Poo (chap. 7) END

3.2K 179 17
                                    

Disinilah Seohyun sekarang, duduk menatap datar lantai yang ia pijaki, hati dan pikirannya kalut karena menunggu cemas suaminya yang tengah menjalani operasi diruang operasi. Ia benar-benar merutuki dirinya sendiri jika terjadi apa-apa pada suaminya. Seohyun menatap datar telapak tangannya, telapak tangannya penuh dengan cairan kental berwarna merah, darah sang suami. Jantung Seohyun berpacu dengan cepat, ia begitu khawatir pada keadaan suaminya, ia benar-benar sedih sekarang. Seohyun berdo'a dalam hatinya untuk keselamatan sang suami, lagi Seohyun menatap datar lantai yang ia pijaki, ia bahkan tak menghiraukan pipinya yang memar karena tadi sempat ditampar oleh beberapa bodyguard Baekjoon. Seohyun merogoh sweaternya, bisa ia lihat kini aboejinya tengah menghubunginya. Seohyun menjawab panggilan dari sang aboeji.
"Yeoboseyo."
"...."
"Aboeji, Kyuhyun oppa...."
Seohyun rasa tidak sanggup untuk menjelaskan keadaan Kyuhyun pada aboejinya, ia lebih memilih menangis, dan hal itu membuat Tuan Seo diseberang telponnya semakin khawatir.
"...."
Seohyun yang masih sesegukan segera menjelaskan pada aboejinya, ia tak mau semakin membuat tuan Seo khawatir.
"Beberapa orang menyerang Kyuhyun oppa, dan sekarang ia berada diruang operasi."
"...."
"Aboeji tidak perlu kemari, tolong jaga Haejoo."
"..."
"Ya, aku tidak apa-apa aboeji."
"..."
"Ya."
Seohyun mengakhiri panggilannya dengan tuan Seo. Ia menatap pintu ruang operasi dengan peluh yang bercucuran didahinya, ia benar-benar khawatir pada keadaan suaminya diruang operasi. 2 jam menunggu, keluarlah seorang dokter dan juga beberapa perawat.
"Bagaimana keadaan suami saya dokter?" tanya Seohyun pada dokter yang notabenenya juga teman baik Kyuhyun, dokter Kim. Seohyun mendapat jawaban helaan nafas panjang dari dokter Kim.
"Obati pipimu dulu Seohyun-ssi, biar perawat Kim yang mengobatimu." Jelas dokter Kim.
"Bagaimana keadaan suami saya dokter, beritahu saya?" tanya Seohyun menahan isaknya, dokter Kim menggigit bibir bawahnya dan menghela nafas lagi.
"Kyuhyun... saat dibawa kemari keadaannya benar-benar kritis, karena benturan yang dialami Kyuhyun tepat pada kepala bagian belakang, bisa dipastikan Kyuhyun akan kehilangan beberapa memorinya. Dia akan mengalami amnesia, dan aku belum bisa memastikan itu amnesia akut atau sementara sampai ia sadar. Saat ini ia harus berusaha melewati masa kritisnya, selalu do'akan suamimu Seohyun-ssi." Jelas dokter Kim pada Seohyun, Seohyun menatap tidak percaya pada dokter Kim. Beberapa tetes air matanya berjatuhan mengenai lantai yang ia pijaki. Manik mata Seohyun kini menatap ranjang pasien dengan Kyuhyun yang terbaring disana.
"Kyuhyun akan dibawa ke ruang rawat sampai ia benar-benar siuman. Mari Seohyun-ssi, aku akan menyuruh perawat Kim untuk mengobati pipimu." Jelas dokter Kim pada Seohyun, Seohyun tidak bergeming sama sekali, ia lebih memilih untuk tetap berdiri pada tempatnya dan mengamati ranjang pasien Kyuhyun yang berlalu dibawa beberapa perawat laki-laki menuju sebuah ruangan.
"Kau bisa melihatnya nanti Seohyun-ssi, mari." Ajak dokter Kim pada Seohyun, dokter Kim menyuruh seorang perawat untuk mengobati pipi Seohyun yang memar. Usai diobati, Seohyun buru-buru melangkahkan kakinya menuju ruang rawat Kyuhyun, ia menatap sedih dan iba pada suaminya yang terbaring lemah diruang rawat ini. Alat-alat medis melekat ditubuh Kyuhyun, sebagian wajah Kyuhyun tertutupi dengan alat bantu pernafasan. Seohyun menitikkan airmatanya melihat keadaan sang suami. Ia dudukan dirinya di samping ranjang pasien sang suami, ia genggam erat tangan sang suami. Ia benar-benar terisak sekarang melihat suaminya yang terbaring tak berdaya diatas ranjang pasien ini.
"Oppa, bangunlah, hum? Tidak apa-apa kau tidak mengingatku, tapi bangunlah." Kata Seohyun menahan isakannya. Ia dekatkan wajahnya pada telinga sang suami.
"Aku mencintaimu, Kyuhyun oppa." Bisik Seohyun pada telinga Kyuhyun, ia mengecup sayang puncak kepala Kyuhyun yang terlilit perban. Seohyun mengeratkan genggaman tangannya pada sang suami.
Keesokkan harinya....
Seohyun terbangun dari tidurnya saat ia merasakan sinar matahari dari jendela ruang rawat Kyuhyun ini menerpa wajahnya. Kepalanya terasa berdenyut saat ia berusaha mengumpulkan sepenuhnya kesadarannya. Matanya terlihat sembab, bahkan wajah cantiknya memucat. Seohyun menatap sang suami yang masih terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit ini. Ia mentaap sedih pada suaminya,
"Selamat pagi." Bisik Seohyun pada telinga Kyuhyun.
"Oppa, aku mencintaimu. Segera bangun dan tersenyum lagi padaku seperti biasanya." Jelas Seohyun ditelinga Kyuhyun. Seohyun berdirikan tubuhnya dan tersenyum kecut setelahnya. Ia langkahkan kakinya keluar ruangan Kyuhyun, ia mencuci wajahnya di kamar mandi. Usai dari kamar mandi, Seohyun langkahkan kakinya kembali menuju kamar Kyuhyun. Namun langkah kakinya terhenti saat samar-samar ia mendengar suara televisi di ujung lorong ini, beberapa orang tengah bergumam dan berbisik pada yang lain mengenai berita pagi ini. Seohyun yang penasaran setengah mati melihat kearah televisi tersebut. Ia membulatkan matanya ketika melihat sosok Haera dibawa polisi, dengan tangan yang tertutupi handuk.
"Haera-ya...." gumam Seohyun pelan.
"Kau mengorbankan dirimu untuk Haejoo?" tanya Seohyun pelan
"Kau sudah melakukan yang terbaik untuk anakmu, aku akan menjaga Haejoo seperti kemauanmu Haera-ya." Gumam Seohyun, Seohyun langkahkan kakinya menuju ruang rawat suaminya. Ia sudah siap dengan ember dan handuk tangan, ia basahi handuk tersebut dan menyeka wajah, tangan dan kaki sang suami dengan telaten. Seohyun mengusap pipi sang suami.
"Oppa, kau tidak merindukan Haejoo? Cepat bangun." Kata Seohyun yang masih mengusap pipi Kyuhyun. Seohyun tersenyum kecut disana, ia melangkahkan kakinya untuk membuang air yang tadi ia gunakan untuk menyeka tubuh Kyuhyun. Seohyun segera kembali menuju ruang rawat Kyuhyun usai membuang air, langkah kakinya terhenti saat ia melihat aboejinya berdiri diepan ruang rawat Kyuhyun.
"Aboeji." Panggil Seohyun pada tuan Seo, tuan Seo menoleh pada Seohyun dan tersenyum disana. Seohyun berhambur kepelukkan sang aboeji, Seohyun terisak dipelukkan sang aboeji.
"Selalu temani dia Joohyun-ah." Jelas tuan Seo sembari mengusap kepala Seohyun sayang, Seohyun hanya mengangguk disana.
"Aboeji tidak tahu akan seperti ini jadinya, maafkan aboeji Joohyun-ah." Jelas tuan Seo sedih.
"Untuk apa aboeji meminta maaf? Semua sudah tergaris seperti ini aboeji." Jelas Seohyun yang masih terisak.
"Aboeji mendo'akan yang terbaik untuk menantu aboeji." Jelas tuan Seo.
"Terimakasih aboeji." Jelas Seohyun.
Tuan Seo dan Seohyun kini duduk bersebelahan di sofa di ujung ruang rawat Kyuhyun. Baik tuan Seo maupun Seohyun lebih memilih untuk memandangi Kyuhyun yang terbaring lemah diranjangnya.
"Aboeji jadi ingat ketika pertama kali ia belajar taekwondo pada aboeji, beberapa kali ia diejek dan juga kalah oleh lawannya saat latihan. Beberapa kali pula ia ditatap tidak suka oleh teman-temannya ditempat latihan, hal itu tak membuat niatnya pupus untuk terus bisa berlatih taekwondo. Ia selalu pulang malam dari tempat latihan, hanya untuk belajar lebih lagi pada aboeji, dia punya semangat yang tinggi." Jelas tuan Seo pada Seohyun, Seohyun hanya tersenyum pada tuan Seo.
"Kau tahu? Ia bahkan sudah melamarmu lebih dulu pada aboeji, dia bilang lebih baik mengatakan langsung pada aboeji, dia bilang ia siap menerima hukuman apapun dari aboeji jika sampai ia tidak memegang janjinya." Jelas tuan Seo, lagi-lagi Seohyun hanya tersenyum mendengar penjelasan tuan Seo.
"Kau sudah memberitahu orang tuanya? Mereka pasti mengkhawatirkan Kyuhyun jika kau tak mengabari mereka. Segera telpon mereka." jelas tuan Seo
"Ya, aku akan menghubungi mereka." jelas Seohyun.
"Aboeji harus pulang, Haejoo pasti merindukan aboeji, aboeji juga membawakan beberapa pakaianmu. Tak apakan bila aboeji tinggal?" tanya tuan Seo.
"Tapi siapa yang menjaga Haejoo saat aboeji kemari?" tanya Seohyun kemudian.
"Aku menyuruh Kim ahjumma untuk menjaganya, jangan khawatir." Jelas tuan Seo.
"Maafkan aku aboeji, aku bukan ibu yang baik untuk Haejoo, bisakah aboeji menjaga Haejoo beberapa hari ini?" tanya Seohyun.
"Tentu saja, dia cucuku. Ah tentang Haera, aboeji melihatnya di TV pagi ini." jelas tuan Seo, Seohyun menatap datar pada tuan Seo.
"Dia melakukan itu demi anaknya, jangan merasa bersalah Joohyun-ah." Jelas tuan Seo, Seohyun hanya mengangguk dan tersenyum mendengar penjelasan tuan Seo. Tuan Seo melangkahkan kakinya mendekati ranjang Kyuhyun, beliau mensejajarkan tubuhnya pada Kyuhyun, dan mulai berbisik pada Kyuhyun. Seohyun tersenyum melihat aboejinya yang begitu perhatian pada Kyuhyun. Bahkan bisa dibilang lebih perhatian dari Seohyun.
"Aboeji pulang Joohyun-ah, jangan lupa beritahu orang tua Kyuhyun. Kau juga harus istirahat." Jelas tuan Seo pada Seohyun.
"Ya, hati-hati aboeji." Kata Seohyun pada aboejinya, tuan Seo tersenyum dan segera berlalu begitu saja meninggalkan Seohyun yang kini sudah berdiri disamping ranjang Kyuhyun.
"Haruskah aku memberitahu keadaanmu pada orang tuamu? Aku yakin kau pasti tidak ingin membuat kedua orang tuamu khawatir." Jelas Seohyun pada Kyuhyun yang masih terbaring tak berdaya diranjang pasiennya.
"Aku memberi kesempatan untukmu oppa, aku hitung sampai 3 jika kau tidak bangun aku akan menghubungi kedua orangtuamu." Jelas Seohyun.
"1...2....3...." Seohyun tersenyum kecut setelah menghitung dan mendapati Kyuhyun tidak bangun dari tidurnya.
"Oppa, apa kau tak lelah tidur terus? Bangunlah, dan bermainlah bersama Haejoo." Jelas Seohyun, baru saja air mata keluar dari pelupuk matanya. Ia menghapus dengan kasar airmatanya.
"Baiklah, jika memang itu maumu. Aku akan menhubungi eommanim dan aboenim." Jelas Seohyun sembari berlalu keluar dari ruang rawat Kyuhyun. Seohyun segera menghubungi orang tua Kyuhyun.
Malam harinya...
Seohyun sedari tadi tak henti-hentinya memandangi wajah damai suaminya saat tertidur seperti ini. Ia mengenggam tangan Kyuhyun erat dan mengusapnya pelan.
"Oppa, membuat orang khawatir sepertinya adalah hobby barumu. Oppa bangunlah? Duduk dan tersenyumlah padaku?" jelas Seohyun yang semakin mengeratkan genggaman tangannya pada sang suami. Seohyun mendekatkan wajahnya pada telinga Kyuhyun.
"Oppa, aku mencintaimu." Bisik Seohyun ditelinga Kyuhyun, Seohyun membenamkan kepalanya disamping lengan sang suami.
2 hari kemudian....
Ini adalah hari ke 3 Kyuhyun belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar dari masa kritisnya. Sejak kemarin tuan dan nyonya Cho sibuk bergantian menunggui Kyuhyun, hal tersebut juga terjadi pada Seohyun. Seohyun kini bahkan lebih memilih untuk tidak berpaling dari sisi Kyuhyun sama sekali.
"Seohyun-ah, istirahatlah sayang. Biar eommanim dan abeonim yang menjaga Kyuhyun. Wajahmu semakin pucat, pulang dan istirahatlah, hum?" tanya nyonya Cho pada Seohyun, beliau benar-benar sedih melihat keadaan anak dan menantunya yang seperti ini.
"Tapi eommanim..." jelas Seohyun terpotong.
"Pulang dan istirahatlah, jika ada perkembangan mengenai keadaan suamimu, eommanim akan segera menghubungimu. Pulang dan istirahatlah, kau bisa kesini lagi besok." Jelas nyonya Cho penuh pengertian. Seohyun mengangguk ragu pada nyonya Cho, sedikit tidak rela ia melepas genggaman tangannya pada Kyuhyun.
Tuan Cho mengantar Seohyun hingga ke pintu keluar rumah sakit, beliau menyuruh Seohyun agar pulang naik taksi mengingat keadaan Seohyun yang begitu menyedihkan dan bisa dilihat wajah Seohyun begitu pucat.
"Terimakasih, kau sudah menjaga suamimu dengan baik." Jelas tuan Cho pada Seohyun, Seohyun hanya mengangguk pada tuan Cho.
"Pulang dan beristirahatlah, kau bisa kesini besok." Jelas tuan Cho pada Seohyun sembari menepuk-nepuk pelan bahu Seohyun, Seohyun bergegas menaiki taksi yang sudah dipesan tuan Cho. Sesampainya dirumah tuan Seo, Seohyun segera berhambur mencari keberadaan Haejoo, dan kini bisa ia pastikan bahwa Haejoo tengah bermain bersama tuan Seo.
"Kau pulang?" tanya tuan Seo pada Seohyun, Seohyun hanya mengangguk dan segera mengambil alih Haejoo dari gendongan aboejinya. Ia memeluk Haejoo sayang, Seohyun mengusap-usap lembut kepala Haejoo kecil.
"Maafkan eomma tidak menjagamu beberapa hari ini Haejoo-ya. Maafkan eomma, hum?" tanya Seohyun pada Haejoo kecil, Seohyun masih mengusap lembut kepala Haejoo kecil. Tuan Seo tersenyum melihat Seohyun yang tengah menggendong Haejoo saat ini. Seohyun menggendong Haejoo menuju kamarnya, ia membaringkan Haejoo di kasur lipatnya, ia juga berbaring disamping Haejoo.
"Haejoo-ya, appa sakit. Kau tidak ingin mendo'akan appa?" tanya Seohyun pada Haejoo kecil, Seohyun tersenyum melihat Haejoo, ia benar-benar gemas pada Haejoo yang pipinya tambah gembul menurut Seohyun setelah 3 hari tak melihat Haejoo.
"Joohyun-ah, makanlah. Aboeji membuat sup kimchi untukmu." Jelas tuan Seo yang sudah berdiri diambang pintu kamar Seohyun.
"Aku ingin bermain bersama Haejoo aboeji." Jelas Seohyun kemudian.
"Makanlah dulu, setelah itu kau bisa bermain dengan Haejoo." Jelas tuan Seo, Seohyun mengangguk pasrah dan kemudian berlalu keruang tengah.
"Apa sudah ada perkembanagn mengenai keadaan menantuku?" tanya tuan Seo yang kini sibuk memangku Haejoo. Seohyun yang baru saja mengunyah nasinya, merasa kesusahan untuk menelan nasinya, ia sedikit memaksa untuk menelan nasinya.
"Belum aboeji." Jawab Seohyun sedih,
"Aboeji hanya berpesan padamu Joohyun-ah, tetap disampingnya apapun yang terjadi." Jelas tuan Seo pada Seohyun, Seohyun hanya mengangguk pada tuan Seo.
"Setelah makan, istirahatlah. Aboeji sedih melihatmu yang begitu pucat." Jelas tuan Seo pada Seohyun, Seohyun hanya mengangguk pelan.
"Aboeji." Panggil Seohyun pada tuan Seo, tuan Seo menatap antusias pada putrinya.
"Maafkan aku karena aku tidak bisa pergi ke makam eomma untuk memperingati hari kematian beliau." Jelas Seohyun sedih pada tuan Seo, tuan Seo tersenyum tulus disana.
"Eommamu pasti tahu dan mengerti bahwa putrinya sudah melakukan hal yang sudah menjadi pilihan putrinya. Jangan khawatir." Jelas tuan Seo yang kemudian berlalu menuju kamarnya untuk menidurkan Haejoo disana.
2 hari kemudian.....
Sudah 5 hari ini Kyuhyun tidak menunjukkan tanda-tanda akan sadar melewati masa kritisnya. Belum Kyuhyun sadar, pikiran Seohyun jadi lebih kalut karena kemarin tiba-tiba saja Haejoo mereka demam tinggi, Seohyun dan tuan Seo segera membawa Haejoo menuju rumah sakit untuk penanganan yang lebih lanjut. Disinilah Seohyun sekarang duduk didekat ranjang Haejoo kecil yang tertidur pulas, Seohyun benar-benar tidak tega melihat keadaan putranya. Seohyun mengusap lembut kepala mungil Haejoo,
"Kau wanita yang kuat Seohyun-ah." Jelas nyonya Cho yang sudah berdiri sempurna di ambang pintu ruang rawat Haejoo kecil. Seohyun membungkuk sopan pada ibu mertuanya tersebut.
"Kyuhyun oppa, bagaimana keadaannya eommanim?" tanya Seohyun pada nyonya Cho, nyonya Cho menggeleng sedih.
"Dia pasti akan bangun, bersabarlah sayang." Jelas nyonya Cho sembari mengusap lembut kepala Seohyun, Seohyun hanya mengangguk pasrah pada nyonya Cho.
"Kau pasti ingin menemui suamimu? Temui dia, biar eommanim yang menjaga Haejoo disini." Jelas nyonya Cho, Seohyun tersenyum dan kemudian melangkahkan kakinya menuju ruangan Kyuhyun, bisa Seohyun lihat kini tuan Cho tengah duduk menatap datar lantai didepan ruang rawat Kyuhyun. Seohyun membungkuk sopan pada ayah mertuanya.
"Apa eommanim diruang rawat Haejoo?" tanya tuan Cho pada Seohyun.
"Ya, aboenim." Jawab Seohyun singkat.
"Temani suamimu, kau pasti merindukannya, aku akan ke ruang rawat Haejoo kalau begitu." Jelas tuan Cho menepuk-nepuk bahu Seohyun pelan dan kemudian bergegas melangkah menuju ruang rawat Haejoo, Seohyun membuka pelan pintu ruang rawat Kyuhyun. Ia menutup lagi pintu tersebut dan menatap datar Kyuhyun yang masih terbaring tak sadarkan diri diatas ranjang rawatnya. Seohyun melangkah ragu ke ranjang rawat Kyuhyun. Lagi, ia menatap datar wajah suaminya yang sebagian tertutupi alat pernafasan.
"Oppa, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Seohyun pada Kyuhyun yang belum sadarkan diri, Seohyun menelan ludahnya sendiri saat ia mendapati kenyataan Kyuhyun tak menjawab pertanyaannya.
"Apa kau sudah menyerah pada kami?" tanya Seohyun lagi, airmata keluar dari pelupuk mata Seohyun, ia benar-benar tak bisa membendung airmatanya sendiri.
"Kau menyerah padaku?" tanya Seohyun, airmata benar-benar membasahi pipinya sekarang, Seohyun tersenyum kecut.
"Haejoo sakit oppa, kau tidak ingin mengobatinya? Kau appanya." Jelas Seohyun pada Kyuhyun yang belum sadarkan diri. Seohyun memejamkan matanya barang sebentar dan kemudian menghela nafas panjang disana. Ia mendekat kearah Kyuhyun dan kemudian menggenggam erat tangan Kyuhyun.
"Oppa bangunlah, dan obati putra kita." Bisik Seohyun ditelinga Kyuhyun, Seohyun semakin terisak mendapati kenyataan Kyuhyun tak merespon perkataannya sama sekali, ia menunduk dan membenamkan wajahnya di kasur yang dipakai oleh Kyuhyun, ia menangis disana. Cukup lama Seohyun menghabiskan air matanya diruangan Kyuhyun ini, hingga ia bisa merasakan jari-jemari Kyuhyun bergerak. Seohyun membulatkan matanya, ia tersenyum tatkala Kyuhyun perlahan membuka matanya. Seohyun menatap antusias pada suaminya yang berusaha menggerakkan tangannya. Seohyun tersenyum tatkala Kyuhyun mengusap pelan punggung tangannya.
"Akan kupanggilkan dokter." Kata Seohyun pada Kyuhyun, Seohyun segera berhambur memanggil dokter. Tak berapa lama kemudian Seohyun kembali keruangan Kyuhyun dengan dokter Kim dibelakangnya.
"Syukurlah, Kyuhyun-ssi berhasil melewati masa kritisnya." Jelas dokter Kim, Seohyun tersenyum kearah Kyuhyun, senyumnya pudar ketika ia mendapati Kyuhyun menatap bingung kearahnya.
"K-kau siapa?" tanya Kyuhyun pada Seohyun dengan suara yang begitu serak, Seohyun menatap tidak percaya pada Kyuhyun sekarang. Dokter Kim sudah meramalkan hal ini, tentu saja benturan sekeras itu dikepala Kyuhyun pasti akan ada efek negativenya.
Seohyun duduk menatap datar Haejoo kecil yang masih terlelap di ranjang rawatnya. Kyuhyun tengah menjalani tes kesehatan setelah masa kritisnya lewat, dan pada tes tersebut bisa dipastikan apakah Kyuhyun mengalami hilang ingatan atau tidak.
"Haejoo-ya, eomma benar-benar bahagia dan bersyukur karena appa sudah bangun dari tidurnya, eomma tidak masalah jika appa tidak mengingat eomma." Jelas Seohyun sedih sembari mengusap-usap kepala Haejoo.
"Seohyun-ah." Panggil nyonya Cho yang sudah berdiri diambang pintu ruang rawat Haejoo. Seohyun menatap sedih pada nyonya Cho, ia mencoba tersenyum pada nyonya Cho, namun yang terjadi adalah airmata berhasil lolos dari pelupuk matanya. Nyonya Cho menghampiri menantunya tersebut dan segera memeluk sayang menantunya.
"Suamimu... ia mengalami hilang ingatan." Jelas nyonya Cho sembari mengusap sayang kepala Seohyun, Seohyun terisak mendengar penjelasan ibu mertuanya.
"Jangan bersedih sayang, kau harusnya bersyukur. Kyuhyun hanya kehilangan sebagian memorinya, eommanim rasa ia masih mengingatmu." Jelas nyonya Cho, Seohyun menatap penuh harap pada nyonya Cho.
"Dokter Kim bilang benturan yang begitu keras dibagian kepala belakang Kyuhyun hanya mengakibatkan hilang ingatan sementara. Menurutnya, hanya beberapa saja memorinya yang hilang, dan sepenuhnya Kyuhyun masih mengingat siapa dirinya. Dokter Kim juga mengetes Kyuhyun dengan beberapa pertanyaan, memorinya yang kemungkinan hilang adalah hal-hal yang ia lalui beberapa bulan ini." jelas nyonya Cho, Seohyun menatap sedih pada nyonya Cho.
"Perlahan kau bisa menjelaskan semuanya pada suamimu, bantu ia mengingat lagi keluarga kecil kalian." Jelas nyonya Cho pelan pada Seohyun, Seohyun mengangguk ragu pada ibu mertuanya.
"Eommanim, boleh saya menemui Kyuhyun oppa?" tanya Seohyun ragu, nyonya Cho tersenyum disana.
"Tentu saja boleh sayang. Temui dia, biar eommanim yang menjaga Haejoo disini." Jelas nyonya Cho pada Seohyun. Seohyun segera melangkahkan kakinya menuju ruangan Kyuhyun, entah kenapa ia jadi wanita yang begitu lemah, memang wajar jika wanita lebih sering menangis. Ia lebih sering menangis, begitulah yang dipikirkan Seohyun. Apalagi saat ia mengetahui Kyuhyun tak mengingat siapa dirinya dan status mereka sekarang, sakit. Itulah yang dirasakan Seohyun saat Kyuhyun tak mengenali dirinya. Disinlah Seohyun sekarang berdiri ragu didepan pintu ruang rawat Kyuhyun, dari jendela pintu ini ia bisa melihat Kyuhyun duduk menatap datar kedepan. Seohyun menghela nafas panjang, ia beranikan dirinya untuk membuka pintu ruang rawat Kyuhyun. Kini bisa ia dapati bahwa Kyuhyun tengah menatapnya heran.
"Maaf, kau siapa?" tanya Kyuhyun datar pada Seohyun, Seohyun tersenyum kecut disana. Ia melangkahkan kakinya mendekat pada Kyuhyun yang duduk diatas ranjang dan menatapnya bingung. Seohyun berdiri didekat Kyuhyun sekarang, ia tersenyum pada Kyuhyun dan tentu saja itu membuat Kyuhyun semakin bingung menatapnya.
"Bagaimana kabarmu Poo sunbae?" tanya Seohyun kemudian, ia mencoba menetralisir degupan jantungnya.
"K-kau? Seohyun?" tanya Kyuhyun kemudian, Seohyun mengangguk dan tersenyum ragu disana. Kyuhyun tersenyum dan segera memeluk Seohyun begitu saja, Seohyun yang awalnya membulatkan matanya kini malah tersenyum. Setidaknya suaminya ini masih mengingatnya sebagai hoobae, lebih baik daripada tak mengingatnya sama sekali.
"Kenapa kau tak pernah menjawab telponku selama ini? Kenapa kau tak mau membalas pesanku?" tanya Kyuhyun kemudian, lagi-lagi Seohyun tersenyum kecut mendengar pertanyaan Kyuhyun. Ia melepas pelukkan Kyuhyun padanya,
"Aku mengganti nomor ponselku, maaf." Jelas Seohyun tersenyum diakhir kalimatnya.
"Aku begitu merindukanmu Seohyun-ssi..." jelas Kyuhyun terpotong, ia kembali memeluk Seohyun, Seohyun hanya tersenyum dan menepuk-nepuk pelan bahu Kyuhyun.
"Tapi darimana kau tahu aku ada disini?" tanya Kyuhyun saat mereka sudah duduk berhadapan diranjang Kyuhyun.
"Putraku sakit dan aku..." jelas Seohyun terpotong karena baru saja ia melihat Kyuhyun merubah ekspresi wajahnya.
"Putra?" tanya Kyuhyun tidak percaya, Seohyun hanya mengangguk.
"Hum, aku sudah menikah Poo sunbae...." Jelas Seohyun
'Denganmu.' Batin Seohyun dalam hati.
"Kau sudah menikah? Dengan siapa? Apa aku mengenalnya?" tanya Kyuhyun penasaran, entah kenapa tiba-tiba saja jantung Kyuhyun berdegup begitu cepat, ia tidak rela jika hoobaenya menikah dengan orang lain. Sia-sia pengorbanannya jauh-jauh dari London ke Seoul untuk menemui hoobae yang entah sejak kapan sudah mengisi separuh jiwanya, begitulah pikir Kyuhyun.
"Ya, kami sudah memiliki putra. Kau mengenalnya." Jawab Seohyun, Kyuhyun menatap tidak percaya pada Seohyun, ia mengalihkan pandangannya kearah lain saat dirasa air mata hendak keluar dari pelupuk matanya.
"Ada apa Poo sunbae?" tanya Seohyun khawatir pada Kyuhyun, Kyuhyun menoleh pada Seohyun, ia tersenyum disana. Senyum yang benar-benar dipaksakan,
"Aku tidak apa-apa. Seohyun-ssi, aku begitu lelah, aku ingin istirahat sebentar." Jelas Kyuhyun pada Seohyun. Seohyun tersenyum mendapati kenyataan bahwa suaminya ini tengah cemburu padanya, meski ingatannya hilang.
"Hum, bersitirahatlah sunbae." Jelas Seohyun yang kemudian menarik selimut Kyuhyun hingga menutupi sebagian tubuh Kyuhyun, Seohyun pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Kyuhyun. Kyuhyun, entah kenapa air mata sukses meluncur dari pelupuk matanya, ia benar-benar tidak rela saat Seohyun bilang bahwa Seohyun sudah menikah. Kyuhyun membenamkan kepalanya pada bantal yang ia pakai, ia terisak disana. Kyuhyun mengusap kasar airmatanya, ia merasakan sakit yang luar biasa pada kepalanya. Ia berteriak, saat dirasa kepalanya semakin sakit.
Sore harinya....
Kyuhyun membuka perlahan matanya saat ketenangan menggapainya. Ia berusaha mendudukan dirinya, namun tubuhnya seperti tak mau diajak kompromi olehnya.
"Istirahat saja nak." Jelas nyonya Cho pada Kyuhyun. Kyuhyun yang baru saja duduk dibantu oleh nyonya Cho hanya menatap sedih pada nyonya Cho.
"Eomma...." panggil Kyuhyun pelan pada nyonya Cho.
"Ada apa?" tanya nyonya Cho yang semakin khawatir dengan keadaan Kyuhyun.
"Dia sudah menikah." Jelas Kyuhyun, lagi air mata Kyuhyun jatuh begitu saja dari pelupuk matanya.
"Siapa?" tanya nyonya Cho bingung.
"Hoobaeku, Seohyun." jelas Kyuhyun mengusap air matanya kasar.
"Kau begitu mencintainya?" tanya nyonya Cho, Kyuhyun hanya mengangguk pasti disana.
"Lalu kenapa kau tak mengingatnya?" tanya nyonya Cho pada Kyuhyun, Kyuhyun mengerutkan dahinya bingung.
"Apa maksud eomma?" tanya Kyuhyun bingung, nyonya Cho mengangkat tangan kiri Kyuhyun dan menunjuk pada cincin pernikahan Kyuhyun yang melingkar sempurna dijari manisnya. Kyuhyun membulatkan matanya, sejak kapan cincin itu ada dijari manisnya, kini menjadi sebuah pertanyaan besar bagi Kyuhyun.
"Dia istrimu Cho Kyuhyun." Jelas nyonya Cho pada Kyuhyun, Kyuhyun menatap nyonya Cho tidak percaya.
"Kalian sudah menikah." Jelas nyonya Cho lagi, Kyuhyun memegangi kepalanya yang ia rasa mulai sakit sekarang.
"Tidurlah, jangan memikirkan apapun sekarang, yang jelas Seohyun sudah menjadi istri sahmu." Jelas nyonya Cho sembari menarik selimut Kyuhyun hingga ke leher Kyuhyun, Kyuhyun hanya menuruti perkataan eommanya dan segera memejamkan matanya. Jantungnya berdegup dengan cepat sekarang, bagaimana mungkin Seohyun sudah menjadi istrinya. Kyuhyun tersenyum senang sebelum ia benar-benar tidur.
Malam harinya....
Kyuhyun yang duduk di kursi roda menggerakkan kursi rodanya menuju ruang rawat anak-anak. Ia mencari nomor kamar putra mereka, nyonya Cho sudah menjelaskan tadi pada Kyuhyun bahwa mereka telah memiliki putra, mata Kyuhyun mengamati setiap bagian ruangan di lorong lantai ini. Kyuhyun tersenyum tatkala menangkap Seohyun yang baru saja keluar dari sebuah ruang rawat untuk menuju kamar mandi. Kyuhyun mempercepat gerak roda dikursi rodanya, ia memasuki sebuah ruangan. Ia bisa melihat bayi kecil yang tertidur diatas ranjang, Kyuhyun menatap sedih pada bayi kecil tersebut, Kyuhyun semakin mendekatkan dirinya pada ranjang bayi kcil tersebut. Kyuhyun merasa iba melihat selang infus menancap sempurna di kaki bayi kecil tersebut. Kyuhyun mengusap sayang kepala bayi kecil tersebut.
"Cepat sembuh sayang." Kata Kyuhyun yang masih mengusap kepala Haejoo.
"Maafkan appa karena tidak menemanimu." Jelas Kyuhyun pada Haejoo kecil, Kyuhyun tidak bosan-bosannya mengusap lembut kepala Haejoo
"Poo sunbae, apa yang kau lakukan disini?" tanya Seohyun terkejut, Seohyun benar-benar terkejut ketika ia memasuki ruang rawat dan mendapati seorang Kyuhyun mengusap-usap kepala Haejoo.
"Aku hanya ingin melihat keadaan putramu." Jawab Kyuhyun datar,
"Ah... benarkah? Silahkan kalau begitu." Jawab Seohyun sembari berlalu menuju laci yang terdapat disebelah kanan ranjang Haejoo, Kyuhyun tersenyum sembari memandangi Seohyun yang begitu sibuk meletakkan beberapa selimut dan juga popok milik Haejoo. Seohyun mendudukkan dirinya di ranjang Haejoo.
"Bagaimana keadaanmu Poo sunbae, apa lebih baikkan sekarang?" tanya Seohyun mencoba untuk bersikap biasa pada Kyuhyun.
"Seperti yang kau lihat, aku semakin baik-baik saja." Jelas Kyuhyun, Seohyun hanya tersenyum mendengar penjelasan Kyuhyun.
"Seohyun-ssi." Panggil Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun sedikit sedih ketika Kyuhyun memanggilnya seperti itu, benar-benar seperti pertama kali mereka bertemu. Seohyun menatap pada Kyuhyun dengan senyum yang senantiasa menghiasi wajahnya.
"Tidak.... Seohyun-ah. Tidak tidak.... Sayang, aku juga sudah menikah." Jelas Kyuhyun sembari menunjukkan cincin yang melingkar sempurna dijari manisnya. Seohyun menatap Kyuhyun tak percaya,
"Hentikan aktingmu itu, eomma sudah menjelaskan padaku tentang pernikahan kita." Jelas Kyuhyun sembari mengerucutkan bibirnya. Seohyun hanya menatap datar pada Kyuhyun.
"Oppa pikir karena siapa aku berakting, huh? Oppa tak mengingatku." Jelas Seohyun yang entah sejak kapan air mata sudah membasahi pipi gembul Seohyun. Kyuhyun memandang tidak percaya pada Seohyun, ia gerakkan roda kursi rodanya dan segera menghampiri Seohyun.
"Jangan menangis, maafkan aku karena tak mengingat istriku sendiri. Maafkan aku hum?" tanya Kyuhyun melembut sembari menggenggam dan mengusap lembut tangan Seohyun, Seohyun hanya menatap datar pada Kyuhyun. Seohyun mengalihkan pandangannya kearah lain,
"Untuk apa oppa minta maaf? Aku sedikit kesal saat oppa tidak mengingatku. Bagaimanapun, terimakasih." Jelas Seohyun kemudian.
"Terimakasih untuk apa?" tanya Kyuhyun bingung.
"Karena kau mau bangun dari tidurmu dan melihat putramu." Jelas Seohyun pada Kyuhyun, ia tersenyum diakhir kalimatnya. Kyuhyun tersenyum mendengar penjelasan Seohyun.
"Bantu aku duduk diatas ranjang Haejoo." Kata Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun hanya mengangguk kemudian segera mensejajarkan tubuhnya dengan Kyuhyun, ia mengapit lengan Kyuhyun dan membantu Kyuhyun duduk dipinggir ranjang Haejoo.
"Sudah, kau ingin apa oppa?" tanya Seohyun sembari membenarkan letak kursi roda milik Kyuhyun, Kyuhyun tersenyum dan menarik Seohyun padanya. Seohyun begitu terkejut saat tiba-tiba Kyuhyun menariknya, dan bisa dipastikan kini ia berdiri dalam jarak yang begitu dekat dengan Kyuhyun yang duduk di ranjang Haejoo. Kyuhyun tersenyum sebentar melihat wajah cantik istrinya, meskipun wajah Seohyun masih begitu pucat. Kyuhyun mengusap pelan pipi gembul Seohyun.
"Kau benar-benar pucat, sayang." Jelas Kyuhyun sedih. Seohyun hanya tersenyum,
"Ya, dan karena siapa aku seperti ini?" tanya Seohyun sembari melepas genggaman tangan Kyuhyun pada lengannya. Kyuhyun tak berniat untuk melepas genggaman tangannya pada lengan Seohyun.
"Oppa, apa yang kau lakukan?" tanya Seohyun saat Kyuhyun kini memeluk pinggangnya. Tak berniat menjawab, Kyuhyun malah mengecup bibir Seohyun lembut, sedikit ada aktivitas disana. Seohyun melepas tautan bibir mereka saat dirasa Kyuhyun hendak meminta lebih dari ini.
"Oppa ini dirumah sakit." Jelas Seohyun sebal, Kyuhyun hanya tersenyum pada istrinya tersebut.
"Istirahatlah, biar aku yang menjaga Haejoo." Jelas Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun berdecak.
"Dengan keadaan yang seperti ini kau mau menjaga Haejoo?"tanya Seohyun sembari menatap perban yang masih melilit sempurna dikepala Kyuhyun, Kyuhyun hanya tersenyum.
"Tentu saja, memang kenapa?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Kaulah yang harusnya istirahat oppa." Jelas Seohyun sembari mengusap sayang pipi Kyuhyun.
"Aku tidak lelah, aku akan lebih lelah jika terus berbaring." Jelas Kyuhyun, Seohyun hanya tersenyum mendengar penjelasan sang suami.
Disinilah mereka sekarang duduk di ujung sofa diruang rawat Haejoo yang terlelap. Hanya Seohyun yang duduk, sedangkan Kyuhyun? Bisa dipastikan saat ini ia tengah berbaring dan menjadikan paha Seohyun sebagai bantalnya, Kyuhyun tersenyum melihat istrinya dari bawah sini. Seohyun sedari tadi tak henti-hentinya ia menepuk-nepuk pelan bahu Kyuhyun, berharap Kyuhyun bisa tertidur setelah itu.
"Sayang..." panggil Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun menatap wajah suaminya penuh tanya.
"Hum?" hanya itu yang keluar dari mulut Seohyun.
"Sudah berapa lama kita menikah?" tanya Kyuhyun gamblang, Seohyun tersenyum mendengar pertanyaan Kyuhyun.
"Eommanim belum memberitahumu?" tanya Seohyun yang kini berpindah mengusap-usap kepala Kyuhyun yang terbalut perban, mereka benar-benar terlihat seperti seorang ibu yang mencoba menidurkan anaknya. Kyuhyun hanya menggeleng pelan,
"3 minggu atau lebih mungkin." Jawab Seohyun, Kyuhyun membulatkan matanya, ia bangkit dari posisi rebahannya dan kini duduk disamping Seohyun sembari menatap Seohyun tidak percaya.
"Lalu Haejoo.....mungkinkah? Kau hamil sebelum kita menikah? Apa aku yang memaksamu untuk melakukannya sebelum menikah?" tanya Kyuhyun gamblang, dan hal itu membuat Seohyun menepuk pelan mulut Kyuhyun, Kyuhyun mengerucutkan bibirnya sebal. Ia membaringkan lagi tubuhnya dan menempatkan kepalanya pada paha Seohyun.
"Apa tidak masalah jika aku menceritakannya, bahkan oppa belum sembuh benar." Jelas Seohyun.
"Tidak masalah, ceritakan padaku." Jelas Kyuhyun antusias.
"Oppa kau ingat hoobaemu yang dulu kau sukai? Haera." jelas Seohyun, Kyuhyun mengernyitkan dahinya bingung.
"Ah, Haera, ya aku mengingatnya. Dia satu angkatan denganmu kan, gadis yang pernah kusukai." Jelas Kyuhyun gamblang, dan penjelasan Kyuhyun ini membuat Seohyun menatap sebal pada Kyuhyun,
"Haejoo anaknya." Jelas Seohyun singkat, Kyuhyun membulatkan matanya
"A-anaknya? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa ia menjadi anak kita?" tanya Kyuhyun kemudian. Seohyun menghela nafas panjang, Kyuhyun memegangi kepalanya yang mulai pusing, ia memejamkan matanya untuk mengurangi rasa sakit dikepalanya.
"Oppa, kau kenapa? Apa begitu sakit?" tanya Seohyun khawatir, Kyuhyun masih saja memegangi kepalanya yang benar-benar pusing.
"Akan kupanggilkan dokter sebentar." Kata Seohyun hendak memindah kepala Kyuhyun dari pangkuannya, namun sebelum itu Kyuhyun lebih dulu menahan lengannya.
"Biarkan aku tidur disini, kau jangan kemana-mana." Jelas Kyuhyun yang masih memegangi kepalanya yang pening, Seohyun hanya mengangguk. Detik kemudian Seohyun sudah menepuk-nepuk bahu Kyuhyun pelan agar Kyuhyun bisa tertidur.
Keesokkan harinya....
Kyuhyun terbangun dari tidurnya saat ia mendengar samar-samar suara Seohyun yang seperti tengah bercakap. Kyuhyun membuka pelan matanya, ia bisa merasakan kini sebuah bantal tepat dibawah kepalanya dan kini ia bisa melihat Seohyun tengah bercengkrama dengan Haejoo di ranjang pasien milik bayi kecil itu. Kyuhyun tersenyum melihat betapa Seohyun begitu sayang dengan Haejoo. Kyuhyun masih saja bingung, bagaimana mungkin anak Haera menjadi anaknya dan Seohyun. Seingat Kyuhyun saat SMA dulu Haera begitu membencinya dan juga Seohyun.
"Oppa, kau sudah bangun? Kembalilah keruanganmu. Eommanim mencarimu semalam." Jelas Seohyun pada Kyuhyun yang sudah duduk di sofa yang semalam mereka gunakan. Seohyun turun dari ranjang Haejoo dan menggendong bayi kecil tersebut. Dengan 1 tangannya ia mendorong kursi roda milik Kyuhyun.
"Hari ini Haejoo boleh pulang, karena disini ada eommanim dan juga aboenim, jadi mereka berdua yang akan menemani oppa. Tak masalahkan?" tanya Seohyun kemudian, Kyuhyun menatap Seohyun sinis.
"Biar Haejoo bersama eomma dan aboeji, kau disini saja bersamaku." Jelas Kyuhyun datar, Seohyun menatap tidak percaya pada Kyuhyun.
"Oppa, apa yang kau katakan? Haejoo baru saja sembuh, biarkan aku menemani Haejoo." Jelas Seohyun menatap sebal pada Kyuhyun, entah ini perasaan Seohyun atau memang kenyataannya seperti itu, Kyuhyun jadi lebih manja padanya setelah mengalami hilang ingatan.
"Aku belum sembuh sayang, bahkan perbanku belum dilepas." Jelas Kyuhyun tak mau mengalah, Seohyun semakin menatap tidak percaya pada suaminya tersebut.
"Kalau begitu cepat sembuh dan pulang ke apartemen kita." Jelas Seohyun dengan senyum sumringah diwajahnya, Seohyun yang menggendong Haejoo melangkah menuju laci didekat ranjang rawat Haejoo, Seohyun tersenyum karena ia bisa mendengar dengan jelas gumaman sebal suaminya. Seohyun membenarkan gendongannya pada Haejoo, dan kemudian segera meraih tas besar yang sedari tadi ia biarkan menganggur di atas ranjang Haejoo.
"Kau benar akan pulang?" tanya Kyuhyun yang kini sudah duduk di kursi rodanya, Seohyun menoleh pada Kyuhyun.
"Tentu saja." Jawab Seohyun yang sudah siap menenteng tas besar tersebut.
"Naik taksi saja, maaf tak bisa mengantarmu." Jelas Kyuhyun, Seohyun tersenyum dan melangkahkan kakinya mendekat pada sang suami.
"Aku pulang bersama aboeji, aboeji sudah menunggu diluar." Jelas Seohyun sembari meletakkan tas besar yang sedari tadi dibawanya. Ia mengusap sayang pipi Kyuhyun.
"Cepat sembuh dan segera pulang, hum?" tanya Seohyun yang masih mengusap lembut pipi Kyuhyun, Kyuhyun tersenyum melihat kelakuan istrinya. Kyuhyun mengecup singkat bibir istrinya, dan bisa ia lihat kini Seohyun membulatkan matanya.
"Oppa, ada Haejoo disini." Jelas Seohyun sebal, Kyuhyun terkekeh.
"Dia tahu appanya jatuh cinta pada eommanya, jadi tak masalahkan?" tanya Kyuhyun, Seohyun hanya berdecak.
"Aku pulang." Jelas Seohyun segera melangkahkan kakinya meninggalkan Kyuhyun yang masih terkekeh.
Sesampainya diapartemen mereka, Seohyun segera menidurkan Haejoo mereka di kamar. Seohyun mulai sibuk berkutat dengan alat-alat kebersihan. Seohyun harus bertanggung jawab karena ia telah menelantarkan apartemen mereka beberapa hari ini. Seohyun membuka gorden jendela mereka, dan dari jendela besar tersebut ia bisa melihat suasana siang hari jalanan sekitar apartment ini. Setelah beberapa jam, Seohyun yang telah selesai membersihkan apartemen segera membuat makan siang untuk dirinya sendiri, tidak pantas disebut makan siang sebenarnya, karena sekarang ini sudah memasuki sore hari. Seohyun mulai sibuk berkutat dengan bahan yang ada didalam lemari pendingin, Seohyun memutuskan untuk membuat bibimbap. Tak butuh waktu lama, bibimbap buatannya sudah selesai, ia segera melahap bibimbapnya tersebut. Kegiatan makan Seohyun terhenti saat ia mendengar suara pintu apartemen mereka terbuka. Seohyun berlari menuju pintu apartemen mereka dan kini bisa ia lihat Kyuhyun sudah tersenyum diambang pintu apartemen mereka, Seohyun juga melihat kedua mertuanya baru saja menerobos Kyuhyun dan memasuki apartemen mereka begitu saja. Seohyun menatap bingung pada Kyuhyun yang tersenyum padanya.
"Oppa kau sudah boleh pulang?" tanya Seohyun bingung,
"Tentu saja, dokter Kim sudah memperbolehkanku pulang." Jelas Kyuhyun sumringah.
"Jadi ini apartemen kita?" tanya Kyuhyun sembari melihat setiap sudut ruang di apartemen mereka.
"Kau juga tak mengingat tempat tinggalmu sendiri?" tanya Seohyun, Kyuhyun mengangguk pelan disana.
"Seohyun-ah, kami pamit. Jaga suamimu baik-baik ne?" kata nyonya Cho yang baru saja keluar dari kamar Seohyun dan Kyuhyun, Seohyun tahu pasti mertuanya baru saja mengganggu tidur Haejoo.
"Eommanim akan pulang? Ke London?" tanya Seohyun yang semakin bingung
"Ya, tentu saja. Kami harus segera pulang." Jelas nyonya Cho antusias, tuan Cho yang berdiri dibelakang nyonya Cho hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum.
"Eommanim dan aboenim pasti lelah, istirahat saja dulu disini, besok atau lusa eommanim dan aboenim bisa pulang." jelas Seohyun.
"Tidak, kami tidak ingin mengganggu kalian." Jelas tuan Cho, nyonya Cho hanya tersenyum mendengar penjelasan suaminya.
"Mari saya antar tuan nyonya." Jelas Kyuhyun pada kedua orang tuanya sembari merangkul bahu kedua orangtuanya menuju keluar apartemen mereka. Seohyun hanya menggeleng kepala tidak percaya. Ia segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya, setelah memastikan Haejoo mereka masih terlelap Seohyun melangkahkan kakinya menuju ruang tengah. Ia duduk disofa ruang tengah dan memutuskan untuk melihat TV dan melipat pakaian Haejoo yang baru saja kering. Hingga dalam hitungan menit Kyuhyun sudah menggunakan pahanya sebagai bantal. Kyuhyun tersenyum kearah Seohyun,
"Ada apa?" tanya Seohyun pada Kyuhyun, lagi Kyuhyun hanya tersenyum kearah Seohyun. Kyuhyun kemudian memainkan helai rambut Seohyun yang jatuh begitu saja mengenai pelipisnya.
"Bagaimana kita bisa menikah sayang?" tanya Kyuhyun to the point, Seohyun memutar bola matanya.
"Akan sangat panjang jika aku menceritakannya padamu oppa, cepat sembuh dan ingat sendiri bagaimana kita bisa menikah." Jelas Seohyun kemudian.
"Aku tidak membutuhkan ingatanku yang hilang." Jawab Kyuhyun datar,
"Huh? Kenapa?" jelas Seohyun.
"Entahlah, saat pertama kali aku bangun dari komaku aku sudah sangat bersyukur, apalagi saat melihatmu. Entah kenapa aku merasa tenang saat melihatmu. Aku tidak membutuhkan ingatanku yang hilang, menerima kenyataan bahwa Seo Joohyun adalah istriku sudah sangat cukup bagiku untuk menggantikan ingatanku yang hilang." Jelas Kyuhyun, ia tersenyum diakhir penjelasannya. Bisa dipastikan kini Seohyun tengah menelangkup kedua pipinya yang merona karena penjelasan Kyuhyun, Kyuhyun terkekeh melihat tingkah istrinya.
"Lagi pula dokter Kim bilang, hilang ingatanku ini tidak mempengaruhi fungsi kerja otak milikku. Ah, aku bisa segera kerumah sakit lagi jika aku benar-benar sudah sembuh." Jelas Kyuhyun, Seohyun hanya tersenyum dan mengangguk disana mendengar penjelasan Kyuhyun. Seohyun menepuk-nepuk pelan bahu suaminya, Seohyun terkejut saat tiba-tiba saja Kyuhyun bangun dari posisi berbaringnya. Kyuhyun duduk berhadapan dengannya, dan dalam jarak yang cukup dekat pula. Seeohyun menatap Kyuhyun saat Kyuhyun tersenyum kearahnya.
"Terimakasih, aku mencintaimu Seo Joohyun." Kata Kyuhyun dan segera mengecup lembut bibir sang istri. Seohyun tersenyum dalam hatinya, Seohyun mendorong bahu Kyuhyun saat ia mendengar dengan jelas suara tangisan Haejoo mereka. Kyuhyun mendengus kesal, Seohyun terkekeh dan mengecup pelan pipi sang suami. Ia sedikit berlari menuju kamar mereka, Kyuhyun yang masih duduk disofa tersenyum mengamati Seohyun yang sudah menghilang dibalik pintu kamar mereka.
END

Not much talk about this abal-abal fanfiction, just thank you very much reader-nim. *bow

Poo (SeoKyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang