"Kau?!" kata Seohyun sinis, ia buru-buru langkahkan kakinya meninggalkan tempat ini namun langkahnya terhenti saat tangan Kyuhyun sudah menggenggam lengannya. Seohyun hempaskan kasar genggaman tangan Kyuhyun.
"Seohyun-ssi, aku tidak pernah menyebarkan berita tentang keluargamu. Bisakah kau berhenti marah padaku." Pinta Kyuhyun, Seohyun menatap sinis pada laki-laki yang sudah membuatnya marah sampai saat ini.
"Aku benar-benar tidak tahu jika berita tentang keluargamu menyebar disekolah." Jelas Kyuhyun lagi.
"Aku benar-benar tak menyebarkannya pada teman-temanmu atau murid lain Seohyun-ssi, tidak bisakah kau mempercayaiku?" jelas Kyuhyun pelan.
"Tidak tahu katamu? Huh, lucu sekali. Kau tidak tahu atau kau berpura-pura tidak tahu. Kau bahkan sudah merencanakan sejak lama dengan gadis bernama Haera itu, huh?!" kata Seohyun kesal, matanya sudah mulai berkaca-kaca.
"Apa maksudmu Seohyun-ssi? Merencanakan apa?" tanya Kyuhyun bingung.
"Kau benar-benar pandai berakting, selamat rencanamu itu berhasil dengan sempurna." Kata Seohyun ketus ia melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat ini, dengan kasar Seohyun menghapus airmatanya yang entah sejak kapan berjatuhan. Seohyun lari sekencang mungkin dan sekarang bisa dipastikan bahwa tempat pemakaman adalah tujuannya sekarang. Seohyun melangkahkan kakinya menuju sebuah gundukkan tanah di ujung tempat pemakaman ini. ia menatap nanar gundukkan tanah didepannya tersebut.
"Apa ini karma untukku?" tanya Seohyun datar pada gundukkan tanah yang sudah ditumbuhi rumput.
"Aboeji, mengajariku untuk tak membencimu eomma. Tapi kenapa harus seperti itu caramu pergi meninggalkan kami. Kami benar-benar sudah merelakan kepergianmu, dan bisa eomma lihat sekarang aku tumbuh menjadi gadis yang kuat. Aku tidak menangis saat eomma pergi, aku bahagia bisa hidup bersama aboeji. Aku masih saja tidak habis pikir saat itu, bagaimana mungkin seorang ibu rela meninggalkan anaknya sendiri dan meninggalkan keluarganya sendiri demi cinta pertama yang aneh itu. Tidakkah eomma tahu? Aku benar-benar malu sampai sekarang, bahkan salah satu diantara mereka menganggapku anak seorang pelacur...."
"Aku malu eomma...?!" pekik Seohyun sedih, ia terduduk dan menangis tersedu-sedu disana. Sudah 2 jam lebih Seohyun terduduk tak melakukan apapun di depan makam ibunya, ia hanya duduk menatap datar makam eommanya. Seohyun menatap kearah langit, ia sadar bahwa hari sudah semakin sore. Ia berdirikan tubuhnya, ia hampir terjatuh karena kakinya mati rasa tak mampu menopang tubuhnya sendiri, sebelum benar-benar terjatuh seseorang sudah lebih dulu membantunya menopang tubuhnya agar tidak terjatuh. Seohyun menampik kasar tangan orang yang membantunya. Ia berjalan tersayup-sayup meninggalkan orang tersebut.
"Seohyun-ssi..." panggil orang itu pada Seohyun, Seohyun yang masih melangkah dengan tersayup-sayup tetap melanjutkan langkahnya tak menghiraukan panggilan orang tersebut yang sudah sangat jelas siapa orang tersebut, Kyuhyun. Ia tidak bisa membiarkan Seohyun pergi begitu saja sebelum mendengar penjelasannya, ia mengikuti gadis itu menaiki taksi dan menuju tempat pemakaman terbuka ini. Kyuhyun samakan langkahnya dengan Seohyun yang sudah berjalan menjauh beberapa meter darinya. Kyuhyun lebih memilih untuk diam, ia hanya ingin menemani Seohyun sekarang ini. Ia tahu apa yang membuat Seohyun begitu marah padanya, ia sempat mendengar kalimat yang Seohyun luncurkan pada makam eommanya. Seohyun hentikan langkahnya, dan Kyuhyun yang mengetahui hal itu juga menghentikan langkahnya. Bisa ia lihat sekarang bahwa Seohyun menatapnya sinis.
"Pergilah?!" kata Seohyun dingin, benar-benar dingin.
"Seohyun-ssi..." hanya itu yang keluar dari mulut Kyuhyun.
"Hidupku sudah lebih tenang beberapa tahun ini, pergilah?!" kata Seohyun dingin.
"Maafkan aku." Kata Kyuhyun.
"Apa kata maaf bisa mengembalikan semuanya? Pergilah dari sini sebelum aku melukaimu." Kata Seohyun benar-benar dingin. Kyuhyun tak bergeming ia menatap heran pada Seohyun. Seohyun menarik tangan Kyuhyun dan dalam hitungan detik ia sudah membanting tubuh Kyuhyun ditanah, Kyuhyun melenguh kesakitan, punggungnya lah yang ia rasa benar-benar sakit. Seohyun melangkahkan kakinya meninggalkan Kyuhyun yang terkapar kesakitan. Kyuhyun bedirikan tubuhnya, kini ia yang berjalan tersayup-sayup menyamai langkah Seohyun.
