itu juga akan menyebar. Aku tidak tahu." Jawab Kyuhyun bohong, sebenarnya Kyuhyun tahu betul siapa mafia yang telah membuat Haera seperti itu, ia mengetahuinya saat ia meminta bantuan Jongwoon untuk menyelidiki tentang Haera waktu itu. Tak berapa lama kemudian mereka sudah sampai dirumah Seohyun, awalnya Seohyun dan Kyuhyun berniat menuju restaurant tuan Seo, mereka ingin mengajak Haera pulang bersama, tapi menurut penuturan tuan Seo Haera sudah pulang lebih dulu. Jadi Kyuhyun dan Seohyun memutuskan untuk pulang kerumah tuan Seo, sebenarnya Seohyun sudah menyuruh Kyuhyun untuk pulang dan menegaskan bahwa ia bisa pulang sendiri, tapi karena memang Kyuhyun orang yang keras kepala, ia bersih kukuh untuk mengantar Seohyun pulang. Mereka menaiki motor sport Kyuhyun.
"Haera-ya aku pulang." Pekik Seohyun pada Haera, Seohyun memasuki rumahnya diikuti Kyuhyun yang mengekor dibelakangnya.
"Kau sudah pulang?" tanya Haera yang baru saja muncul dari kamar Seohyun, selama tinggal disini Haera memang satu kamar dengan Seohyun. Haera membungkuk sopan pada Kyuhyun yang berdiri disamping Seohyun sembari tersenyum.
"Ini susu untukmu, aku lihat susu di lemari pendingin hampir habis." Jelas Seohyun sembari memberikan 1 kotak susu khusus ibu hamil berukuran besar.
"Terimakasih." Kata Haera tersenyum tulus sembari berlalu kedapur.
"Kau tidak ingin pulang Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun pada Kyuhyun yang masih berdiri disampingnya, Kyuhyun hanya mengerucutkan bibirnya.
"Kau harus banyak istirahat." Kata Seohyun.
"Aku ingin bersamamu." Jelas Kyuhyun yang masih mengerucutkan bibirnya, Seohyun menghela nafas panjang.
"Apa kau sudah makan?" tanya Seohyun kemudian.
"Sebenarnya aku sudah makan sebelum menjemputmu tadi, tapi jika kau ingin memberiku makan aku tidak masalah." Jelas Kyuhyun sumringah, Seohyun tersenyum sekilas mendengarnya. Ia segera berlalu kekamarnya untuk melepas atribut pakaian yang ia pakai di kampus, ia kini sudah memakai piyama bermotif keroro, ia bahkan menggelung rambutnya hingga menampakkan leher jenjangnya yang putih itu. Seohyun mulai sibuk berkutat didapur bersama Haera yang sibuk memotong beberapa buah untuk camilannya sendiri, namun menit selanjutnya Haera lebih memilih berada di luar rumah tuan Seo duduk dibawah pohon peach yang daunnya mulai berguguran karena musim gugur sudah mulai dekat. Sedangkan didalam rumah ini hanya ada Seohyun yang sibuk berkutat didapur dan juga Kyuhyun yang menyibukkan dirinya dengan melihat TV diruang tengah, namun kegiatan Kyuhyun tersebut terhenti saat ia mengetahui Seohyun berkutat didapur sendirian. Kyuhyun tersenyum, dan segera ia menghampiri Seohyun.
"Butuh bantuan?" tanya Kyuhyun yang sudah berdiri disamping Seohyun, Seohyun menoleh dan kemudian menggeleng pelan. Kyuhyun tersenyum, detik kemudian tangannya sudah melingkar di perut datar Seohyun, Seohyun yang terkejut menoleh pada Kyuhyun yang sudah membenamkan kepalanya pada bahunya.
"Kyuhyun-ssi, apa yang kau lakukan?" tanya Seohyun terkejut. Kyuhyun tak menjawab pertanyaan Seohyun, ia malah memejamkan matanya untuk beberapa saat dan kemudian menghirup aroma tubuh Seohyun dalam-dalam.
"Kyuhyun-ssi, lepaskan aku. Akan kubuatkan makanan untukmu." Kata Seohyun berusaha melepas pelukkan Kyuhyun.
"Biarkan seperti ini selama kau membuat makanan untukku, hum?" tanya Kyuhyun kemudian. Dengan paksa Seohyun bisa melepas pelukkan Kyuhyun. Kyuhyun menatap sebal pada Seohyun, Seohyun mengehela nafas panjang. Bukankah seharusnya ia yang marah disaat seperti ini.
