Poo (chap. 5)

2.3K 154 10
                                    

"Aku memang belum pernah berada diposisimu selama ini Seohyun-ah, tapi aku benar-benar bangga padamu. Aku tidak pernah menyesal mencintaimu, tetaplah jadi Seohyun yang sama hum?" tanya Kyuhyun lembut, Seohyun hanya mengangguk pelan.
"Ah, aku lupa memberi tahumu. Aboenim mengijinkanmu untuk pergi ke London bulan depan." Jelas Kyuhyun sumringah.
"Will you be my present and my future Seohyun-ah?" tanya Kyuhyun menengadahkan telapak tangannya didepan Seohyun, Seohyun menatap datar pada Kyuhyun.
"I am doing my proposal for you Seohyun-ah? What is your answer?" tanya Kyuhyun pada Seohyun frustasi, detik kemudian Seohyun tersenyum dan menggenggam telapak tangan Kyuhyun.
"I will Cho Kyuhyun-ssi." Jawab Seohyun tersenyum sembari menekankan nama lengkap Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum ia menelangkup wajah Seohyun, ia usap pipi gembul milik Seohyun dengan lembut. Seohyun tersenyum saat Kyuhyun mengusap pipi gembulnya, dalam hitungan detik Kyuhyun sudah mencium lembut bibir Seohyun sedikit ada aktivitas disana.
"Aku mencintaimu Seo Joohyun." Kata Kyuhyun saat mereka melepas ciuman mereka.
"Aku juga mencintaimu Cho Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun tersenyum malu pada Kyuhyun, Kyuhyun hanya terkekeh kecil melihat tingkah laku Seohyun.
"Kau masih disini Kyuhyun-ah?" suara tuan Seo membuat Seohyun maupun Kyuhyun menoleh bersamaan pada tuan Seo yang sudah berdiri diambang gerbang rumah. Seohyun membulatkan matanya melihat sang aboeji yang tersenyum sumringah.
"Tenang saja aboeji tidak melihat kalian berciuman, kamera ponsel aboeji yang mengabadikannya." Jelas tuan Seo sembari menunjukkan ponselnya pada Seohyun dan Kyuhyun. Seohyun menelangkup kedua pipi gembulnya yang sudah memerah karena malu dan berjalan dengan sebal menuju kedalam rumah. Baik tuan Seo maupun Kyuhyun hanya terkekeh melihat kelakuan Seohyun.
"Aboenim benar-benar mengambil gambar kami?" tanya Kyuhyun penasaran saat tuan Seo sudah duduk disampingnya. Tuan Seo terkekeh, lalu segera memasukkan ponselnya kedalam saku kemejanya.
"Tenang saja, tidak akan kusebar foto ini, kau takut sekali." Jelas tuan Seo terkekeh, Kyuhyun hanya tersenyum mendengar penjelasan tuan Seo.
"Terimakasih Kyuhyun-ah." Kata tuan Seo kemudian.
"Kenapa aboenim berterimakasih?" tanya Kyuhyun heran.
"Kau mau mencintai Joohyun, selama ini dia tidak pernah berkencan. Kematian eommanya yang seperti itulah yang membuatnya tidak berkencan sampai sekarang, ia tidak mau menjadi seperti eommanya. Terimakasih, kau mau menerimanya." Kata tuan Seo, Kyuhyun bisa menelaah penjelasan tuan Seo tersebut.
"Aboenim, sayalah yang seharusnya berterimakasih pada aboenim karena aboenim telah membesarkan Seohyun. Saya berjanji akan membahagiakannya aboenim." Jelas Kyuhyun pada tuan Seo, tuan Seo hanya tersenyum pada Kyuhyun.
"Eommanya Joohyun, dia meninggal ketika Seohyun baru menginjak kelas 2 SMP, dia bilang aku berubah maka dari itu dia meminta berpisah dariku, dia sangat menyayangi Joohyun, bahkan lebih dari aku menyayangi Joohyun. Eommanya meninggal ditangan laki-laki itu, laki-laki yang ia jelaskan padaku bahwa dia adalah cinta pertamanya, ternyata semua itu bohong. Istriku, dia ingin membahagiakan Joohyun dengan menuruti segala keinginan Joohyun, anak itu sangat mengerti keadaan orang tuanya, maka dari itu dia tak pernah memaksakan diri jika dia mempunyai keinginan. Sedangkan istriku ingin yang terbaik untuk Joohyun, ia menemui laki-laki yang ternyata adalah mucikari. Istriku, dia bilang ingin bekerja lebih baik lagi untuk membahagiakan Joohyun dan menuruti semua keinginan Joohyun. Ia terlambat mengetahui bahwa laki-laki itu adalah mucikari, ia hendak dijual kepada laki-laki hidung belang oleh mucikari itu, namun ia meronta. Ia membuat mata mucikari itu buta, dan balasannya ia dibunuh secara mengenaskan dengan berita yang menyebar bahwa dia mati dibunuh selingkuhannya sendiri." Jelas tuan Seo sedih, Kyuhyun menepuk-nepuk pelan bahu tuan Seo.
"Anda benar-benar seorang ayah yang hebat aboenim." Puji Kyuhyun tersenyum pada tuan Seo.
1 bulan kemudian...
Kyuhyun dan Seohyun baru saja tiba di bandara internasional London, kini yang Kyuhyun lakukan adalah menunggu Seohyun dengan cemas didepan kamar mandi wanita. Seohyun mengeluh mual tadi, mungkin beberapa jam perjalanan membuatnya mabuk udara. Tak berapa lama kemudian Seohyun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sangat pucat.
"Kau baik-baik saja?" tanya Kyuhyun khawatir sembari membawa koper mereka.
"Apakah kau harus bertanya Kyuhyun-ssi? Tentu aku tidak baik-baik saja. Beberapa jam dipesawat membuat perutku seperti digiling kesana-kemari." Jelas Seohyun sebal.
"Baiklah, maaf. Minumlah." Kata Kyuhyun sembari memberikan sebotol air mineral pada Seohyun. Seohyun menerima air tersebut dan meneguk habis air mineral tersebut.