"Apa aku perlu membantingmu lagi?" tanya Seohyun yang kini sudah berhenti dan menatap Kyuhyun datar. Kyuhyun masih saja tidak bergeming. Seohyun langkahkan kakinya lagi saat Kyuhyun benar-benar tak merespon perkataannya, percuma bicara dengan batu begitu pikirnya. Lagi-lagi Seohyun harus menghentikan langkahnya saat ia masih mendapati Kyuhyun berjalan disampingnya. Ia hendak membanting lagi tubuh Kyuhyun, namun niatnya tersebut terhenti saat Kyuhyun sudah menarik tangannya dan membawanya kedalam pelukkan Kyuhyun. Seohyun memberontak, ia memukul lengan Kyuhyun beberapa kali yang memeluknya dan ia injak beberapa kali kaki Kyuhyun, namun sepertinya Kyuhyun tak merasakan pukulan dan juga injakan Seohyun yang lumayan keras. Menyerah, itulah yang dilakukan Seohyun sekarang. Ia terpaksa membiarkan Kyuhyun memeluknya seperti ini. Cukup lama Kyuhyun memeluk Seohyun, yang Kyuhyun lakukan adalah menghirup dalam-dalam aroma tubuh Seohyun, gadis yang kini benar-benar sudah mengisi separuh hatinya. Gadis yang dulu tulus berteman dengannya. Jantungnya berdegup dengan cepat, ia tak peduli jika Seohyun merasakan degupan jantungnya atau tidak, yang jelas perasaan rindunya pada Seohyun benar-benar tersalur sekarang.
"Sampai kapan kau akan memelukku seperti ini?!" tanya Seohyun datar.
"Aku tidak bisa bernafas Poo sunbae?!" kata Seohyun mendorong tubuh Kyuhyun kuat. Kyuhyun segera melepas pelukkannya pada Seohyun, matanya menatap khawatir pada Seohyun.
"Maaf." Kata yang meluncur dari mulut Kyuhyun. Seohyun menatap sinis Kyuhyun.
"Pergilah?! Aku benar-benar muak melihatmu." Kata Seohyun ketus dan kemudian melangkahkan kakinya menuju halte bus terdekat, Kyuhyun masih saja mengikuti langkah kaki Seohyun. Seohyun dudukkan dirinya dengan perasaan sebal di bangku halte bus. Sialnya bagi Seohyun karena di halte bus ini hanya ada dirinya dan Kyuhyun saja.
"Kau tak membalas pesan dan tak mau menjawab panggilanku, apa karena hal itu?" tanya Kyuhyun, Seohyun yang mendengar pertanyaan Kyuhyun hanya menatap datar jalan didepannya.
"Kau tahu? Aku kebingungan mencari tahu nomor ponselmu yang baru dari guru-guru kita disekolah. Kau tidak ingin bertanya bagaimana aku bisa menemukan restaurant milik aboejimu?" tanya Kyuhyun pada Seohyun yang masih diam menatap datar jalan didepannya. Tak berapa lama kemudian bus yang ditunggu Seohyun datang, Seohyun segera melangkahkan kakinya memasuki bus tersebut diikuti Kyuhyun yang mengekor dibelakangnya. Seohyun memilih tempat duduk yang sebelahnya sudah ditempati seorang ahjumma paruh baya. Seohyun duduk disitu, Kyuhyun yang tidak mendapat tempat duduk terpaksa berdiri disamping Seohyun. Seohyun hanya menatap datar kedepan, tak ada niatan sedikitpun bagi Seohyun untuk menatap kearah Kyuhyun yang sedari tadi berdiri disampingnya berpergangan pada pegangan bus.
"Apa dia kekasihmu nona?" tanya ahjumma paruh baya yang duduk disebelah Seohyun pada Seohyun.
"Bukan." Jawab Seohyun ramah.
"Dia tampan dan kau cantik, aku bisa membayangkan betapa lucunya anak kalian nanti." Jelas ahjumma paruh baya tersebut, Seohyun hanya tersenyum mendengar ucapan ahjumma paruh baya tersebut. Sesekali Kyuhyun melihat kesekelilingnya berharap ada tempat duduk kosong, namun ia tak menemukan sama sekali. Tak berapa lama kemudian bus berhenti, ahjumma yang duduk disebelah Seohyun berdiri dan bersiap untuk turun dari bus ini, senyum Kyuhyun merekah, ia segera mendudukkan dirinya disamping Seohyun yang wajahnya terlihat masam setelah ahjumma tadi benar-benar turun dari bus. Kyuhyun tersenyum kearah Seohyun yang menatapnya datar. 20 menit kemudian mereka sudah sampai didepan restaurant milik aboeji Seohyun.
"Dengarkan aku Poo sunb... tidak Kyuhyun-ssi. Jangan pernah datang kemari lagi, hiduplah seperti saat kau belum mengenalku, anggap kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Kau meminta maaf padaku kan, jika kau melakukan hal yang kusebutkan tadi aku akan memaafkanmu." Jelas Seohyun dingin dan berlalu menuju restaurant aboejinya, Kyuhyun menghela nafas panjang mendengar penjelasan Seohyun. Ia harus mencari gadis yang bernama Haera untuk menjelaskan semuanya pada Seohyun. Ia benar-benar ingin kembali seperti dulu akrab dengan Seohyun tidak seperti ini.
Keesokkan harinya pukul 2.00 pm rumah sakit Seoul~
Seperti biasa Kyuhyun menjalani pekerjaannya di rumah sakit ini dengan semangat yang tinggi. Apalagi kenyataan bahwa ia telah menemukan Seohyun, gadis yang dulu mau menjadi temannya saat teman-temannya mengucilkannya karena badannya yang gemuk. Berbeda dengan sekarang, Kyuhyun terlihat lebih kurus namun tidak terlalu kurus. Hanya dibagian pipi dan perutnya saja yang sedikit chubby, selama di London Kyuhyun banya menghabiskan waktunya untuk berolah raga, dan terbukti sekarang berat badannya normal seperti kebanyakan pria biasanya. Sebenarnya ia tak malu ataupun minder sama sekali karena ukuran tubuhnya yang besar. Saat kuliah di London Kyuhyun menghadiri kelas biologi, dan beberapa kali bahkan sering dosen Kyuhyun yang bernama Mrs. Jane menyindir tubuh gemuk Kyuhyun, karena tidak tahan dengan sindiran dosennya yang kadang menjadi bahan lelucon bagi teman-temannya di kelas, ia pun bersih kukuh untuk menurunkan berat badannya dan olah raga adalah pelarian terakhirnya.
"Dokter?!" pekik seorang anak kecil pada Kyuhyun yang baru saja memasuki ruangannya di lantai 1. Kyuhyun menoleh pada gadis kecil yang baru saja memanggilnya.
"Seojin-aa? Ada apa? Eommamu mana?" tanya Kyuhyun sembari menggendong gadis kecil tersebut.
"Eomma sedang kekamar mandi." Jawab gadis kecil bernama Seojin tersebut polos.
"Benarkah, akan kuantar kau keruanganmu." Kata Kyuhyun sembari melihat tangan Seojin yang usdah tidak diimpus lagi.
"Tidak mau." Kata Seojin berusaha menghentikan langkah Kyuhyun, Kyuhyun menatap heran gadis digendongannya tersebut.
"Ada apa?" tanya Kyuhyun heran.
"Aku ingin berjalan-jalan, tapi eomma tak mengijinkanku." Seojin mengadu pada Kyuhyun dengan bibir yang mengerucut, Kyuhyun yang gemas mencubit pipi gembul milik Seojin.
"Eommamu benar, kau belum bisa keluar dari ruanganmu Seojin-aa." Jelas Kyuhyun pada Seojin penuh pengertian.
"Tapi aku bosan dokter, kalau begitu dokter pergi saja berjalan-jalan bersamaku. Pasti eomma tidak akan marah." Jelas Seojin tidak mau kalah.
"Tidak, tidak boleh. Kau harus kembali keruanganmu." Pertegas Kyuhyun, Seojin semakin mengerucutkan bibirnya. Kyuhyun tersenyum melihat tingkah gadis berumur 6 tahun itu.
"Baiklah, hanya 30 menit. Tidak lebih. Kita berjalan-jalan di taman rumah sakit saja, ne?" tanya Kyuhyun, Seojin tersenyum dan mengangguk senang.
"Turunkan aku dokter." Kata Seojin meminta turun dari gendongan Kyuhyun. Kyuhyun menurunkan Seojin pelan.
"Benar, kau tak ingin dokter gendong?" tanya Kyuhyun memastikan, Seojin mengangguk yakin. Kyuhyun genggam erat tangan Seojin kecil, mereka melangkah menuju taman yang ada di samping rumah sakit. Cukup lama Kyuhyun menemani Seojin yang hanya duduk diam menatapi anak-anak yang sakit sama sepertinya bermain dengan ayah dan ibu mereka.
"Ada apa Seojin-aa? Kau bosan?" tanya Kyuhyun. Seojin tersenyum dan menggeleng pada Kyuhyun. Seojin kembali menatap seroang anak kecil yang seumuran dengannya yang begitu asyik bermain dengan appa anak kecil tersebut. Kyuhyun yang tahu apa yang dilihat Seojin menatap iba pada gadis kecil itu, pasti gadis kecil yang kini duduk manis disampingnya merindukan appanya.
"Tunggu disini sebentar ya? Dokter akan belikan susu strawberry untukmu, kau mau?" tawar Kyuhyun.
"Ne." Jawab Seojin riang. Kyuhyun segera pergi kekantin rumah sakit dan membeli susu strwaberry untuk Seojin. Ia tersenyum melihat susu kotak yang kini dipegangnya, betapa Seojin merindukan appa yang tidak ia ketahui selama ini. Kyuhyun buru-buru kembali ke bangku taman tempat dimana ia meninggalkan Seojin, Kyuhyun benar-benar merutuki kebodohannya sendiri. Bagaimana ia bisa meninggalkan gadis sekecil itu di taman rumah sakit sendirian. Langkah Kyuhyun terhenti di ujung taman rumah sakit, senyumnya mengembang melihat seorang gadis yang sepertinya tengah bermain dengan Seojin. Gadis itu terlihat berjongkok didepan Seojin yang berjongkok sembari membolak-balik beberapa batu kerikil halus ditaman tersebut. Kyuhyun bisa melihat betapa senangnya gadis tersebut bermain dengan Seojin. Kyuhyun langkahkan kakinya mendekati Seojin dan gadis tersebut.
"Seojin-aa." Panggil Kyuhyun pada Seojin. Baik Seojin maupun gadis tersebut menoleh kearah sumber suara, gadis tersebut membulatkan matanya ketika melihat sosok yang kini sudah berdiri didepannya. Gadis tersebut yang adalah Seohyun membalikkan tubuhnya hendak melangkahkan kakinya namun niatnya terhenti karena seorang wanita sudah berdiri dibelakangnya dan kini tengah menatapnya heran.
"Eomma." Pekik Seojin pada wanita tersebut.
"Ayo kita masuk, tak baik berada diluar lama-lama untukmu Seojin-aa." Kata wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Qian. Qian segera membawa putrinya tersebut kedalam gendongannya untuk pergi. Seojin yang kebetulan digendong eommanya, menampakkan kepalanya dibalik bahu sang eomma, Seojin melambai pada Seohyun, dan senang hati Seohyun membalas lambaian tangan Seojin sembari tersenyum tulus.
"Kau menyukai anak kecil?" sebuah suara menghancurkan kegiatannya mengamati Seojin yang sudah dibawa pergi eommanya. Seohyun yang sadar bahwa tak ada alasan lagi ia tetap disini segera melangkahkan kakinya pergi, belum sempat ia melangkahkan kakinya sebuah tangan kekar sudah menahan lengannya, Seohyun menoleh dan menatap sinis orang tersebut. Orang tersebut adalah Kyuhyun yang kini menunjukkan senyum termanisnya untuk membalas tatapan sinis Seohyun. Seohyun dengan kasar menampik genggaman tangan Kyuhyun pada lengannya.
"Aku benar-benar suka melihatmu mengurai rambutmu seperti itu." Penjelasan spontan yang keluar dari mulut Kyuhyun. Seohyun hanya menatap datar pada Kyuhyun.
"Jadi apa yang membuatmu datang kemari Seohyun-ssi, apa kau sakit?" tanya Kyuhyun khawatir.
"Yang jelas aku tidak mencarimu." Jawab Seohyun ketus, dan kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Kyuhyun yang tersenyum kalah. Kyuhyun melihat kearah tanah yang dipijakinya, ia sedikit terkejut melihat benda yang tak sengaja diinjaknya, sebuah gantungan kunci kecil yang berberntuk wajah Poo. Dengan ragu Kyuhyun mengambil gantungan yang sedikit usang tersebut. Gantungan tersebut terlepas dari pengaitnya. Kyuhyun mengingat betul gantungan ini milik siapa, ia tersenyum mengingat siapa sipemilik gantungan yang sekarang ia genggam. Ia segera memasuki rumah sakit dengan perasaan yang lebih senang dari pada biasanya.
Restaurant tuan Seo~
"Kau baru pulang Joohyun-ah?" tanya tuan Seo pada Seohyun yang baru saja memasuki dapur dengan wajah yang ditekuk. Seohyun hanya mengangguk dan tersenyum sekilas pada aboejinya.
"Ada apa? Apa kau sedang ada masalah dikampus?" tanya tuan Seo.
"Tidak, tidak ada masalah aboeji." Jawab Seohyun sembari berlalu ke depan untuk melayani beberapa pelanggan yang menunggu pesanan mereka. Seohyun memilih mneyibukkan dirinya di restaruant aboejinya yang mulai ramai ini. Sesekali ia tersenyum ramah pada pelanggan yang baru datang ataupun pergi dari tempat ini. Menjelang malam pukul 7 malam restaurant tuan Seo sudah sepi pembeli, tuan Seo pun memutuskan untuk segera menutup restaurantnya dibantu oleh Seohyun. Tuan Seo yang saat itu tengah menutup jendela dibuat terkejut karena tiba-tiba saja Kyuhyun sudah berdiri dibalik jendela restaurant tersebut. Kyuhyun membungkuk sopan dan tersenyum pada tuan Seo dari luar jendela. Tuan Seo melihat kesekeliling restaurant, beliau tidak mendapati kehadiran Seohyun. Tuan Seo berlari keluar dan segera menggandeng Kyuhyun menuju samping bangunan restaurant ini agar tak diketahui Seohyun.
"Ada apa aboenim? Kenapa membawa saya kesini?" tanya Kyuhyun heran.
"Bagaimana jika Seohyun melihat? Apa yang kau lakukan disini Kyuhyun-ah?" tanya tuan Seo.
"Tidak, apa-apa aboenim. Saya lapar aboenim, saya ingin makan disini." Jelas Kyuhyun sembari memegangi perutnya yang terlihat membuncit tersebut.
"Kami sudah tutup, ah atau begini saja. Kau ikut denganku dan Seohyun kerumah, akan aku buatkan makan malam untuk kalian." Jelas tuan Seo, Kyuhyun mengangguk dan tersenyum sumringah. Kini ketiga orang tersebut berjalan berdampingan di sebuah gang menuju rumah tuan Seo, Kyuhyun yang tengah kelaparan sekarang dengan senang hati menerima penawaran tuan Seo, disepanjang perjalanan ia tak henti-hentinya mengembangkan senyum di wajah tampannya.
"Apa kau begitu senang?" tanya tuan Seo mencibir.
"Tentu, sudah lama saya tidak berkunjung dirumah aboenim." Jawab Kyuhyun sumringah sembari melihat Seohyun yang berjalan disisi kiri tuan Seo, sedangkan Kyuhyun berjalan disisi kanan tuan Seo, sebenarnya Kyuhyun tadi berjalan berdampingan dengan Seohyun namun Seohyun segera berpindah posisi ke kiri tuan Seo. Bisa Kyuhyun lihat saat ini bahwa Seohyun hanya menatap datar jalan didepannya. Tak butuh waktu lama, mereka bertiga sampai dirumah sederhana tuan Seo. Rumah tuan Seo jaraknya tidak terlalu jauh dari restaurant beliau. Seohyun buru-buru masuk kedalam kamarnya setelah memasuki rumahnya. Kyuhyun menghela nafas panjang ketika mendapati bahwa Seohyun menghindarinya.
"Tenanglah, sebentar lagi dia juga keluar." Kata tuan Seo saat mendengar helaan nafas Kyuhyun. Benar kata tuan Seo, tak berapa lama kemudian Seohyun sudah keluar dari dalam kamarnya dengan piyama tidur bermotif keroro. Seohyun berjalan kearah dapur melewati Kyuhyun yang duduk diatas lantai ruang tengah. Kyuhyun tersenyum melihat Seohyun saat ini, bagaimana tidak? Kyuhyun tidak tahu bahwa gadis tomboy seperti Seohyun benar-benar menyukai keroro. Kyuhyun bisa lihat sekarang Seohyun sibuk berkutat didapur bersama tuan Seo.
"Ada yang bisa saya bantu aboenim?" tawar Kyuhyun pada tuan Seo.
"Tidak perlu, cukup duduk tenang saja disana." Jawab tuan Seo yang sibuk memotong beberapa sayuran. Tak berapa lama kemudian masakan tuan Seo sudah terhidang diatas meja makan.
"Ini dia, capcay dengan danging premium khusus untuk dokter Cho." Kata tuan Seo sembari meletakkan hidangan capcay di atas meja makan, Kyuhyun terkagum melihat masakkan tuan Seo.
"Terimakasih." Kata Kyuhyun yang sudah menyiapkan sumpitnya.
"Aboenim tidak makan?" tanya Kyuhyun saat ia mengetahui bahwa tuan Seo hanya duduk dan memandangnya yang bersiap untuk menyumpit capcay tersebut.
"Makanlah." Kata tuan Seo pada Kyuhyun.
"Aboenim juga harus makan." Kata Kyuhyun sembari menyumpitkan beberapa potong daging dalam capcay pada mangkok didepan tuan Seo. Tuan Seo tersenyum pada Kyuhyun, Kyuhyun segera melahap capcay tersebut, ia membulatkan matanya saat merasakan kenikmatan capcay tersebut.
"Ini benar-benar enak aboenim. This is the best." Puji Kyuhyun pada tuan Seo.
"Tentu saja, aku tidak akan membuka restaurant jika aku tak bisa memasak." Jelas tuan Seo. Tak berapa lama kemudian Seohyun meletakkan 1 panci kecil sup kimchi diatas meja makan tersebut dengan wajah yang sangat datar, Seohyun memulai makannya tanpa mempedulikan tatapan yang diberikan tuan Seo dan juga Kyuhyun padanya.
"Makanlah." Kata tuan Seo pada Kyuhyun, Kyuhyun hanya mengangguk dan melanjutkan kembali melahap capcay yang dibuat oleh tuan Seo.
"Ah, aku lupa membeli kopi untuk besok. Kalian lanjutkan saja makannya, aboeji pergi sebentar." Jelas tuan Seo bergegas pergi keluar rumah, beliau ingin memberikan waktu berdua untuk kedua anak manusia tersebut. Beliau mengira bahwa mereka membutuhkan waktu untuk berbicara. Merasa suasana semakin sepi, Kyuhyun beranikan diri untuk merasakan sup kimchi buatan Seohyun. Ia membulatkan matanya, lagi-lagi rasa nikmat yang dirasakannya ketika menelan sup kimchi tersebut.
"Kau benar-benar pandai memasak Seohyun-ssi." Puji Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun yang sibuk mengunyah makanannya hanya menatap datar pada Kyuhyun.
"Pasti kemampuan memasak aboenim turun padamu." Jelas Kyuhyun, lagi-lagi Seohyun hanya menatap datar pada Kyuhyun. Seperti terbiasa bermonolog, Kyuhyun melanjutkan monolognya.
"Ini." kata Kyuhyun sembari meletakkan gantungan kunci Poo didepan Seohyun, Seohyun sedikit terkejut meski tak terlalu menampakkan ekspresi terkejutnya.
"Itu jatuh tadi." jelas Kyuhyun sembari tersenyum pada Seohyun, Seohyun tak sengaja ia menatap Kyuhyun dan segera mengalihkan pandangannya kearah lain karena bisa dipastikan pandangan mata mereka baru saja bertemu.
"Kau masih menyimpannya?" tanya Kyuhyun pada Seohyun yang masih saja melihat datar kearah lain.
Flashback
"Seohyun-ssi, ini...untukmu." kata Poo pada Seohyun yang duduk diujung atap gedung sekolah mereka, Poo memeberikan sebuah gantungan kunci wajah Poo.
"Untukku?" tanya Seohyun memastikan.
"Ya, karena kau mau menjadi temanku dan mau membantuku." Jelas Poo.
"Baiklah, aku terima Poo sunbae. Tapi aku membantumu apa?" tanya Seohyun sembari melihat gantungan yang kini sudah berada di tangannya.
"Kau mau membantuku untuk mendekati Haera." Jelas Poo malu-malu, Seohyun hanya terkekeh.
"Itu karena Poo sunbae adalah temanku, lagipula dia seangkatan denganku kelas kami bersebelahan." Jelas Seohyun sembari tersenyum pada Poo.
"Jadi aku boleh menggantungkannya di tasku?" tanya Seohyun memastikan, Poo hanya tersenyum dan mengangguk pasti
Flashback End
Seohyun masih tak bergeming mendengar pertanyaan Kyuhyun, ia kini lebih menyibukkan diri melanjutkan lagi makannya.
"Ada apa Seohyun-ssi? Kau tak bisa melupakanku?" tanya Kyuhyun, Seohyun yang sibuk makan tiba-tiba saja terkejut mendengar pertanyaan Kyuhyun, ia tersedak dan untuk beberapa kali ia terbatuk-batuk. Kyuhyun tersenyum melihat ekspresi Seohyun sekarang.
"Kau benar-benar tak bisa melupakanku Seohyun-ssi?" tanya Kyuhyun memastikan, Seohyun menatapnya dengan tatapan sinis, Kyuhyun masih saja menunjukkan senyum manisnya.
"Kau percaya diri sekali Kyuhyun-ssi, aku tidak sempat melepaskannya dari tasku." Jelas Seohyun sinis, Kyuhyun hanya tersenyum.
"Benarkah? Bukan karena kau tak bisa melupakanku?" tanya Kyuhyun lagi.
"Terserah." Jawab Seohyun ketus, ia tetap saja melanjutkan makannya.
"Kau mengganti nomor ponselmu? Boleh aku meminta nomor ponselmu?" tanya Kyuhyun antusias. Lagi-lagi Seohyun hanya menatap datar pada Kyuhyun. Seohyun tidak bergeming, ia bahkan melanjutkan kegiatan makannya, jika tidak benar-benar lapar mungkin Seohyun sudah pergi kekamarnya tanpa mempedulikan Kyuhyun yang sedari tadi mengajaknya berdialog.
"Baiklah kalau begitu, aku bisa meminta nomor ponselmu pada aboenim." Jelas Kyuhyun yang kini sibuk memandangi Seohyun yang sibuk melahap makanannya. Kegiatannya berlangsung cukup lama, hingga saat Seohyun menghentikan kegiatan makannya dan meletakkan beberapa wadah kotor ketempat cuci piring, Kyuhyun tidak tinggal diam, ia juga membantu Seohyun untuk meletakkan wadah kotor ke tempat cuci piring.
"Pergilah!" usir Seohyun datar sembari mencuci beberapa wadah kotor.
"Aku akan pergi setelah aboenim pulang." Jelas Kyuhyun, Seohyun menoleh dan menatap dengan sinis Kyuhyun yang kini berdiri disampingnya.
"Aboeji tidak akan pulang." Jawab Seohyun ketus.
"Huh? Kenapa?" tanya Kyuhyun heran.
"Kau bodoh...atau kau berpura-pura bodoh Kyuhyun-ssi? Apa kau percaya aboeji pergi membeli kopi? Pergilah?!" usir Seohyun lagi.
"Bukankah aboenim bilang membeli kopi? Tentu beliau akan pulang." Jelas Kyuhyun tak mau kalah.
"Terserah." Kata Seohyun ketus sembari mematikan kran dan berlalu begitu saja kedalam kamarnya. Sudah 1 jam lebih Kyuhyun sendiri diruang tengah rumah tuan Seo, ia tidak melakukan apa-apa, ia hanya duduk sendiri sembari sesekali melihat kearah pintu depan berharap tuan Seo akan muncul dari balik pintu tersebut. Kyuhyun berdirikan tubuhnya dan melangkah mendekat ke pintu kamar Seohyun.
"Seohyun-ssi, apa kau sudah tidur?" tanya Kyuhyun sembari mengetuk pintu Seohyun pelan.
"Jika kau belum tidur bisakah kau keluar sebentar?" tanya Kyuhyun lagi, seperti tidak ada respon Kyuhyun tetap melanjutkan kegiatannya bermonolog.
"Baiklah jika kau sudah tidur, aku harus pulang. Aku akan menutup pintu depan, sebisa mungkin kau harus bangun dan kunci pintu rumahmu." Kata Kyuhyun pada pintu kamar Seohyun, ia pun pergi dari rumah tuan Seo setelah selesai bermonolog, dengan pelan Kyuhyun menutup pintu rumah tersebut. Ia langkahkan kakinya untuk mencari keberadaan tuan Seo. Seohyun yang notabenenya belum tidur, melihat keruang tengah. Ia tersenyum sumringah mendapati bahwa Kyuhyun sudah tidak ada disana. Seohyun tidak pernah tidur di jam-jam awal seperti ini, ia selalu menunggu pulang aboejinya yang pulang larut. Ia mengatakan pada Kyuhyun bahwa aboejinya tidak pulang karena ia tidak mau Kyuhyun berlama-lama di rumah ini.
Sementara ini langkah Kyuhyun menelusuri jalan sempit disekitar rumah tuan Seo, ia bahkan pergi ke restaurant tuan Seo. Kyuhyun bisa melihat tuan Seo tengah duduk sendiri di ayunan taman bermain.
"Apa yang aboenim lakukan malam-malam begini disini?" tanya Kyuhyun saat ia sudah duduk di ayunan sebelah tuan Seo. Tuan Seo hanya tersenyum.
"Tidak ada? Apa sudah selesai berbincangnya dengan Joohyun, Kyuhyun-ah?" tanya tuan Seo.
"Hanya saya yang berbicara aboenim." Jelas Kyuhyun sembari tersenyum pada tuan Seo.
"Maafkan Joohyunku Kyuhyun-ah, aboenim bahkan tidak tahu kenapa ia jadi begitu padamu. Kau sekarang pasti sudah tahu, bahwa dia ramah hanya pada pelanggan di restaurant." Jelas tuan Seo.
"Aboenim, daripada mengatakannya pada Seohyun-ssi, lebih baik saya mengatakannya pada aboenim. Bisakah saya mencintai putri aboenim?" tanya Kyuhyun pada tuan Seo, tuan Seo terkejut melihat ke arah Kyuhyun.
"Kau melamar putriku Kyuhyun-ah?" tanya tuan Seo terkekeh.
"Saya hanya ingin aboenim tahu bahwa saya mencintai Seohyun-ssi." Jelas Kyuhyun.
"Aku sangat senang melihat keberanianmu untuk mengatakan sendiri padaku bahwa kau mencintai putriku, aku sangat menghargai ketulusanmu. Jika kau ingin menikahinya sekarang pun aboenim merestui kalian, itu terlalu berlebihan. Aboenim sangat merestuimu Kyuhyun-ah, tapi kau lihat sendiri kan Joohyun bukan anak dari keluarga terpandang sepertimu, dia anak aboenim yang miskin ini, dan lagi tentang eommanya. Bagaiamana dengan keluargamu, orang tuamu apa mereka bisa menerima anak orang miskin seperti Joohyun?" tanya tuan Seo pada Kyuhyun.
"Saya tidak peduli keadaan keluarga aboenim dimasa lalu, biarlah kesedihan aboenim dan Seohyun-ssi di masa lalu hanya menjadi kenangan. Saya akan membahagiakan Seohyun-ssi dimasa depan aboenim. Untuk orang tua saya, mereka sudah mengenal siapa Seohyun-ssi sejak kami masih berada di SMA. Jadi abeonim memperbolehkan saya untuk mencintai Seohyun-ssi?" tanya Kyuhyun memastikan.
"Tentu Kyuhyun-ah, masalahnya ada pada Joohyun sekarang. Ia jadi dingin padamu." Jelas tuan Seo.
"Pegang janji saya aboenim, saya akan menikahi Seohyun-ssi setelah ia benar-benar bisa menerima saya seperti dulu." Jelas Kyuhyun yakin, tuan Seo hanya mengangguk dan tersenyum.
Keesokkan harinya pukul 12 siang restaurant tuan Seo
"Selamat datang." Pekik tuan Seo pada pelanggan yang baru saja datang, beliau tersenyum sumringah pada pelanggan yang baru saja datang. Tuan Seo melihat Kyuhyun yang masih lengkap dengan pakaian kerjanya.
"Aboenim, buatkan saya makanan paling lezat disini." Kata Kyuhyun pada tuan Seo.
"Arraseo, duduklah disana." Kata tuan Seo pada Kyuhyun, tak berapa lama kemudian makanan buatan tuan Seo sudah tersaji didepan Kyuhyun.
"Ada apa dengan bajumu?" tanya tuan Seo melihat kearah lengan kemeja Kyuhyun, ada sedikit bercak darah disana.
"Saya baru saja menyelesaikan operasi aboenim." Jelas Kyuhyun, tuan Seo membulatkan matanya.
"Benarkah? Tunggu disini sebentar." Kata tuan Seo berlalu kedapur, beberapa menit kemudian beliau sudah keluar dari dapur dengan membawa semangkuk sedang sup ayam gingseng.
"Makanlah, kau pasti lelah." Jelas tuan Seo sembari meletakkan sup tersebut didepan Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum pada tuan Seo.
"Terimakasih aboenim." Kata Kyuhyun sembari menyendokkan kuah sup ayam tersebut.
"Aboenim, masakanmu benar-benar yang terbaik." Puji Kyuhyun pada tuan Seo.
"Benarkah?" tanya tuan Seo memastikan, Kyuhyun mengangguk pasti.
"Saya tidak melihat Seohyun-ssi aboenim?" tanya Kyuhyun sembari mengunyah makanannya.
"Tentu saja dia kuliah, dia akan berada disini sepulang dari kuliahnya." Jelas tuan Seo.
"Dimana ia kuliah aboenim?" tanya Kyuhyun yang masih sibuk mengunyah makanannya.
"Dongguk, ini adalah tahun tersibuknya, sebentar lagi dia lulus. Tapi dia masih saja bersih keras untuk membantuku disini." Jelas tuan Seo.
"Dia melakukan itu karena dia sangat menyayangi aboenim. Ah, benar aboenim tidak melatih taekwondo lagi?" tanya Kyuhyun.
"Aku sudah terlalu tua Kyuhyun-ah. Kau tahu, sebenarnya Joohyun ingin menjadi seorang pelatih taekwondo, tapi aboenim melarangnya. Bagaimana mungkin seorang gadis membanting pria? Aigoo..." kata tuan Seo sembari menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.
"Dia sudah membanting saya aboenim." Jelas Kyuhyun sembari menyuapkan sup kedalam mulutnya, tuan Seo membulatkan matanya. Kyuhyun hanya tersenyum, entah kenapa Kyuhyun melihat kemiripan tuan Seo dan Seohyun saat membulatkan matanya seperti sekarang ini.
"Benarkah? Kapan? Apa masih sakit sampai sekarang?" tanya tuan Seo memastikan.
"2 hari yang lalu sudah sembuh aboenim, tidak perlu khawatir. Jadi, jam berapa Seohyun-sii berada disini aboenim?" tanya Kyuhyun.
"Tidak tentu, terkadang jam 2 dia sudah sampai disini dan terkadang jam 3 baru sampai disini. Aboenim tidak terlalu memaksanya untuk datang kesini." Jelas tuan Seo.
"Ah, benarkah? Aboenim, saya harus segera kembali ke rumah sakit sekarang." kata Kyuhyun memberikan uang lebih pada tuan Seo.
"Tidak perlu Kyuhyun-ah." Kata tuan Seo hendak memberikan kembali uang tersebut, namun dengan terburu-buru Kyuhyun berlari untuk keluar restaurant.
"Terimakasih makanannya aboenim." Pekik Kyuhyun dari kejauhan sembari melambaikan tangannya pada tuan Seo dan bergegas kembali ke rumah sakit. Kyuhyun mengendarai motor sport hitamnya menuju rumah sakit, namun ia menghentikan motornya saat berada di persimpangan jalan. Ia tersenyum sekarang, tentu saja. Kyuhyun bisa melihat Seohyun berjalan bersama seorang temannya, ia tersenyum lega setidaknya Seohyun masih mau bergaul dengan teman kuliahnya. Ia segera menstarter motornya dan bergegas menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Kyuhyun dilempar cacian ringan oleh Jongwoon.
"Yakk, kau gila? Kau menyuruhku mencari tahu tentang seorang wanita malam?" tanya Jongwoon sebal.
"Huh? Apa maksudmu hyeong?" tanya Kyuhyun bingung pada Jongwoon yang notabenenya adalah teman seperjuangannya dirumah sakit ini, bedanya jika Kyuhyun seorang dokter spesialis anak sedangkan Jongwoon adalah dokter umum. Jongwoon tidak menjawab pertanyaan Kyuhyun, ia malah melempar sebuah amplop coklat berukuran A4 ke meja Kyuhyun. Kyuhyun yang heran segera membuka amplop tersebut, Kyuhyun sedikit terkejut melihat foto seorang perempuan disebuah klub malam tengah menemani laki-laki hidung belang.
"Kau tahu Lee Hyukjae, temanku yang pernah kukenalkan padamu dulu?" tanya Jongwoon.
"Mafia itu? Kenapa?" tanya Kyuhyun.
"Dia juga pemilik klub itu, aku mendengar darinya bahwa wanita itu adalah seorang penjilat, dia juga simpanan seorang mafia yangterkenal lebih ekjam dari Hyukjae. Berbahaya jika kau berhubungan dengannya. Hentikanlah niatmu itu, hum?" Nasehat Jongwoon.
"Aku hanya ingin ia menjelaskan pada Seohyun bahwa bukan aku yang menjelek-jelekkan dan menyebarkan berita tentang keluarganya, ia masih marah padaku sampai sekarang hyeong." Kata Kyuhyun sedih.
"Tidak adakah cara lain, jika Hyukjae yang berkata sudah pasti itu benar Kyuhyun-ah. Pikirkan lagi, pasti ada cara lain." Jelas Jongwoon.
"Aku sudah memikirkannya hyeong, dan hanya itu satu-satunya cara agar Seohyun mau memaafkanku." Jelas Kyuhyun pasrah.
"Baiklah jika memang itu sudah menjadi pemikiran terbaikmu, jangan ikut campurkan aku dalam masalahmu ini, aku hanya membantu sampai sini saja. Jangan katakan hal aneh-aneh pada Taeyeon." Jelas Jongwoon.
"Ya, aku tahu. Terimakasih." Kata Kyuhyun kemudian. Jongwoon segera berlalu pergi dari ruangan Kyuhyun. Kyuhyun menghela nafas panjang melihat foto dari amplop tersebut. Ia tidak habis pikir gadis yang dulu pernah disukainya kini menjadi seorang wanita malam.
Flashback
"Haera-ya?" panggil Kyuhyun pada gadis yang tengah berdiri di ujung lorong lantai 1 bersama teman-temannya. Gadis yang dipanggil hanya acuh, dan lebih memilih untuk melanjutkan perbincangannya dengan teman lainnya.
"Haera-ya?" panggil Kyuhyun lagi.
"Wae?!" tanya gadis bernama Haera tersebut kesal.
"Ini." kata Kyuhyun sembari memberikan 1 kotak coklat pada Haera. Gadis tersebut tersenyum, ia menerima 1 kotak coklat tersebut dan detik kemudian gadis itu sudah membuang coklat tersebut dan kemudian menginjak-nginjaknya.Kyuhyun membulatkan matanya melihat hal tersebut, sedangkan beberapa gadis lain yang bersama Haera tertawa puas melihat kelakuan Haera.
"Kau menyukaiku?" tanya Haera to the point, Kyuhyun mengangguk ragu, Haera tertawa sinis.
"Hah?! Siapa kau berani menyukaiku?! Kau pikir aku mau berkencan dengan gendut sepertimu? Hey, berhenti bermimpi." Kata Haera mendorong bahu Kyuhyun sembari tersenyum sinis, gadis itu pergi meninggalkan Kyuhyun yang masih berdiri terpaku tidak percaya akan perlakuan gadis tadi. Tak hanya Haera, beberapa temannyapun bahkan meledek dan mendorongnya.Dengan langkah gontai Kyuhyun mengambil lagi kotak coklat yang sudah rusak di lantai lorong ini, ia segera membuangnya ke tempat sampah. Beruntung bagi Kyuhyun karena tidak banyak siswa maupun siswi di lorong tersebut. Kyuhyun melangkahkan kakinya menuju atap sekolah, ia terus saja melangkah menuju ujung atap, ia sudah berdiri didekat pembatas atap.
"Ingin bunuh diri?" sebuah suara mengalihkan perhatian Kyuhyun, dan bisa Kyuhyun lihat Seohyun tengah melipat tangan didepan dada dengan wajah datarnya.
"Jangan disini jika ingin bunuh diri. Aku tak mau tempat ini menjadi tempat berhantu, Poo sunbae." Jelas Seohyun datar. Kyuhyun hanya menghela nafas panjang.
"Ada apa?" tanya Seohyun akhirnya. Kyuhyun menoleh pada Seohyun dengan tatapan sendu.
"Aku tidak menyukai tatapanmu yang seperti itu sunbae, apa gadis itu lagi yang membuatmu seperti ini? kau sudah berlatih taekwondo pada aboejiku, tunjukkan padanya bahwa kau bisa melindunginya." Jelas Seohyun, hanya helaan nafas yang Kyuhyun keluarkan sekarang.
"Poo sunbae,berusahalah terus. Kau harus membuktikan padanya bahwa kau menyukainya." nasehat Seohyun.
"Seohyun-ssi, jika kau diposisiku apa yang akan kau lakukan?" tanya Kyuhyun akhirnya.
"Apa kau sudah dipermalukan olehnya?" tanya Seohyun memastikan, Kyuhyun hanya mengangguk ragu.
"Aku akan berhenti menyukainya jika begitu." Jawab Seohyun datar.
"Bagaimana bisa?" tanya Kyuhyun.
"Dia sudah mempermalukanku. Aku akan melakukan itu jika aku jadi kau sunbae. Aku tidak terima jika aku dipermalukan." Jelas Seohyun santai, Kyuhyun hanya mengangguk mengerti.
Flashback End