"Kau pasti benar-benar lapar. Tunggu disana, sebentar lagi makananmu datang." Jelas Seohyun sembari menunjuk kearah meja makan kecil diruang tengah. Kyuhyun mendengus kesal. Seohyun segera melanjutkan memasaknya saat dirasa Kyuhyun sudah tidak lagi mengganggunya memasak. 10 menit berlalu, 1 piring omurice sudah terhidang didepan Kyuhyun. Kyuhyun menatap takjub omurice didepannya, ia memakan omurice tersebut dengan sangat lahap. Seohyun tersenyum dan segera menuang segelas air putih untuk Kyuhyun.
"Kau tidak makan?" tanya Kyuhyun saat 1 piring omuricenya sudah habis.
"Aku sudah makan di kampus tadi." jawab Seohyun.
"Lalu Haera-ssi?" tanya Kyuhyun
"Dia bilang dia sudah makan tadi." jawab Seohyun seadanya, Seohyun segera berdirikan tubuhnya.
"Kau mau kemana?" tanya Kyuhyun saat Seohyun hendak berjalan keluar sembari membawa sebuah sweater, Seohyun hanya menoleh pada Kyuhyun tanpa berniat menjawab sedikitpun pertanyaan Kyuhyun, ia lanjutkan lagi langkahnya keluar rumah. Kyuhyun segera menyusul Seohyun setelah ia meletakkan piring kotornya di tempat cuci piring. Kini bisa Kyuhyun lihat bahwa Seohyun tengah asyik bercengkrama dengan Haera senyum keduanya sama-sama mengembang satu sama lain. Sweater yang dibawa Seohyun tadi sudah bertengger sempurna ditubuh Haera, Kyuhyun tersenyum saat Seohyun mendekatkan telinganya keperut Haera yang membuncit tersebut.
"Dia menendangku Haera-ya." Kata Seohyun takjub pada Haera.
"Sepertinya dia menyukaimu." Jelas Haera sumringah, Kyuhyun samar-samar mendengar pembicaraan mereka, ia langkahkan kakinya pada kedua gadis tersebut, Kyuhyun lebih memilih duduk disamping Haera. Ia juga ingin melakukan hal yang sama seperti Seohyun. Kyuhyun juga mendekatkan telinganya pada perut Haera, dan bisa dipastikan kini wajahnya begitu dekat dengan wajah Seohyun, Kyuhyun tersenyum pada Seohyun, Seohyun membulatkan matanya saat menyadari wajah Kyuhyun begitu dekat dengan wajahnya. Jantungnya berdegup dengan cepat tanpa memberikannya aba-aba.
"Ya! Jangan berbuat mesum didepan bayiku." Kata Haera yang sedikit memundurkan posisi duduknya sembari mengusap-usap perutnya. Baik Seohyun maupun Kyuhyun menoleh pada Haera yang memelototi mereka, Seohyun yang sadar lebih dulu segera membenarkan posisi duduknya dan menelangkup wajahnya yang kini sudah memerah seperti kepiting rebus. Kyuhyun hanya tersenyum melihat tingkah konyol Seohyun.
"Aku tahu kalian sedang jatuh cinta, tapi setidaknya kalian harus tahu tempat, bayiku ini belum tahu apa-apa." Jelas Haera mencibir.
"Ma'afkan kami Haera-ssi." Kata Kyuhyun sembari tersenyum, Haera hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.
"A-akan kubuatkan susu untukmu Haera-ya." Kata Seohyun sembari berlalu kedalam rumahnya, ia benar-benar tidak bisa menata degup jantungnya sepertinya. Didalam rumah Seohyun memilih untuk berlama-lama didapur sembari menata degup jantungnya. Sementara itu diluar rumah....
"Ma'afkan atas perbuatanku selama ini Kyuhyun-ssi." Jelas Haera menunduk menyesal.
"Tidak apa-apa Haera-ssi." Jelas Kyuhyun ramah.
"Boleh, akau meminta satu hal padamu?" tanya Haera pada Kyuhyun. Kyuhyun mengerutkan dahinya saat ia tidak bisa menangkap maksud dari perkataan Haera.
"Aku juga sudah mengatakannya pada Seohyun." Jelas Haera kemudian, Kyuhyun hanya mengangguk.
"Jika saja, jika saja terjadi apa-apa padaku maukah kalian menjadi orang tua untuk anakku?" tanya Haera, Kyuhyun membulatkan matanya.
"Bukan apa-apa, aku sudah melangkah sejauh ini untuk melindungi bayi ini, kau tahu bajingan itu pasti akan melakukan apapun untuk membunuhku dan bayi ini. Aku harus melindunginya hingga aku melahirkannya nanti. Akan kupastikan bajingan itu tak akan menyentuh anak ini." Jelas Haera, Kyuhyun menatap tidak percaya pada Haera. 15 menit berlalu, setelah berlama-lama didapur membuat susu. Seohyun beranikan dirinya keluar untuk memberikan segelas susu khusus ibu hamil ditangannya untuk Haera, Seohyun tersenyum kecut tatkala ia melihat Haera tertidur pulas dengan sandaran bahu Kyuhyun, entah kenapa ia merasa tidak rela saat Kyuhyun dengan senang hati membuat bahunya menjadi tempat sandaran gadis lain, meskipun itu tidak disengaja. Seohyun tersenyum pada Kyuhyun saat Kyuhyun melihatnya berdiri di ambang pintu rumah tuan Seo, senyum yang ditampakkan Seohyun adalah senyum keterpaksaan.
"Dia tertidur Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun saat ia sudah berdiri didepan Haera, Seohyun meletakkan segelas susu yang sedari tadi dibawanya pada tempat yang kosong di samping Haera. Kyuhyun mengangguk dan tersenyum.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Kyuhyun kemudian dengan senyum yang sangat sumringah.
"Huh?" tanya Seohyun bingung.
"Kau tidak cemburu melihatku seperti ini?" tanya Kyuhyun gamblang, baru saja ia mendapat tepukkan keras didahi yang tidak tertutupi anak rambutnya. Kyuhyun mengerucutkan bibirnya sembari mengusap-usap dahinya. Seohyun akui, sepertinya Kyuhyun berhasil membuatnya cemburu. Tidak harus mengatakan pada Kyuhyun juga kan jika ia cemburu?
"Tidurkan dia didalam, Kyuhyun-ssi." Kata Seohyun pada Kyuhyun, Kyuhyun segera menggendong Haera diikuti Seohyun yang mengekor dibelakangnya. Seohyun segera menyelimuti Haera. Disinilah mereka sekarang, masih ditempat yang sama dibawah pohon peach yang daunnya tengah berguguran karena tertiup angin.
"Apa Haera juga mengatakannya padamu?" tanya Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun mengangguk pelan.
"Lalu bagaimana?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Anak itu harus tetap bersama ibunya." Jawab Seohyun singkat.
"Kau benar, dia harus tetap bersama ibunya."jelas Kyuhyun kemudian.
"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Aku?" tanya Seohyun bingung.
"Apa kau sudah mema'afkan eommanim?" tanya Kyuhyun gamblang, ia mendapat tatapan dingin dari Seohyun, tatapan yang paling tak ia sukai dari Seohyun.
"Kau bahkan sudah mema'afkan Haera, tak bisakah kau mema'afkan eommanim?" tanya Kyuhyun kemudian, selama ini tuan Seo memang sering bercerita pada Kyuhyun betapa Seohyun masih membenci ibunya yang sudah lama meninggal tersebut. Seohyun hanya diam, dan kini matanya hanya terfokus untuk menatap guguran daun peach yang baru saja jatuh di pangkuannya.
"Ma'afkan eommanim, hum?" bujuk Kyuhyun, lagi-lagi Seohyun hanya diam. Matanya menatap nanar daun peach yang jatuh dipangkuannya tersebut. Beberapa tetes airmatanya turut membasahi daun peach tersebut.
"Aku tidak pernah membenci eomma, Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun menahan isaknya, ia hapus air matanya dengan kasar. Namun sepertinya ia sudah tidak bisa membendung lagi air matanya, ia biarkan airmatanya tersebut berjatuhan.
"Aku hanya tidak mengerti sampai sekarang, apa alasan eomma mengkhianati aboeji seperti itu, dan yang lebih parahnya lagi beliau meninggalkanku Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun, bahunya bergetar karena menahan isak tangisnya, Kyuhyun merengkuh tubuh Seohyun dan memeluknya erat. Ia biarkan Seohyun terisak dipelukkannya.
"Aigoo, ma'afkan aku." Kata Kyuhyun mengusap lembut kepala Seohyun.
"Ma'afkan aku hum?" kata Kyuhyun yang masih mengusap lembut kepala Seohyun yang terisak dalam tangisnya. Kyuhyun merasa bahwa Seohyun yang kini tengah ia peluk bukanlah Seohyun yang dulu, ia bisa melihat kelemahan Seohyun sedikit demi sedikit. Ia berjanji akan menutupi kelemahan Seohyun. Seohyun jadi gadis yang rapuh dalam beberapa hari ini, Kyuhyun mengira hal itu karena dirinya, Kyuhyun akan tetap bertanggung jawab pada Seohyun sekarang nanti dan selamanya. Lagi pula ia terlalu mencintai Seohyun jika ditanya. Seohyun melepas pelukkannya pada Kyuhyun, dengan lembut Kyuhyun membantu Seohyun mengusap air matanya. .Ff abal-abal ini kembali, haha. Maaf jika ceritanya semakin tidak nyambung. Kekekeke
Terimakasih buat yang masih mau baca ff ini. *bow
Maaf jika banyak typo bertebaran di part ini dan part sebelumnya.