"Kau benar-benar kehausan ternyata." Gumam Kyuhyun yang terdengar cukup jelas ditelinga Seohyun.
"Huh?" tanya Seohyun, Kyuhyun hanya menggeleng dan tersenyum pada Seohyun. Kyuhyun tersenyum melihat penampilan Seohyun, sekalipun Seohyun mabuk pesawat, penampilan cantiknya tidak pernah luntur meski wajahnya pucat. Apalagi sekarang ini Seohyun mengenakan mini longdress tepat diatas lutut dan sepatu flat biru tua, menambah kesan girlish pada Seohyun. Maklum saja, selama ini Kyuhyun belum pernah melihat Seohyun memakai rok kecuali seragam sekolah mereka dulu. Seohyun baru menyadari bahwa sedari tadi Kyuhyun tak henti-hentinya mengembangkan senyum kearahanya.
"Apa ada yang salah denganmu Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun heran.
"Tidak, kau benar-benar cantik." Puji Kyuhyun sembari tersenyum tulus pada Seohyun. Bisa dipastikan baru saja Seohyun menelangkup kedua pipinya yang tengah merona karena pujian Kyuhyun.
"Kau harus sering-sering memakai rok Seohyun-ah." Tutur Kyuhyun kemudian, Kyuhyun mendapat cubitan pada perutnya, ia terkekeh melihat ekspresi sebal Seohyun. Mereka kini sudah berada didalam taksi sekarang. Mata Seohyun memandang takjub pemandangan kota London di sore hari, apa lagi pemandangan indah yang disuguhkan London Bridge membuatnya benar-benar terpana pada pesona kota London.
"Kita akan langsung pulang kerumahku nanti, kau bisa beristirahat sepuasmu disana." Jelas Kyuhyun sembari mengutak atik layar ponselnya, Seohyun menoleh pada Kyuhyun dan mengangguk disana.
"Kau tidak perlu khawatir, eomma dan aboejiku masih bisa berbicara dengan bahasa Korea." Jelas Kyuhyun kemudian, Seohyun hanya mengangguk. Tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai dipelataran rumah keluarga Kyuhyun. Seohyun menatap takjub rumah yang bisa dibilang cukup besar tersebut. Kyuhyun segera menggandeng tangan Seohyun untuk masuk kedalam rumahnya setelah membayar upah taksi.
"Eomma, aku pulang." Pekik Kyuhyun sembari membuka pintu rumah tersebut, tak berapa lama kemudian keluarlah seorang wanita paruh baya yang sudah sangat jelas orang tersebut adalah nyonya Cho. Seohyun menyapa dan membungkuk sopan pada nyonya Cho.
"Omo, bukankah ini Seohyun-ie? Kau sangat cantik sekarang." puji nyonya Cho sembari mengusap sayang pipi gembul Seohyun, Seohyun hanya tersenyum kikuk.
"Pipimu masih saja gembul, omo omo." Kata nyonya Cho yang masih mengusap-usap kedua pipi Seohyun. Kyuhyun hanya terkekeh melihat kelakuan eommanya.
"Eomma? Eomma membuatnya tak nyaman." Jelas Kyuhyun pada nyonya Cho.
"Kenapa? Apa kau tak nyaman bila eommanim perlakukan seperti ini Seohyun-ie?" tanya nyonya Cho antusias, Seohyun hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kikuk pada nyonya Cho. Nyonya Cho begitu menyayangi Seohyun, beliau menyayangi Seohyun sama seperti beliau menyayangi Kyuhyun. Apalagi dulu Seohyun sering berkunjung kerumah mereka saat Seohyun dan Kyuhyun masih SMA, maklum noona Kyuhyun saat itu sudah kuliah di London, jadi nyonya Cho sangat senang dan Seohyun sudah beliau anggap seperti putrinya sendiri.
"Kau pulang dokter Cho?" sebuah suara mengalihkan seluruh pandangan ketiga orang yang masih sibuk berdiri diruang tamu, bisa Seohyun lihat kini seorang laki-laki paruh baya seumuran aboejinya berdiri di ujung anak tangga rumah ini, beliau adalah tuan Cho. Seohyun membungkuk sopan pada tuan Cho.
"Yeobo, biarkan Seohyun beristirahat, kau akan membuat pipinya tidak lagi gembul jika kau mengusap-usapnya terus." Jelas tuan Cho, Kyuhyun terkekeh mendengar celotehan aboejinya.
"Benar, ayo Seohyun-ie?! Kita kekamarmu." Jelas nyonya Cho sembari menggandeng Seohyun, Seohyun menoleh pada Kyuhyun, Kyuhyun hanya mengangguk pada Seohyun.
Kini keluarga Kyuhyun tengah menikmati makan malam diruang tengah ini. Nyonya Cho tak henti-hentinya memandang wajah cantik Seohyun.
"Kau tahu Seohyun-ie? Poo sunbaenimmu ini jauh-jauh ke Korea untuk mencarimu, dia bahkan meninggalkan orang tuanya disini. Aigoo... kau tahu siapa orang yang ia cari pertama kali saat menginjakkan kaki disini? Tentu saja, Seohyun-ie." Jelas nyonya Cho sembari menyuapkan sepotong lauk kedalam mulutnya, Seohyun tidak tahu ia harus bereaksi seperti apa dengan penjelasan nyonya Cho, yang ia lakukan sekarang hanyalah tersenyum menanggapi penjelasan nyoya Cho.
"Yeobo, tanpa kau mengatakannya pun aku yakin Kyuhyun sudah mengatakan sendiri pada Seohyun, bukan begitu Seohyun-ie?" tanya tuan Cho antusias, Seohyun yang tengah meneguk air putihnya tersedak dan terbatuk-batuk sebentar.
"Aigoo..." kata nyonya Cho sembari menepuk-nepuk pelan punggung Seohyun. Kyuhyun yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan hanya tertawa kecil melihat kelakuan kedua orang tuanya dan juga tingkah Seohyun yang sangat menggemaskan. 1 jam setelah makan malam, diruang tamu lantai bawah
"Kyuhyun-ah, aboeji tidak menyangka kau sudah tumbuh secepat ini." jelas tuan Cho sembari meneguk kopinya. Nyonya Cho hanya terkekeh mendengar perkataan suaminya.
"Jadi kau berniat untuk menikahi Seohyun?" tanya tuan Cho pada Kyuhyun yang sedari tadi sibuk memperhatikannya.
"Ya aboeji. Aku mencintainya." Jawab Kyuhyun yakin dan tegas. Tuan Cho dan nyonya Cho tersenyum.
"Berjanjilah kau akan membahagiakan Seohyun, sekalipun kau anak aboeji, kau seorang laki-laki Kyuhyun-ah, aboeji tidak mau nantinya ada penyesalan diantara kalian." Jelas tuan Cho penuh wibawa.
"Aku berjanji akan membahagiakannya aboeji." Jawab Kyuhyun yakin.
"Aku akan benar-benar menghukummu jika sampai kau menyakiti Seohyun." Jelas tuan Cho, Kyuhyun tersenyum. Matanya kini melihat kearah lantai 2 dan tersenyum disana, betapa kedua orang tuanya bergitu menyayangi gadis yang tengah berada di lantai 2 rumahnya.
Seohyun kini tengah berada di balkon lantai 2 rumah Kyuhyun, lebih tepatnya didekat ruang bersantai keluarga. Dari balkon ini ia bisa melihat London Bridge yang kelap kelip lampunya sangat indah untuk dilihat. Seohyun tersenyum, ini adalah pertama kali baginya.
"Sedang apa?" tanya Kyuhyun yang sudah berdiri tak jauh dibelakang Seohyun, Seohyun menoleh pada Kyuhyun dan tersenyum disana.
"Melihat London Bridge." Jawab Seohyun singkat dan kemudian melanjutkan lagi kegiatannya melihat keindahan London Bridge. Kyuhyun melangkahkan kakinya mendekat kearah Seohyun, ia lingkarkan tangan kekarnya pada perut datar Seohyun. Seohyun yang terkejut sedikit memiringkan kepalanya.
"Kyuhyun-ssi, apa yang kau lakukan?" tanya Seohyun bingung.
"Biarkan seperti ini, hum?" tanya Kyuhyun yang sudah membenamkan kepalanya di bahu Seohyun. Seohyun mengangguk canggung,
"Aku baru saja menelpon aboeji, dan aboeji bilang Haera sudah waktunya untuk melahirkan. Haera dirumah sakit sekarang, kita harus kembali ke Korea secepat mungkin Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun pada Kyuhyun.
"Benarkah? Kenapa waktunya sangat tidak tepat?!" gumam Kyuhyun sebal, Seohyun menepuk dahi Kyuhyun. Seohyun memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan Kyuhyun.
"Ini memang sudah bulannya Haera untuk melahirkan Kyuhyun-ssi. Lagipula bukankah kau harus bekerja." jelas Seohyun, Kyuhyun hanya mengerucutkan bibirnya, Seohyun terkekeh pelan melihat Kyuhyun yang mengerucutkan bibirnya seperti itu.
"Baiklah, karena aku sudah membawamu kesini. Jadi kapan kita menikah?" tanya Kyuhyun akhirnya.
"Kyuhyun-ssi, aku memang sudah melewati ujian skripsi, tapi aku belum diwisuda, apa secepat itu kita menikah, tunggu aku bekerja dulu, hum?" tanya Seohyun sembari mengusap lembut pipi Kyuhyun.
"Ck, terlalu lama Seohyun-ah. Begini saja, setelah Haera melahirkan kita menikah, tidak perlu pernikahan yang mewah, aku hanya ingin menjadi suamimu sekarang ini." jelas Kyuhyun gamblang, Seohyun lagi-lagi hanya terkekeh mendengar penuturan Kyuhyun.
"Tanya pada aboejiku." Jawab Seohyun santai.
"Aboenim sudah merestui." Jelas Kyuhyun singkat.
"Lalu orang tuamu?" tanya Seohyun.
"Tidakkah kau lihat bagaimana sikap mereka padamu, mereka bahkan lebih dari setuju Seohyun-ah." Jelas Kyuhyun semangat, Seohyun hanya mengangguk-angguk tidak jelas.
"Tapi tetap saja, aku harus bekerja terlebih dulu Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun.
"Kau bisa bekerja saat kita menikah nanti." Jelas Kyuhyun.
"Benarkah?" tanya Seohyun memastikan.
"Tentu saja." Jawab Kyuhyun pasti.
"Baiklah, setelah Haera melahirkan." Jelas Seohyun akhirnya. Kyuhyun tersenyum, dan secepat kilat ia mencium bibir Seohyun. Seohyun membulatkan matanya karena terkejut.
"Kyuhyun-ssi, apa yang kau lakukan?!" tanya Seohyun sebal sembari menelangkup pipi gembulnya yang kini sudah merona karena kelakuan Kyuhyun.
"Kenapa? Tenang saja, orang tuaku sedang dibawah." Jelas Kyuhyun gamblang, Seohyun hanya menatap sebal pada Kyuhyun.
"Seohyun-ah? Apa kau ingat, kelakuan eomma saat pertama kali kita datang, bukankah sama dengan waktu itu?" tanya Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun menatap heran pada Kyuhyun, pikirannya kini menerawang jauh pada saat mereka masih berada di SMA
Flashback
"Eomma, aku pulang." Pekik Kyuhyun saat memasuki rumahnya bersama Seohyun.
"Aigoo, kau sudah pulang Kyuhyun-ie? Siapa ini?" tanya nyonya Cho yang baru saja keluar dari dapur, dan yang dilakukan nyonya Cho sekarang adalah mengusap-usap pipi gembul Seohyun gemas. Seohyun membungkuk kikuk pada nyonya Cho.
"Dia Seohyun, teman yang sering kuceritakan pada eomma." Jelas Kyuhyun pada nyonya Cho.
"Ah, Seohyun. Kau benar-benar cantik, pipimu benar-benar gembul, aku gemas padamu." Kata nyonya Cho gemas pada Seohyun, Seohyun hanya tersenyum kikuk pada nyonya Cho.
Flashback End
"Kau masih mengingatnya Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun pada Kyuhyun.
"Tentu, eomma bahkan bilang padaku bahwa beliau ingin punya putri sepertimu." Jelas Kyuhyun.
"Bukankah kau bilang kau punya noona, Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun pada Kyuhyun.
"Saat itu noonaku sudah kuliah di London, dan setelah kuliah noonaku jarang sekali berbincang santai dengan eomma, noonaku lebih suka berbincang santai dengan aboeji. Bisa dibilang kepribadian mereka sama." Jelas Kyuhyun, Seohyun hanya mengangguk-angguk mengerti.
"Lalu sekarang dimana dia?" tanya Seohyun.
"Dia ikut suaminya, rumahnya 5 km dari sini. Kau mau kesana? Akan kukenalkan kau padanya, yah meskipun dia sudah mengenalmu." Jelas Kyuhyun, Seohyun menatap Kyuhyun tidak mengerti.
"Dia tahu dari cerita yang sering kukatakan padanya." Lanjut Kyuhyun,
"Apa saja yang kau ceritakan pada keluargamu tentangku Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun kemudian.
"Semuanya, mereka mengerti keadaanmu Seohyun-ah, sama sepertiku." Jelas Kyuhyun
"Ah... jadi begitu. Kau benar-benar ingin menikah denganku Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun memastikan.
"Tentu saja, aku mencintaimu, kenapa? Kau tak mencintaiku?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Bukan seperti itu, hanya saja....entah kenapa aku merasa bahwa aku tidak pantas menjadi pendamping hidupmu Kyuhyun-ssi, kau dan juga keluargamu adalah orang baik-baik, sedangkan aku? Aku hanya seorang anak keluarga broken home." jelas Seohyun kemudian.
"Aku tidak peduli, apa anak dari keluarga broken home tidak boleh merasakan yang namanya cinta? Bagiku sudah cukup bahwa kau mencintaiku, hanya itu." Jelas Kyuhyun, Seohyun tersenyum pada Kyuhyun, ia cium pipi Kyuhyun dan kemudian segera berlari menuju kamarnya yang sudah disiapkan nyonya Cho. Kyuhyun hanya tersenyum melihat kelakuan Seohyun.
3 hari kemudian....
Seohyun kini tengah berada di rumah sakit Seoul, sepulang dari London kemarin ia menggantikan aboejinya yang dari kemarin menunggui Haera yang terbaring lemah. Bisa dipastikan bahwa hari ini Haera bisa melahirkan. Disinilah Seohyun berada didepan ruang bersalin, sesekali ia memanjatkan do'a untuk teman yang sudah menjadi saudaranya dalam beberapa bulan ini. Seohyun duduk cemas disalah satu kursi tunggu didepan ruang bersalin ini.
"Kau memakai celana jeans lagi Seo Joohyun?!" pekik seseorang yang sudah berdiri disamping tempatnya duduk, Seohyun mendongak untuk melihat siapa orang yang baru saja berbicara padanya.
"Kyuhyun-ssi, apa yang kau lakukan disini?" tanya Seohyun bingung, Kyuhyun tak menjawab pertanyaan Seohyun, melainkan ia malah mendudukkan dirinya disamping Seohyun.
"Jangan khawatir, Haera dan bayinya pasti baik-baik saja." Jelas Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun hanya mengangguk pelan pada Kyuhyun. Tak berapa lama kemudian seorang perawat keluar dari ruang bersalin.
"Keluarga nyonya Lee." Panggil perawat tersebut.
"Pergilah!" titah Kyuhyun lembut pada Seohyun, Seohyun hanya mengangguk dan kemudian segera bergegas menuju ruang bersalin tersebut. 1 jam berlalu, Haera dan bayinya sudah berada di kamar rawat inap. Haera tengah menyusui bayinya sekarang.
"Putramu benar-benar tampan Haera-ya, dia mirip sekali denganmu." Kata Seohyun sembari mengusap lembut pipi bayi Haera. Haera hanya tersenyum mendengar pujian Seohyun.
"Seohyun-ah." Panggil Haera pada Seohyun, Seohyun segera menatap Haera.
"Ada apa? Kau lapar?" tanya Seohyun, Haera hanya menggelengkan kepalanya.
"Bisakah kau menggendongnya sebentar, aku harus menemui perawat yang tadi membawanya kesini." Jelas Haera pada Seohyun.
"Biar aku saja yang memanggil perawat itu." Kata Seohyun beranjak dari duduknya.
"Tidak usah, cukup gendong dia, aku sendiri yang akan menemui perawat tadi. Aku ada urusan mendadak dengannya." Jelas Haera, Seohyun tak mau dianggap mencampuri urusan Haera, maka dari itu ia hanya mengangguk dan tersenyum pada Haera. Haera melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawatnya. Diluar ruangan ini Haera sudah ditunggu seorang bodyguard bertubuh besar.
"Tuan sudah menunggu di mobil." Jelas laki-laki tersebut tegas.
"Apa ia berjanji tidak akan mengganggu anak itu?" tanya Haera sinis.
"Ya, asalkan anda ikut dengan tuan." Jelas laki-laki tersebut.
"Baiklah, aku akan membunuhnya jika sampai ia menyentuh sehelai rambutpun dari anak itu." Ancam Haera, laki-laki tersebut hanya mengangguk dan kemudian segera mendorong Haera pada kursi roda yang sudah ia siapkan menuju tempat parkir rumah sakit ini, laki-laki tersebut menyuruh Haera untuk memakai topi. Mereka berada di elevator menuju lantai 1, sesampainya di lantai 1 orang tersebut segera membawa Haera ke pintu keluar, tuan yang dimaksud laki-laki tadi adalah mafia yang menjadikan Haera simpanannya.
"Apa kabar sayang?" tanya mafia yang terkenal kejam tersebut, Lee Baekjoon.
"Apa kau akan menepati janjimu? Kau tidak akan menyakiti anak itu?" tanya Haera ketus.
"Tentu saja." Jawab Baekjoon dengan seringai jahatnya.
"Masuklah!" titah Baekjoon pada Haera sembari membukakan pintu mobil pada Haera, Haera hendak melangkahkan kakinya menuju mobil tersebut namun langkahnya terhenti saat mendengar seseorang memanggil namanya.
"Haera-ssi?!" pekik seseorang dengan setelan dokter. Haera menoleh pada orang tersebut dan membulatkan matanya.
"Kau mengenal orang itu?" tanya Baekjoon.
"T-tidak." Jawab Haera gelagapan, ia segera memasuki mobil tersebut diikuti Baekjoon. Mobil tersebut sudah melenggang jauh dari pelataran rumah sakit Seoul ini. Orang dengan setelan dokter tersebut adalah Kyuhyun, ia segera mengejar mobil tersebut dengan mengendarai motor sportnya, ia tak peduli jika ia masih memakai setelan dokternya. Kyuhyun mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Kyuhyun yang tadi berada di lobby rumah sakit tidak sengaja matanya menangkap sosok Haera yang wajahnya tertutupi topi. Kyuhyun berhasil mengejar mobil tersebut, mobil tersebut berhenti disebuah klub malam yang tentu saja belum buka karena hari masih sangat siang sekarang ini. Kyuhyun memasuki klub ini dan menelusuri setiap lorong sembari meneriaki nama Haera, hingga beberapa orang dengan jas serba hitam menghadangnya, Kyuhyun tak mempedulikan hal itu, ia hendak melanjutkan langkahnya lagi namun salah satu dari mereka melarangnya dengan mendorong tubuh Kyuhyun.
"Pergilah tuan?!" bentak seorang berbadan kekar tersebut pada Kyuhyun.
"Mana Haera? Apa yang kalian lakukan padanya, dia baru saja melahirkan?!" kini giliran Kyuhyun yang meninggikan nada bicaranya.
"Bukan urusan anda." kata laki-laki bertubuh kekar tersebut pada Kyuhyun, Kyuhyun bersih keras melanjutkan langkahnya. Hingga sebuah pukulan tepat mengenai pipinya. Beberapa kali Kyuhyun membalas pukulan orang tersebut. Baku hantam tak terelakkan, Kyuhyun terkapar tak berdaya di lantai lorong ini, ia kalah telak dalam jumlah. Bisa dipastikan wajahnya babak belur saat ini, sedangkan orang-orang tadi hanya membiarkan Kyuhyun terbaring disana, tak lama kemudian dua orang menyeret Kyuhyun dan melempar Kyuhyun keluar klub malam tersebut, sebelum Kyuhyun benar-benar terjatuh di aspal trotoar, Seohyun lebih dulu menopang tubuh Kyuhyun. Saat dirumah sakit Seohyun mendapat panggilan dari nomor tak dikenal, dan yang lebih membuat Seohyun terkejut adalah orang yang menelpon adalah Haera. Setelah mendapat telpon tersebut buru-buru Seohyun menitipkan bayi Haera pada perawat rumah sakit Seoul dan pergi menuju klub malam yang Haera sebutkan ditelpon. Sedikit kesusahan Seohyun menopang tubuh Kyuhyun. Seohyun semakin iba melihat wajah Kyuhyun yang babak belur seperti itu. Mereka sudah berada didalam taksi,
"Ahjussi, tolong cepat sedikit ne?" kata Seohyun ramah pada si supir taksi meski raut wajah khawatir terpatri jelas pada wajahnya. Si supir taksi hanya mengangguk pelan dan menambah kecepatan laju taksi menuju rumah sakit Seoul sesuai instruksi Seohyun. Seohyun mengusap pelan pipi Kyuhyun yang duduk disampingnya yang babak belur tersebut. Seohyun merobek kemejanya bermotif garis-garis yang oversize untuk menyeka darah yang keluar dari sudut bibir dan pelipis Kyuhyun. Dengan nafas yang masih tersengal-sengal Kyuhyun membuka matanya.
"Aku tidak apa-apa Seohyun-ah." Kata Kyuhyun dengan suara yang sangat parau.
"Setelah wajahmu babak belur seperti ini, kau masih bilang tidak apa-apa?" tanya Seohyun khawatir, ia masih saja mengusap darah segar yang mengalir dari pelipis Kyuhyun.
"Kyuhyun-ssi, bertahanlah, sebentar lagi kita sampai, hum?" tanya Seohyun yang sangat khawatir pada keadaan Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum, meskipun tak terlihat bahwa sekarang ini ia tersenyum. Dalam hitungan menit taksi ini sudah sampai dirumah sakit, dan beberapa perawat membawa Kyuhyun menuju ruang perawatan. Disinilah Seohyun sekarang, lagi-lagi jantungnya dibuat berdegup cepat oleh Kyuhyun, Seohyun benar-benar khawatir sekarang. Dalam 1 hari jantungnya sudah dibuat berdegup tak karuan seperti ini. Dalam hitungan jam seorang dokter baru saja keluar dari ruang perawatan.
"Syukurlah, ia tak kehilangan banyak darah." Jelas dokter tersebut pada Seohyun, Seohyun bernafas lega mendengar penjelasan dokter tersebut.
"Apa kau kekasih dokter Cho?" tanya dokter tersebut antusias, Seohyun hanya menatap bingung pada dokter yang kini berdiri didepannya.
"Aku adalah teman dekat dokter Cho dirumah sakit ini, perkenalkan aku Kim Jongwoon." Kata dokter tersebut sembari menjabat tangan Seohyun.
"Saya Seo Joohyun, tapi dokter bisa memanggil saya Seohyun." Jelas Seohyun kikuk.
"Senang berkenalan denganmu Seohyun-ssi, dokter Cho akan dipindah di ruang rawat inap. Kau bisa menemuinya disana." Jelas Jongwoon saat beberapa perawat mendorong sebuah ranjang pasien dengan Kyuhyun diatasnya, Seohyun hanya mengangguk sopan pada Jongwoon dan segera melangkahkan kakinya menuju ruang rawat Kyuhyun. Seohyun dengan sabar menunggui Kyuhyun didalam ruang rawat ini. Ia sengaja tak memberi kabar pada aboejinya, ia tak mau aboejinya kepikiran dengan apa yang terjadi hari ini. Seohyun seperti mendapat dua kejutan dalam sehari. Tangan Seohyun dengan lembut mengusap pipi Kyuhyun, Seohyun tidak tega melihat Kyuhyun dengan perban yang melilit sempurna dibagian pelipisnya. Seohyun tidak akan meminta penjelasan pada Kyuhyun mengapa Kyuhyun babak belur seperti ini saat Kyuhyun sadar nanti, Seohyun sudah mengetahui semuanya dari Haera dan tentang alasan Haera meninggalkan bayinya pada Seohyun, Seohyun juga sudah mengetahuinya. Hari menjelang malam, Kyuhyun tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan sadar pasca operasi tadi. Seohyun menghela nafas panjang mendapati kenyataan tersebut. Ia pun melangkahkan kakinya keluar ruangan menuju ruang khusus bayi, dari jendela kaca besar nan bening, Seohyun bisa melihat putra Haera tertidur lelap.
"Mulai sekarang kau harus memanggilku eomma, bayi kecil." Gumam Seohyun pada bayi mungil yang tertidur pulas tersebut. Seohyun menatap lekat-lekat bayi tersebut.
Flashback
"Seohyun-ah, maaf. Aku harus membuatmu menjadi ibu sebelum waktunya, aku benar-benar meminta tolong padamu. Rawatlah dia nanti seperti anakmu sendiri." Jelas Haera pada Seohyun, mereka kini tengah duduk diruang tengah rumah tuan Seo.
"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Seohyun kemudian.
"Aku harus melindunginya, dan satu-satunya cara agar aku bisa melindunginya adalah aku harus kembali pada bajingan itu." Jelas Haera pada Seohyun.
"Tidak perlu Haera-ya, kau bisa tinggal disini dengan aman." Jelas Seohyun.
"Tidak Seohyun-ah, aku tidak ingin mengikut sertakan kau dan aboeji pada keadaanku yang sungguh sangat sial ini. Kumohon padamu Seohyun-ah, jadaikan bayi ini anakmu." Jelas Haera. Seohyun mengangguk pelan pada Haera.
Flashback End
Seohyun segera menyadarkan dirinya dari lamunanya, ia melangkahkan kakinya menuju ruang rawat Kyuhyun, Seohyun membulatkan matanya usai membuka pintu ruang rawat Kyuhyun. Bagaimana tidak? Ia melihat Kyuhyun sudah duduk memandang lurus kedepan, sedikit ragu Seohyun melangkahkan kakinya menuju Kyuhyun, Kyuhyun menoleh padanya dan kemudian tersenyum. Seohyun memeluk Kyuhyun yang masih terdiam, Kyuhyun tersenyum dan kemudian ia sudah membalas pelukkan Seohyun.
"Kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit ditempat lain?" tanya Seohyun yang makin mengeratkan pelukkannya pada Kyuhyun.
"Tidak, maafkan aku." Kata Kyuhyun, Seohyun melepas pelukkannya pada Kyuhyun.
"Kenapa kau meminta maaf Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun bingung.
"Aku pasti membuatmu khawatir, maafkan aku." Jelas Kyuhyun, Seohyun hanya tersenyum mendengarnya.
"Ya, kau membuatku khawatir. Istirahatlah!" kata Seohyun mengusap pipi Kyuhyun lembut.
"Seohyun-ah." Panggil Kyuhyun pada Seohyun.
"Hum?" tanya Seohyun, tak butuh waktu lama Kyuhyun sudah mencium lembut bibir Seohyun. Tangan Seohyun yang tadinya berada di pipi Kyuhyun kini berpindah pada bahu Kyuhyun saat dirasa ciuman mereka semakin intens.
"Terimakasih, aku mencintaimu." Kata Kyuhyun saat ia melepas ciuman mereka.
"Untuk apa kau berterimakasih?" tanya Seohyun.
"Karena.... kau mau mencintaiku." Jawab Kyuhyun seadanya. Seohyun hanya tersenyum,
"Tentu, aku mencintaimu Kyuhyun-ssi." Kata Seohyun tulus. Kyuhyun segera merengkuh tubuh Seohyun dan membawa Seohyun dalam pelukkannya.
"Tidurlah, aku akan menemanimu disini." Jelas Seohyun sembari menarik selimut Kyuhyun hingga keleher Kyuhyun.
"Lalu kau?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Jangan khawatirkan aku, tidur dan beristirahatlah Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun lagi.
"Aku tidak akan tidur, aku akan menemanimu." Jelas Kyuhyun kemudian.
"Tidurlah! Atau aku akan pulang sekarang." ancam Seohyun, Kyuhyun membulatkan matanya.
"Bagaimana bisa kau mengancam seorang pasien?" tanya Kyuhyun sebal.
"Tentu saja bisa, tidurlah!" perintah Seohyun melembut. Kyuhyun hanya mengangguk pasrah.
"Seohyun-ah." Panggil Kyuhyun kemudian.
"Ada apa lagi?" tanya Seohyun.
"Haera-ssi? Bagaimana dengannya?" tanya Kyuhyun kemudian, entah kenapa Seohyun sedikit tidak nyaman saat Kyuhyun menanyakan keadaan Haera, ia seperti tengah cemburu sekarang, bukan, ia memang tengah cemburu sekarang. Ia tidak suka saat Kyuhyun khawatir pada Haera seperti sekarang ini, terdengar egois memang. Apalagi saat mengetahui Kyuhyun babak belur karena ia ingin menyelamatkan Haera. Seohyun menghela nafas panjang disana, dan itu membuat Kyuhyun sedikit bingung.
"Haera, dia melakukan itu untuk bayinya, ia bilang ia harus melindungi bayinya." Jelas Seohyun
"Melindungi?" tanya Kyuhyun bingung.
"Ya, dia bilang dia sendiri yang harus memastikan bahwa laki-laki itu tak menyentuh anaknya barang sehelai rambutpun. Maka dari itu, ia memutuskan tetap berada disamping laki-laki itu." Jelas Seohyun, Kyuhyun akhirnya bisa mengerti dengan sangat jelas penjelasan Seohyun.
"Lalu siapa yang akan merawat anak itu?" tanya Kyuhyun.
"Tentu saja aku, aku akan menjadi orang tua untuknya." Jelas Seohyun.
"Kau? Bukankah kau bilang ingin bekerja ?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Itu memang impianku sejak dulu Kyuhyun-ssi, segera bekerja setelah lulus kuliah. Tapi tak masalah, aku sudah menganggap anak itu seperti anakku sendiri sejak dikandungan Haera, aku akan menikmati menjadi seorang ibu muda." Jelas Seohyun sumringah.
"Kita angkat saja dia menjadi anak kita, kita menikah, bagaimana? Aku juga sudah siap menjadi seorang ayah." jelas Kyuhyun, Seohyun hanya menatap datar pada Kyuhyun.
"Aku tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan Seohyun-ah, aku juga igin membesarkannya bersamamu." Jelas Kyuhyun, Seohyun memicingkan kedua alisnya.
"Apa karena bayi itu anak Haera?" selidik Seohyun.
"Huh? Memang kenapa kalau dia anak Haera?" tanya Kyuhyun bingung, Seohyun hanya menatap datar pada Kyuhyun, Kyuhyun tersenyum sekilas setelah mendapat maksud pertanyaan dari Seohyun.
"Ya Tuhan.... kau cemburu Seo Joohyun?" tanya Kyuhyun tersenyum penuh kemenangan.
"Kau benar-benar cemburu ternyata, aku tidak mau membiarkan kau menderita sendiri. Tidakkah kau berpikir jika suatu saat nanti ia akan menanyakan siapa ayahnya, dan sebelum itu terjadi bukankah lebih baik dia merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Akan sangat sulit mengadopsinya tanpa seorang ayah Seohyun-ah? Kita menikah, ne?" tanya Kyuhyun kemudian. Seohyun hanya menatap sinis pada Kyuhyun, tak berapa lama kemudian ia menghela nafas panjang setelah berpikir dalam waktu yang singkat.
"Baiklah, kita menikah." Jawab Seohyun kemudian. Kyuhyun tersenyum ia segera memeluk Seohyun bahagia, Kyuhyun mengusap-usap pelan kepala Seohyun sayang.
"Dan kau tahu apa konsekuensinya menikah dengan seorang ibu muda sepertiku Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun yang masih berada dipelukkan Kyuhyun, Kyuhyun melepas pelukkannya pada Seohyun, ia menatap bingung pada Seohyun.
"Kau tahu dia baru lahir tadi pagikan? Dan kau tahu seorang ibu muda tidak mungkin hamil setelah ia baru saja melahirkan, kau tahu maksudku kan Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun, kini giliran Seohyun yang tersenyum penuh kemenangan. Kyuhyun yang dengan jelas bisa menelaah penjelasan Seohyun membulatkan matanya tidak percaya.
"Tapi kau tak melahirkannya Seohyun-ah, dan wajar saja jika setelah menikah kau harus hamil." Jelas Kyuhyun kemudian.
"Jika aku hamil siapa yang akan merawatnya nanti, setidaknya tunggu dia berumur 2 tahun. Maka dari itu, pikirkan lagi niatmu untuk menikah denganku Kyuhyun-ssi, itu syarat yang harus kau penuhi jika ingin menikah denganku." Jelas Seohyun tegas, Kyuhyun menghela nafas panjang.
"Aku tidak perlu berpikir 2 kali untuk menikah denganmu Seohyun-ah, baiklah 2 tahun." Jawab Kyuhyun tegas.
3 hari kemudian....
"Kita akan pergi kemana Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun pada Kyuhyun yang duduk disampingnya didalam bus ini, yang membuat Seohyun tak habis pikir adalah sedari tadi Kyuhyun membawa seikat bunga yang entah ditujukan pada siapa.
"Kau akan tahu nanti." Jawab Kyuhyun sumringah, Seohyun hanya mendengus kesal saat Kyuhyun tak berniat menjawab rasa keingin tahuannya. Tak berapa lama kemudian mereka sudah sampai disebuah halte. Kyuhyun segera menggandeng tangan Seohyun dan mengajaknya berjalan menuju tempat tujuan mereka, baru beberapa langkah mereka berjalan, Seohyun dengan kasar melepas genggaman tangan Kyuhyun. Kini bisa dipastikan Kyuhyun menatap bingung pada Seohyun yang menatapnya dengan datar.
"Ada apa?" tanya Kyuhyun bingung.
"Mungkinkah..."kata Seohyun terpotong karena Kyuhyun sudah lebih dulu mengangguk beberapa kali membenarkan dugaan Seohyun. Seohyun menghela nafas kasar menggigit bibir bawahnya.
"Kenapa? Kita akan menikah beberapa hari lagi, aku harus meminta restu pada eommanim." Jelas Kyuhyun menggenggam tangan Seohyun, Seohyun memalingkan wajahnya kearah lain.
"Seohyun-ah?" panggil Kyuhyun pada Seohyun yang masih memalingkan wajahnya kearah lain, kini giliran Kyuhyun yang mendengus kesal. Kyuhyun menelangkup kedua pipi gembul Seohyun agar Seohyun mau menatapnya.
"Dengarkan aku, sekarang ini kau sudah menjadi ibu. Coba kau bayangkan, bagaimana jika kau berada diposisi eommanim, bahkan hingga beliau meninggal putrinya tetap saja acuh seperti ini." jelas Kyuhyun.
"Tapi aku tidak meninggalkan keluargaku." Jawab Seohyun tak mau kalah, ia belum siap jika harus menemui ibunya. Seohyun tahu, ia benar-benar salah dengan mengacuhkan ibunya yang sudah lama meninggal, Seohyun tak mau dengan kedatangannya kemakam eommanya malah akan membuat hatinya gusar karena terbayang-bayang bagaimana nyonya Seo meninggalkannya.
"Aku tahu, aku mohon. Ini demi pernikahan kita, hum?" tanya Kyuhyun melembut. Seohyun masih saja menatap datar Kyuhyun. Kyuhyun mengembangkan senyumnya saat ekspresi wajah Seohyun berubah sedikit lebih normal dari wajah datarnya. Mereka melanjutkan langkah mereka menuju makam nyonya Seo.
Sudah 2 minggu ini Seohyun telah menyandang marga sebagai nyonya Cho. Ya, ini adalah 2 minggu setelah pernikahan sederhananya bersama Kyuhyun, dan aktivitas rutinnya sekarang adalah merawat Haejoo, anaknya dan juga Kyuhyun. Kyuhyun sendiri yang memberi nama pada bayi laki-laki yang baru berumur 3 minggu tersebut. Haejoo adalah potongan nama Haera dan juga Seohyun, kenapa Kyuhyun memilih nama tersebut? Makna nama tersebut adalah Haejoo kecil mempunyai 2 ibu yang sangat menyayanginya, Kyuhyun berharap Haejoo bisa tumbuh dengan .
"Haejoo-ya, apa kau haus? Eomma buatkan susu dulu, ne?" kata Seohyun sayang pada Haejoo sembari berlalu kedapur untuk membuatkan susu formula untuk Haejoo. Terkadang Seohyun merasa tidak tega bila harus memberi Haejoo susu formula, bagaimana tidak? Diumurnya yang baru 3 minggu itu bukankah ASI dari ibu adalah yang paling utama, tapi bayi sekecil Haejoo harus minum susu formula seperti ini. Seohyun yang mendengar tangisan Haejoo segera berlari menuju ruang tengah, tempat dimana ia membaringkan Haejoo tadi.
"Kau sudah lapar? Baiklah." kata Seohyun sembari menyelipkan nipple botol bayi milik Haejoo kedalam mulut mungil Haejoo, Seohyun tersenyum saat Haejoo meneguk susu formula tersebut dengan cepat.
"Omo, kau benar-benar lapar ternyata." Kata Seohyun mengusap-usap perut Haejoo kecil.
"Aku pulang?!" pekik seseorang dari ruang tamu. Seohyun tahu jelas siapa pemilik suara tersebut, tentu saja Kyuhyun yang sekarang ini sudah resmi menjadi suaminya.
"Haejoo benar-benar lapar sepertinya." Kata Kyuhyun yang sudah duduk disamping Seohyun.
"Ya. Oppa, kau sudah makan?" tanya Seohyun Kyuhyun hanya menggelengkan kepalanya tersenyum tidak jelas pada Seohyun.
"Baiklah, sebentar lagi kubuatkan makanan, tunggu Haejoo menghabiskan susunya dulu. Oppa mandilah." Jelas Seohyun, Kyuhyun hanya mengangguk dan kemudian segera bergegas menuju kamar mereka. Seohyun tersenyum pada Haejoo kecil saat Haejoo menghabiskan 1 botol susu formulanya.
"Aigoo, anak pintar." Kata Seohyun pada Haejoo, Seohyun membawa Haejoo kedalam pelukkannya, ia menepuk-nepuk pelan punggung Haejoo. Seohyun segera membaringkan Haejoo yang sudah terlelap di box bayi yang sengaja disiapkan oleh Kyuhyun untuk Haejoo agar saat Seohyun beraktivitas didapur maupun diruang tengah Seohyun tidak kelimpungan keluar masuk kamar mereka. Didalam box bayi ini Haejoo sudah terlelap, Seohyun menyelimutkan selimut kecil milik Haejoo. Seohyun tersenyum melihat Haejoo yang tertidur pulas. Seohyun segera bergegas menuju dapur untuk melakukan rutinitasnya membuatkan makan malam untuk Kyuhyun. Seohyun memakai apron dengan motif wajah keroro besar dibagian tengahnya. Ia mulai sibuk memotongi sayuran dan segera merebus juga membumbuinya. Tak butuh waktu lama lagi untuk Seohyun, semua makanan buatannya sudah terhidang rapi diatas meja. Seohyun kini tengah menyiapkan nasi di mangkuk suaminya.
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini, oppa?" tanya Seohyun pada Kyuhyun yang sudah duduk menempati posisinya seperti biasa diruang makan ini.
"Seperti biasa, sangat menyenangkan. Ah, aku tadi melihat Hwanhee-ssi dirumah sakit." Jelas Kyuhyun.
"Hwanhee? Pasti asam lambungnya kambuh. Aigoo." Kata Seohyun yang kemudian berlalu begitu saja menuju kamar tidurnya. Seohyun kini tengah duduk dipinggiran tempat tidurnya, ia sibuk mengetik nama kontak pada ponselnya. Seohyun mendekatkan ponselnya pada telinganya.
"Yeoboseoyo?"
"...."
"Kau sakit?"
"..."
"Kau pasti makan pedas lagikan? Yakk, sudah kubilang padamu berapa kali? Jangan makan pedas dan asam."
"..."
"Aku akan menjengukmu besok."
"..."
"Ah... kau benar, baiklah. Semoga lekas sembuh."
Seohyun mengakhiri pembicaraannya ditelpon, Hwanhee adalah orang yang tadi ia hubungi. Seohyun selalu tahu penyebab Hwanhee masuk rumah sakit, karena asam lambungnya yang makin parah. Berulang kali Seohyun menasehatinya, namun seperti angin Hwanhee selalu mengabaikan nasehat Seohyun. tidak bermaksud menyakiti, Hwanhee memang tidak bisa menahan rasa sukanya pada makanan asam dan pedas. Seohyun tidak pernah bosan saat ia menasehati Hwanhee seperti itu. Seohyun segera kembali keruang tengah usai bercakap singkat dengan Hwanhee di telpon, ia hendak memindahkan Haejoo kekamar mereka. Usai memindahkan Haejoo kekamar mereka, Seohyun menyusul suaminya yang ternyata sudah menyelesaikan makannya. Seohyun tersenyum senang saat mengetahui nasi didalam mangkok Kyuhyun habis tak bersisa. Seohyun segera membereskan wadah kotor yang tadi dipakai Kyuhyun.

Terimakasih buat yang masih mau baca ff abal-abal ini, sedikit pemberitahuan di chap ini alurnya terlalu cepat, penyebabnya adalah inspirasi datang dan pergi nggak bilang-bilang. *abaikan
Typo bertebaran, mata saya terlalu lelah untuk mengejar typo di ff ini. *curhat
Sekali lagi terimakasih banyak sudah mau menyempatkan diri untuk membaca ff abal-abal ini. *bow

Poo (SeoKyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang