Kyuhyun tersenyum mengingat bagaimana ia begitu menyukai gadis yang berada difoto tersebut, dan bagaimana Kyuhyun benar-benar bisa menghilangkan rasa sukanya pada gadis bernama Haera itu adalah simple. Beberapa kali Kyuhyun sering memergoki Haera bergonta-ganti pasangan dan yang paling membuat Kyuhyun yakin adalah gadis tersebut pernah pergi ke sebuah klub malam saat ia baru saja pulang latihan taekwondo, melihat hal tersebut Kyuhyun yakin bahwa perasaannya pada Haera hanya sekedar kagum semata akan kecantikan gadis tersebut. Beruntung bagi Kyuhyun karena dulu ia tak sempat memiliki gadis itu, ia bersyukur karena hingga terakhir kali ia bertemu dengan Haera, gadis itu menolaknya mentah-mentah. Kyuhyun melihat kearah jam yang melingkar dipergelangan tangannya, ia segera pergi menuju ruang rawat khusus anak-anak di lantai 2. Kyuhyun langkahkan kakinya menelusuri lorong dilantai 2 ini, beberapa perawat menyapanya dan dia balik menyapa perawat tersebut. Tak jarang beberapa perawat tersebut melonjak kegirangan. Sudah hampir 2 bulan ini Kyuhyun berada di Korea, ia memilih rumah sakit Seoul sebagai tempatnya mengamalkan ilmunya saat di London. Ia sendiri di Korea, kedua orangtua dan juga noonanya lebih memilih menetap di London. Kyuhyun hidup disebuah apartement di daerah Mokdong, bisa dibilang ia hidup sebatang kara di Korea. Bagi Kyuhyun tak masalah ia hidup sendiri disini, toh disini adalah negara kelahirannya, jika ia merindukan orangtuanya ia bisa menelpon atau berkunjung kesana mungkin, pikir Kyuhyun. Kyuhyun memasuki ruang rawat nomor 30, Kyuhyun tersenyum melihat seorang gadis cilik tengah menggambar disebuah buku gambar.
"Annyeong Seojin-aa." Sapa Kyuhyun pada gadis kecil yang tengah berbaring tengkurap di ranjang rawatnya.
"Dokter?!" pekik Seojin kegirangan.
"Apa dia baik-baik saja hari ini?" tanya Kyuhyun pada wanita muda yang duduk disamping ranjang Seojin, yang tak lain adalah eomma Seojin, Qian.
"Ya, dia baik-baik saja hari ini." jawab Qian sembari tersenyum melihat kearah putrinya. Kyuhyun memeriksa keadaan Seojin sebentar.
"Kau sudah menemuinya?" tanya Kyuhyun pada Qian, Qian menatap ragu pada Kyuhyun.
"Aku sudah menemuinya." Jawab Qian sembari menundukkan kepalanya.
"Lalu bagaimana? Dia mau?" tanya Kyuhyun antusias.
"Ya." Jawab Qian tersenyum pada Kyuhyun.
"Kita bisa segera melakukan operasi Seojin kalau begitu." Jelas Kyuhyun, Qian hanya mengangguk tersenyum pada Kyuhyun.
Drrt...drrt...drrt... Qian menoleh pada laci yang terletak didekat ranjang rawat Seojin.
"Aku akan mengangkat telpon dulu, aku titip Seojin sebentar." Kata Qian yang mendapat anggukkan persetujuan dari Kyuhyun. Qian melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat Seojin, sedangkan Kyuhyun. Kyuhyun mengambil alih tempat duduk Qian, ia melihat Seojin yang begitu serius menggambar.
"Sedang menggambar apa Seojin-aa?" tanya Kyuhyun pada Seojin yang tidak menoleh sama sekali mendengar pertanyaan Kyuhyun.
"Dokter akan tahu nanti, jangan ganggu aku." Kata Seojin yang masih sibuk menggambar di buku gambarnya. Kyuhyun hanya tersenyum mendengar jawaban Seojin, matanya menangkap figure Poo pada ujung pensil Seojin. Kyuhyun tersenyum melihat duplikat Poo di ujung pensil Seojin, Poo adalah salah satu karakter dalam acara anak-anak Teletubies. Entah kenapa setiap kali melihat suatu hal yang berhubungan dengan Poo pikirannya akan lari pada 1 orang, Seohyun.
"Kau menyukai Poo Seojin-aa?" tanya Kyuhyun pada Seojin. Seojin menoleh pada Kyuhyun dan kemudian melihat ujung pensilnya.
"Ini? Humm, aku menyukainya dokter." Jelas Seojin polos, Kyuhyun hanya tersenyum.
"Imoo kemarin memberiku rautan Poo." Jelas Seojin sembari mengeluarkan sebuah rautan dengan bentuk wajah Poo.
"Imoo?" tanya Kyuhyun memastikan.
"Hum, imoo yang kemarin bermain bersamaku." Jelas Seojin.
"Kau mengenalnya Seojin-aa?"
"Tidak, imoo itu bilang dia baru saja menjenguk temannya yang sakit disini." Jelas Seojin yang kemudian melanjutkan menggambarnya.
"Ah benarkah? Apa kalian bermain dengan akrab waktu itu?" tanya Kyuhyun antusias.
"Hum, dia bilang dia menyukaiku dokter." Jelas Seojin yang masih fokus menggambar.
"Sudah selesai." Kata Seojin sembari mengangkat gambarnya tinggi-tinggi didepannya. Kyuhyun yang penasaran dengan gambaran Seojin mencoba untuk melihat gambaran Seojin. Kyuhyun bisa melihat beberapa orang digambaran Seojin.
"Kenapa banyak sekali orang digambarmu Seojin-aa?" tanya Kyuhyun antusias. Seojin kemudian menghitung orang yang ia gambar.
"Hanya ada 5, dokter." Jelas Seojin pada Kyuhyun.
"Bisa jelaskan pada dokter siapa saja yang ada di gambarmu ini?" pinta Kyuhyun, Seojin mengangguk, ia mulai menjelaskan dari sisi kiri gambarannya.
"Ini appa, eomma, Seojin, imoo, dokter." Jelas Seojin sembari menunjuk satu persatu orang pada gambar tersebut.
"Hum? Dokter juga ada?" tanya Kyuhyun.
"Tentu, imoo yang bermain denganku kemarin juga kugambar disamping dokter." Jelas Seojin polos. Kyuhyun mengusap pelan rambut Seojin.
"Gambarmu benar-benar bagus Seojin-aa.Gomawo." kata Kyuhyun kemudian. Tak berapa lama kemudian Qian memasuki ruangan Seojin.
"Terimakasih karena sudah menjaganya." Kata Qian ramah.
"Baiklah, aku pergi." Pamit Kyuhyun pada Qian.
Sepulang dari rumah sakit sore ini Kyuhyun memutuskan untuk pergi ke restaurant tuan Seo, lagipula ia juga belum makan siang, ia berharap bisa bertemu Seohyun disana. Kyuhyun begitu sumringah usai memakirkan motornya didepan restaurant tuan Seo, dengan senyum yang mengembang diwajahnya Kyuhyun membuka pintu restaurant tersebut, ia disambut oleh tuan Seo.
"Kau datang?"tanya tuan Seo antusias.
"Ya, aboenim. Saya belum makan siang, aboenim tolong buatkan makan siang untuk saya." Jelas Kyuhyun, tuan Seo hanya mengangguk dan kemudian bergegas kedapur. Kyuhyun duduk ditempat yang biasa ia duduki ketika berada direstaurant ini, matanya mengamati ke seluruh sudut restaurant ini. Kyuhyun tak melihat Seohyun diresataurant ini, ia menghela nafasnya panjang.
"Kau mencari Joohyun?" tanya tuan Seo yang sudah muncul dan membawa semangkuk bibimbap untuk Kyuhyun, tuan Seo meletakkan bibimbap tersebut dimeja Kyuhyun.
"Memang kemana Seohyun-ssi aboenim?" tanya Kyuhyun antusias.
"Dia bilang dia ingin istirahat dirumah, kepalanya pusing memikirkan tugas akhir kuliahnya." Jelas tuan Seo antusias.
"Ah, jadi begitu. Sepulang dari sini, boleh saya kerumah aboenim?" tanya Kyuhyun.
"Tentu saja boleh, jangan kau apa-apakan dia sebelum kau menikahinya." Gurau tuan Seo, Kyuhyun hanya terkekeh.
"Ya." Jawab Kyuhyun sembari tersenyum.
"Makanlah, aku lanjutkan pekerjaanku dulu." Kata tuan Seo sembari pergi kedapur, Kyuhyun segera melahap makanannya hingga habis, dari restaurant tuan Seo ia mengendarai motornya menuju rumah tuan Seo, Kyuhyun memakirkan motornya tepat didepan rumah tuan Seo dan bisa ia lihat kini Seohyun tengah sibuk membaca komik dibawah pohon peach didepan rumahnya, angin sore itu benar-benar membuat Seohyun hanyut membaca komiknya. Kyuhyun langkahkan kakinya menuju Seohyun yang sepertinya belum menyadari kehadiran Kyuhyun.
"Kau membaca komik yadong?" tanya Kyuhyun gamblang pada Seohyun yang duduk di atas dipan dibawah pohon peach, Seohyun mendongak untuk melihat siapa yang dengan gamblang menanyakan pertanyaan seperti itu. Seohyun menatap sinis orang tersebut.
"Untuk apa kau kesini?" tanya Seohyun ketus. Kyuhyun tak menggubris pertanyaan Seohyun, kini ia malah membaringkan tubuhnya di atas dipan yang digunakan untuk duduk Seohyun, karena memang dipan tersebut lebar. Kyuhyun menggunakan kedua tangannya untuk menyangga kepalanya, ia menatap kearah langit sore dibalik dedaunan pohon peach dirumah tuan Seo ini.
"Aboenim bilang kau pusing dengan tugas kuliahmu, tapi lihat apa yang kau lakukan sekarang? kau malah membaca komik yadong seperti itu." Jelas Kyuhyun yang masih sibuk mengamati langit sore hari ini.
"Pergilah?! Bukan urusanmu juga jika aku membaca komik yadong, pergilah?!" usir Seohyun pada Kyuhyun.
"Tidak mau, kalau begitu kita bisa membacanya bersama." Kata Kyuhyun bangkit dari posisi rebahannya, ia mengambil alih komik yang dibawa Seohyun.
"Ini apa?! Keroro?" tanya Kyuhyun terkejut, Seohyun merampas komik itu dengan kasar dari Kyuhyun.
"Pergilah?!" usir Seohyun lagi.
"Tidak mau." Jawab Kyuhyun sembari tersenyum sumringah pada Seohyun yang menatapnya sinis. Seohyun melangkahkan kakinya dengan kesal kedalam rumahnya, ia melenggang kedapur dan mengambil air putih dingin dari dalam kulkas, ia tersedak karena begitu ia selesai minum airnya, Kyuhyun sudah berdiri didepannya dengan senyum yang sangat sumringah.
"Pergilah?!" kata Seohyun sembari mendorong tubuh Kyuhyun, namun tarikan tangan Kyuhyun membuatnya jatuh dalam pelukkan Kyuhyun. Seohyun meronta meminta untuk dilepaskan, beberapa kali ia menginjak kaki Kyuhyun, namun sepertinya Kyuhyun malah menikmati hal itu.
"Malam ini akan kubawa gadis itu dihadapanmu dan akan kuminta ia untuk menjelaskan semuanya padamu." Jelas Kyuhyun yang masih memeluk Seohyun. Seohyun membulatkan matanya gadis yang dimaksud Kyuhyun? Haera? Haera siswi tenar di sekolah yang kini menjadi seorang wanita malam dan simpanan seorang mafia itu. Seohyun menatap wajah Kyuhyun, Kyuhyun tak melepas pelukkannya pada Seohyun, kedua tangannya kini berpindah memeluk pinggang ramping Seohyun.
"Tidak, kau tidak perlu melakukan itu Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun takut, Kyuhyun yang masih memeluk pinggang Seohyun melihat heran kearah Seohyun.
"Kenapa? Bukankah kau tidak percaya padaku? Kau pasti akan percaya padaku bila aku membawanya didepanmu dan memintanya untuk menjelaskan semuanya padamu." Jelas Kyuhyun, Seohyun menggelengkan kepalanya.
"Kenapa? Aku tidak tahan melihatmu bersikap dingin padaku, hanya itu satu-satunya cara agar kau merubah sifat menyebalkanmu itu padaku." Jelas Kyuhyun sebal, tepukkan didahi yang cukup keras Kyuhyun dapatkan dari Seohyun. Seohyun menghela nafas panjang.
"Kenapa kau menceritakan semua itu pada pak Jang? Semua siswa disekolah tidak akan tahu jika kau tidak bercerita pada pak Jang." Jelas Seohyun sebal, ia mencoba melepas pelukkan Kyuhyun dipinggangnya namun Kyuhyun malah semakin mengeratkan pelukkannya. Kedua tangan Seohyun kini berpindah ke bahu Kyuhyun untuk mendorong tubuh Kyuhyun namun sepertinya sia-sia saja.
Flashback
"Anak pelacur?! Kenapa kau masih disini hah? Apa kau tidak punya rasa malu? Kau sudah mempermalukan kelasmu sendiri." Cibir seorang siswi yang tak lain dan tak bukan adalah Haera.Seohyun yang duduk di bangku paling belakang hanya mendiamkan cibiran Haera, ingin sekali ia merobek mulut Haera yang seenaknya mengatainya anak pelacur.
"Sepertinya aku harus mengatakan pada beberapa siswa laki-laki yang ada disini agar tak berkencan denganmu, aku takut jika nanti mereka malah kau tinggal sama seperti eommamu yang meninggalkanmu itu." kata Haera menyebalkan, Seohyun menatap Haera sinis, ia bawa tas punggungnya dan pergi begitu saja dari kelas ini.
Flashback End
"Aku menganggap pak Jang seperti aboejiku sendiri, beliau bisa menjaga rahasia Seohyun-ssi, aku juga menceritakan hal itu pada kedua orangtuaku." Jelas Kyuhyun gamblang, dan itu membuat Seohyun membulatkan matanya.
"Kau juga menceritakannya pada kedua orang tuamu, mereka pasti juga berpikir aku anak pelacur." Jelas Seohyun kemudian.
"Tidak, mereka tidak pernah menganggapmu seperti itu, mereka bahkan tidak melarangku untuk bergaul denganmu. Sekarang kau percaya padaku? Aku tidak mempunyai rencana apapun untukmu saat itu Seohyun-ssi." Jelas Kyuhyun frustasi, Seohyun hanya menatap datar Kyuhyun.
"Haera, gadis itu... dia marah padaku karena beberapa kali aku sering mendekatinya, dan ujungnya adalah dia melakukan itu padamu, maafkan aku. Aku tidak tahu jika saat itu, Haera-ssi berada di ruang guru dan dia mendengar pembicaraanku dengan pak Jang, saat itu aku ingin menitipkanmu pada pak Jang karena aku hanya percaya pada pak Jang. Aku benar-benar khawatir saat itu karena tiba-tiba saja orang tuaku mengajakku pindah. Aku tidak mau orang sebaik Seohyun-ssi sendiri di sekolah jika aku di London." Jelas Kyuhyun pelan. Seohyun, ia tidak tahu entah sejak kapan air mata sudah membasahi pipi gembulnya mendengar penjelasan Kyuhyun. Kyuhyun mengusap air mata dipipi gembul Seohyun.
"Aku akan membawanya malam ini juga didepanmu, aku akan memintanya untuk menjelaskan semuanya padamu, bahwa aku tidak pernah memiliki rencana buruk dengannya untuk menyakitimu." Jelas Kyuhyun kemudian, Seohyun menggelengkan kepalanya.
"Kau ini aneh sekali Seohyun-ssi, bukankah kau ingin tahu kebenarannya? Aku akan membawanya kehadapanmu, kalau perlu sekarang juga." Jelas Kyuhyun kemudian. Seohyun mencoba mengatur nafasnya yang sesegukkan usai menangis dalam waktu singkat.
"Tidak perlu, berbahaya bila kau berhubungan lagi dengan gadis itu, cari gadis lain Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun sedikit sesegukkan, Kyuhyun membuang nafas pendek tidak percaya.
"Aku bukan sedang mencari kekasih Seohyun-ssi, aku hanya ingin membawanya kesini untuk menjelaskan semuanya padamu." Jelas Kyuhyun. Seohyun sudah tidak sesegukkan lagi sekarang, ia sudah berhasil kembali mengatur nafas normalnya.
"Tidak perlu." Jawab Seohyun singkat.
"Lalu apa kau akan berjanji tidak bersikap dingin dan ketus padaku?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Lepaskan dulu pelukkanmu." kata Seohyun sembari mendorong kedua bahu Kyuhyun.
"Jawab aku dulu." Kata Kyuhyun datar. Seohyun membuang nafas kasar.
"Ya, aku berjanji." Jawab Seohyun kemudian, Kyuhyun tersenyum karena begitu bahagia mendengar jawaban Seohyun, sedangkan Seohyun. Ia masih berusaha melepaskan pelukkan pinggang yang Kyuhyun berikan.
"Kau tidak melepas pelukkanmu?!" tanya Seohyun sebal, Kyuhyun hanya tersenyum. Ia mengecup kening Seohyun. Seohyun menatap wajah Kyuhyun dengan ekspresi terkejut.
"Kyuhyun-ssi, apa yang kau lakukan?" tanya Seohyun tidak percaya, Kyuhyun tersenyum lagi, kali ini ia mencium mata Seohyun. Seohyun semakin meronta meminta Kyuhyun untuk melepaskan pelukkannya, Seohyun tahu akan kemana ciuman Kyuhyun setelah ini. Tak butuh waktu lama, Kyuhyun sudah mengeluarkan smirknya, ia mencium bibir Seohyun lembut, Seohyun membulatkan matanya, kedua tangannya mencengkram bahu Kyuhyun kuat saat dirasa Kyuhyun sudah mulai melumat bibirnya lembut, sekuat mungkin Seohyun mendorong bahu Kyuhyun untuk menjauh darinya saat dirasa ia butuh bernafas. Sedikit sebal Kyuhyun melepas tautan bibirnya pada Seohyun.
"Ada apa?" tanya Kyuhyun datar.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya Seohyun sebal.
"Ah, aku lupa. Aku belum mengatakannya padamu. Aku mencintaimu." Kata Kyuhyun yang kembali mengecup bibir Seohyun lembut, sekali lagi Seohyun mendorong bahu Kyuhyun.
"Ada apa lagi?!" tanya Kyuhyun sebal.
"K-kau mencintaiku?" tanya Seohyun terkejut.
"Ya, apa kau tahu? Pertama kali aku menginjakkan kakiku di London, kau adalah orang pertama yang kurindukan dan sejak saat itu aku sadar bahwa aku mencintaimu Seohyun-ssi." Jelas Kyuhyun
"Kau bicara omong kosong apa Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun mencibir.
"Aku bicara serius Seo Joohyun, kita harus menemui aboenim sekarang." jelas Kyuhyun sembari melepas pelukkannya pada Seohyun, kini Kyuhyun malah menggenggam erat tangan Seohyun.
"Kenapa?" tanya Seohyun terkejut.
"Aku harus segera menikahimu." Jawab Kyuhyun gamblang, Seohyun menepuk dahi Kyuhyun cukup keras.
"Kau bicara omong kosong lagi." cibir Seohyun sembari berlalu keluar rumahnya.
Disinilah mereka sekarang, dibawah pohon peach dihalaman rumah tuan Seo, sinar kemerah-merahan tampak indah mengelilingi kota Seoul sore ini.
"Tapi kenapa kau melarangku untuk menemui Haera, bukankah kau ingin bukti bahwa aku tidak bersekongkol dengannya untuk menyakitimu?" tanya Kyuhyun pada Seohyun.
"Haera yang sekarang berbeda dengan Haera yang dulu, dia benar-benar berbeda dengan Haera yang dulu." Jelas Seohyun antusias.
"Bagiku sama saja." Jawab Kyuhyun datar.
"Huh? Apa maksudmu Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun bingung.
"Tidak ada, setelah lulus kuliah, apa yang akan kau lakukan?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Tentu aku harus bekerja." jawab Seohyun.
"Kau ingin bekerja dimana?" tanya Kyuhyun antusias.
"Tidak tahu, lagi pula apa urusannya denganmu Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun datar.
"Aku hanya ingin tahu, ah aku sudah berjanji pada aboenim bahwa setelah kau lulus aku akan menikahimu." Jelas Kyuhyun gamblang, Seohyun sontak membulatkan matanya.
"Kau gila Kyuhyun-ssi." Kata Seohyun menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.
"Tidak, aku serius Seo Joohyun. Mulai sekarang kau harus belajar mencintaiku, jika kau tidak mencintaiku, aku akan terus memaksamu." Kata Kyuhyun tersenyum penuh kemenangan. Seohyun hanya menatap datar Kyuhyun yang kini duduk disampingnya.
"Ayo ikut aku?!" ajak Kyuhyun sembari menggenggam erat tangan Seohyun.
"Kemana?" tanya Seohyun datar sembari berusaha melepas genggaman tangan Kyuhyun.
"Kita naik motorku, kita berkeliling Seoul malam ini." kata Kyuhyun menarik Seohyun begitu saja. Seohyun dengan kasar melepaskan genggaman tangan Kyuhyun.
"Aku tidak mau, pergilah sendiri." Kata Seohyun ketus, yang kemudian berlalu kedalam rumahnya, belum sempat ia memasuki rumahnya Kyuhyun sudah menariknya dan membawanya kedalam pelukkannya sama seperti tadi.
"Apa lagi Kyuhyun-ssi?!" tanya Seohyun sebal.
"Aku akan pergi, tapi sebelum itu bisakah kau mengatakan satu hal padaku. Aku hanya ingin, kau mengucapkan sesuatu untukku." Jelas Kyuhyun, Seohyun mengerutkan dahinya.
"Apa?" tanya Seohyun bingung.
"Katakan padaku bahwa kau menyukaiku." Jelas Kyuhyun tersenyum, Seohyun menghela nafas panjang.
"Ya, ya aku menyukaimu, kau puas? Sekarang lepaskan aku dan pergilah." Jelas Seohyun datar. Kyuhyun melepas pelukkannya pada Seohyun.
"Sekarang, kau memang mengatakan bahwa kau menyukaiku, tapi akan kupastikan suatu saat nanti kau mengatakan bahwa kau mencintaiku, aku mencintaimu Seo Joohyun." Kata Kyuhyun mencium pipi Seohyun dan berlalu begitu saja meninggalkan Seohyun yang mematung ditempatnya, jantung Seohyun berdegup cepat dan bisa dipastikan wajahnya merona sekarang. Seohyun segera menyadarkan diri dari lamunan sementaranya, ia segera memasuki rumahnya untuk menata degup jantungnya.
Kyuhyun memasuki apartementnya sepulang dari rumah tuan Seo. Ia segera membersihkan dirinya, usai membersihkan dirinya Kyuhyun beranjak menuju balkon apartemennya, celana jeans dan juga kaos oblong berwarna biru tua menyelimuti tubuhnya sehabis mandi. Kyuhyun melihat jalan raya disekitar apartementnya di lantai 4 dari balkon. Kyuhyun menghela nafas panjang disana, senyumnya mengembang tatkala ponsel yang sedari tadi digenggamnya bergetar dan bisa ia lihat eommanya adalah orang yang menghubunginya.
"Yeoboseoyo, eomma."
"..."
"Aku baik-baik saja, bagaimana dengan aboeji?"
"...."
"Minggu depan? Memang kenapa?"
"..."
"Noona? Benarkah? Dengan siapa?"
"..."
"Ah, kekasihnya waktu itu? Akan kuusahakan kalau begitu."
"...."
"Baiklah, aku akan datang."
"..."
"Kekasih? Siapa maksud eomma?"
"..."
"Aku bahkan baru bertemu dengannya, kami belum resmi berkencan eomma, eomma do'akan saja aku agar aku bisa membawanya ke London."
"...."
"Hum, jaga kesehatan eomma. Aku menyayangi eomma."
Kyuhyun menutup perbincangannya pada eommanya, ia memang sudah menceritakan pada eommanya bahwa ia sudah bertemu kembali dengan Seohyun, Kyuhyun melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya. Sebelum itu Kyuhyun melihat kearah ponselnya dan segera mengetik sebuah nama pada kontaknya, ia tersenyum mengingat siapa si pemilik nomor pada kontaknya, Seohyun. Kyuhyun mendapatkan nomor Seohyun dari tuan Seo. Kyuhyun mulai mengetik pada layar sentuh ponselnya.
'Kau sudah tidur? -Kyuhyun-' begitulah isi pesan Kyuhyun yang ia kirimkan pada Seohyun, tak butuh waktu lama bagi Kyuhyun untuk menerima balasan pesan dari Seohyun.
'Darimana kau tahu nomorku?' Kyuhyun tersenyum membaca pesan balasan dari Seohyun,
'Tentu saja, aboenim.' Balas Kyuhyun. 10 menit hingga 15 menit Seohyun tak membalas pesan Kyuhyun, Kyuhyun mendengus kesal, ia mengerucutkan bibirnya.
'Selamat tidur ^^' Kyuhyun mengirim pesan tersebut dan kemudian segera meletakkan ponselnya di atas laci didekat spring bednya, ia memejamkan matanya dan menikmati betapa ia akan tidur lebih nyenyak malam ini.
Sedang dirumah tuan Seo, Seohyun yang masih berbaring diruang tengah sembari melihat TV tersenyum sekilas membaca pesan terakhir yang dikirim Kyuhyun padanya.
"Kenapa kau senyum-senyum sendiri Joohyun-ah?" tanya tuan Seo yang baru saja dari kamar mandi pada putri semata wayangnya.
"Tidak apa-apa aboeji." Jawab Seohyun singkat dengan senyum yang terlihat aneh. Tuan Seo menatap heran pada Seohyun.
"Tidurlah sana, bukankah besok kau ada kuliah pagi?" tanya tuan Seo, Seohyun mengangguk dan mencium pipi aboejinya sebelum bergegas tidur. Tuan Seo mengamati Seohyun yang sudah memasuki kamarnya.
"Dia sudah tumbuh sangat cantik sepertimu yeobo." Gumam tuan Seo tersenyum sekilas.
Keesokkan harinya...
Seohyun buru-buru berangkat setelah menghabiskan makan paginya bersama aboejinya.
"Aboeji, aku berangkat." Kata Seohyun sembari memakai sepatu ketsnya di ambang pintu rumah mereka.
"Jangan terburu-buru, lagipula ini masih pagi." Jelas tuan Seo yang sudah berdiri dibelakang Seohyun.
"Ya, aku menyayangi aboeji." Kata Seohyun mencium pipi aboejinya dan kemudian segera berangkat kuliah, Seohyun sedikit berlari kearah halte bus hingga ia berhenti di persimpangan jalan, seseorang yang sangat ia kenal sudah menyerahkan helm padanya.
"Ayo kita berangkat!" ajak orang itu sembari tersenyum pada Seohyun, Seohyun yang sudah menerima helm tersebut hanya menatap datar orang yang kini masih setia menunggangi motor sportnya yang berwarna hitam kelam tersebut. Orang itu adalah Kyuhyun, Seohyun menghela nafas panjang.
"Kenapa masih berdiri, kau bisa telat." Kata Kyuhyun memperingatkan.
"Apa aboejiku yang memberitahumu?" tanya Seohyun datar.
"Menurutmu?" tanya Kyuhyun, Kyuhyun mendengus kesal saat Seohyun tak ada niatan sedikitpun untuk segera bergegas. Kyuhyun turun dari motornya, ia berdiri didepan Seohyun sekarang.
"Kau bisa telat." Kata Kyuhyun yang sudah memakaikan helm ke kepala Seohyun dan kemudian hendak memasang pengaitnya, karena kesusahan Kyuhyun sedikit mendekatkan wajahnya pada bagian bawah dagu Seohyun, niatnya adalah mengaitkan pengait helm yang diapakai Seohyun, Seohyun yang merasa wajah Kyuhyun begitu dekat dengannya segera mengaitkan sendiri pengait helm tersebut.
"Aku bisa sendiri." Kata Seohyun sembari mengaitkan pengait helm tersebut, Kyuhyun tersenyum dan segera menggandeng Seohyun menuju motor sportnya.
"Aku tidak mau kau kenapa-kenapa, jadi peluklah aku. Maaf aku harus sedikit ngebut." Kata Kyuhyun saat sudah menstarter motornya. Seohyun yang awalnya berpegangan pada bahu Kyuhyun kini berpindah memeluk erat Kyuhyun dari belakang, karena dirasa Kyuhyun mengendarai motor sportnya ini diatas kecepatan rata-rata, Kyuhyun tersenyum saat pelukkan Seohyun semakin mengerat padanya. Tak butuh waktu lama mereka sampai didepan gerbang universitas Dongguk. Seohyun menyerahkan helm Kyuhyun dengan wajah sebal.
"Omo, rambutmu berantakan." Kata Kyuhyun sembari menunjuk helaian rambut Seohyun yang berantakan.
"Terimakasih, kau sudah berhasil membuatku jantungan Kyuhyun-ssi." Kata Seohyun sebal, Kyuhyun tersenyum mendengar penuturan Seohyun.
"Apa memelukku membuat jantungmu berdegup cepat? Itu bagus." Kata Kyuhyun gamblang, Seohyun semakin menatap sebal Kyuhyun, ia langkahkan kakinya meninggalkan Kyuhyun yang terkekeh.
"Jangan lupa rapikan rambutmu yang berantakkan?!" pekik Kyuhyun pada Seohyun dan baru saja ia mendapat pandangan sinis dari Seohyun. Kyuhyun semakin terkekeh dan segera menstarter motornya meninggalkan pelataran universitas Dongguk. Seohyun melangkah sebal menuju kelasnya, ia ditatap heran oleh teman yang biasa duduk disebelahnya dan juga satu-satunya sahabat Seohyun di kelas ini yang bisa Seohyun percaya.
"Ada apa? Kenapa wajahmu muram begitu?" tanya sahabat Seohyun yang tak lain adalah Lee Hwanhee.
"Aku sedang bad mood." Jawab Seohyun spontan.
"Gadis tomboy sepertimu juga bisa bad mood?" sindir Hwanhee pada Seohyun. Seohyun menatap sinis kearah Hwanhee.
"Kenapa?" tanya Hwanhee lagi.
"Hwanhee-ya..." kata Seohyun terputus.
"Hum? Kau mau bercerita padaku?" tanya Hwanhee antusias.
"Tidak jadi." Kata Seohyun akhirnya, ia menyilangkan kaki kananya diatas kaki kirinya, ia memainkan pensil milik Hwanhee.
"Ada apa denganmu Seo Joohyun?" gumam Hwanhee sembari melanjutkan aktivitas berchatting dengan teman dekatnya selain Seohyun. Seohyun menghela nafas panjang dan kemudian semakin menyandarkan kepalanya pada kursi yang ia duduki. Hingga kemudian seorang mahasiswi yang lebih tepatnya juga teman satu kelas Seohyun menghampiri Seohyun.
"Seohyun-ah? Laki-laki yang berangkat bersamamu siapa? Dia kekasihmu?" tanya teman perempuan Seohyun yang berperwakan tinggi sepertinya, namun jika dilihat dari penampilan gadis itu benar-benar berbanding terbalik dengan dirinya yang tomboy.
"Siapa maksudmu?" tanya Seohyun bingung.
"Bukankah hari ini kau diantar kekasihmu? Yak, aku tidak tahu kau begitu pintar menggoda laki-laki tampan." Cibir gadis itu pada Seohyun, Seohyun membulatkan matanya dan menatap tajam kearah gadis tersebut.
"Jaga mulutmu?!" kata Seohyun dingin.
"Bukankah kenyataannya seperti itu, sepertinya aku harus belajar darimu." Kata gadis tersebut sembari pergi dan melambai centil kepada Seohyun. Seohyun memutar bola matanya, dan mendengus kesal dengan perkataan gadis tadi. Hwanhee yang sejak tadi mendengar percakapan Seohyun dan juga gadis tadi menatap heran pada Seohyun.
"Kau harus bercerita padaku Seo Joohyun." Jelas Hwanhee tegas, Seohyun hanya mengangguk pasrah.
Jam makan siang...
"Jadi kau sudah bertemu dengan Poo sunbaenimmu?" tanya Hwanhee terkejut sembari menyesap susu strawberrynya, Seohyun hanya mengangguk mendengar pertanyaan Hwanhee.
"Kau tidak pernah bercerita padaku mengenai itu? Apa aku sudah tidak bisa kau percaya lagi Seo Joohyun?!" tanya Hwanhee sebal.
"Maaf, bukan begitu Hwanhee-ya. Tiba-tiba saja orang itu datang dan menemuiku begitu saja, aku tidak tahu apa yang harus kuceritakan padamu, lagipula tidak ada kesan yang indah mengenai orang itu." Jelas Seohyun sembari mengerucutkan bibirnya.
"Tapi tetap saja... lalu? Apa yang ia katakan padamu setelah lama tidak bertemu?" tanya Hwanhee penasaran.
"Dia bilang dia mencintaiku." Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Seohyun.
"Hah? Bagaimana bisa? Omo." Kata Hwanhee terkejut.
"Aku juga tidak tahu." Kata Seohyun sembari mengendikkan bahunya.
"Hari ini kau diantar olehnya?" tanya Hwanhee kemudian, Seohyun mengangguk.
"Jadi karena itu kau bad mood?" tanya Hwanhee lagi, Seohyun mengangguk.
"Kau tidak bad mood Seo Joohyun, kau menyukainya." penjelasan Hwanhee kali ini membuat Seohyun membulatkan matanya.
"Kau tidak bisa menata degup jantungmu saat bersamanya kan?" tanya Hwanhee, Seohyun membulatkan matanya lagi, bagaimana Hwanhee bisa tahu?
"Aku juga pernah mengalaminya. Tapi tunggu..." kata Hwanhee terpotong.
"Jika Seongyi mengatakan dia tampan... seingatku saat aku tidak sengaja menemukan fotomu sedang bersama Poo sunbaemu, kalau tidak salah bukankah dia sedikit yah...." kata Hwanhee sedikit canggung
"Dia tidak sedikit gendut, sangat gendut Hwanhee-ya, dia benar-benar berbeda sekarang, bukankah aku baru saja bercerita padamu, bahwa kami sudah bertemu beberapa kali dalam sehari namun aku tak mengenalinya." Jelas Seohyun sebal.
"Ah, iya benar. Hehe, maaf. Tapi apa ia setampan itu?" tanya Hwanhee memastikan.
"Aku tidak tahu." Jawab Seohyun spontan sembari melangkahkan kakinya menuju kelas, Hwanhee pun segera menyusul Seohyun.
"Hari ini kita akan pulang larut." Kata Hwanhee yang langkahnya sudah menyamai Seohyun.
"Huh? Kenapa?" tanya Seohyun bingung.
"Ada jam tambahan dari Mr. Ogward yang sangat tampan itu." Kata Hwnhee sembari tersenyum tidak jelas. Seohyun hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya itu. Seohyun segera mengirim pesan pada aboejinya bahwa hari ini ia tak bisa membantu beliau.
Pukul 6 pm KST...
Seohyun dan Hwanhee baru saja keluar dari kelas mereka.
"Maaf, Seohyun-ah. Hari ini Jinki oppa menjemputku, tidak apa-apakan kalau kau pulang sendiri?" tanya Hwanhee memastikan, Seohyun mengangguk dan tersenyum sekilas.
"Kita bisa berjalan bersama hingga ke gerbang depan." Jelas Hwanhee yang sudah menarik lengan Seohyun. Seohyun membulatkan matanya saat melihat sosok Kyuhyun melambaikan tangan padanya dari kejauhan didepan gerbang universitas Dongguk.
"Kau mengenalnya?" tanya Hwanhee pada Seohyun namun matanya tak bisa mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang baru saja melambai kearah mereka, tidak lebih tepatnya pada Seohyun.
"Dia Poo sunbae?" tanya Hwanhee memastikan, Seohyun mengangguk ragu. Hwanhee menyapa Kyuhyun dengan sopan saat mereka sudah berada didepan gerbang universitas Dongguk.
"Terimakasih sudah mau menjadi teman Seohyun." Kata Kyuhyun ramah pada Hwanhee yang menatapnya bingung namun mengangguk begitu saja. Seohyun menatap sinis pada Kyuhyun.
"Kalau begitu saya permisi." Pamit Hwanhee ramah pada Kyuhyun dan melepaskan genggaman tangan Seohyun. Kyuhyun tersenyum menatapi kepergian Hwanhee, sedangkan Seohyun melangkahkan kakinya begitu saja meninggalkan Kyuhyun. Kyuhyun segera melangkah pada Seohyun.
"Kau mau kemana?" tanya Kyuhyun menarik lengan Seohyun.
"Pulang." Jawab Seohyun ketus.
"Kita naik motorku saja, ne?" tawar Kyuhyun.
"Tidak mau." Jawab Seohyun ketus sembari melepaskan genggaman tangan Kyuhyun dengan kasar, ia langkahkan kakinya lagi dengan kesal.
"Ada apa denganmu Seo Joohyun?" tanya Kyuhyun heran yang kini langkahnya sudah menyamai langkah Seohyun, Seohyun menghentikan langkah kakinya menatap Kyuhyun masih dengan perasaan sebal.
"Apa maksudmu tadi, huh?! Kau ingin satu-satunya temanku menjauhiku?!" tanya Seohyun ketus.
"Apa maksudmu Seohyun-ssi?" tanya Kyuhyun yang masih bingung
"Lebih baik kau pergi jika niatmu kesini hanya membuatku malu lagi." jelas Seohyun sebal dan melanjutkan langkah kakinya dengan sebal, Kyuhyun menarik Seohyun dan kemudian memeluk Seohyun erat.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya Seohyun sebal sembari meronta meminta Kyuhyun untuk melepas pelukkannya.
"Tidak sebelum kau menjelaskan semuanya padaku, aku mempermalukanmu bagaimana lagi Seohyun-ssi?" tanya Kyuhyun yang makin mengeratkan pelukkannya pada Seohyun.
"Aku akan berteriak." Kata Seohyun yang masih saja meronta meminta dilepaskan pelukkannya.
"Silahkan!" tantang Kyuhyun yang semakin mengeratkan pelukkannya pada Seohyun, bahkan Kyuhyun sudah membenamkan kepalanya dibahu Seohyun. Seohyun menyerah, ia benar-benar tidak sanggup mendapat tatapan aneh dari beberapa mahasiswa-mahasiswi yang baru saja keluar dari gerbang universitas Dongguk. Seohyun mengehela nafas panjang.
"Baiklah, lepaskan aku dulu." Kata Seohyun merendahkan nada bicaranya, seperti terhipnotis Kyuhyun melepas pelukkannya pada Seohyun sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Seohyun.
"Apa maksudmu tadi mengucapkan terimakasih pada Hwanhee? Apa kau akan berterimakasih padanya karena sudah mau berteman dengan seorang anak dari keluarga broken home, apalagi yang eommanya pernah di cap sebagai pelacur?" tanya Seohyun dengan nada bicara yang sangat rendah, sudah cukup ia ditatap aneh oleh beberapa gerombolan mahasiswa-mahasiswi tadi. Ia tidak mau menarik perhatian lagi dengan berteriak-teriak didepan wajah Kyuhyun.
"Karena ia mau menjadi temanmu, aku akan berterimakasih pada setiap orang yang mau menjadi temanmu. Saat aku di London, aku selalu berpikir, apakah Seohyun-ssi sudah memiliki banyak teman dan bisa bergaul dengan teman-temanya, apa Seohyun-ssi punya sahabat yang selalu menemaninya disaat ia membutuhkan bantuan, ataupun adakah teman yang mau memberikan bekal padanya saat ia sedang kelaparan sehabis belajar dengan tekun. Aku selalu memikirkan Seohyun-ssi, karena orang sebaik Seohyun-ssi pantas mendapat perhatian dari orang lain." Jelas Kyuhyun tersenyum tulus pada Seohyun, Kyuhyun baru sadar jika baru saja bulir air mata Seohyun menetes dari pelupuk mata Seohyun.
"Kenapa kau menangis Seohyun-ssi?" tanya Kyuhyun khawatir sembari mengusap airmata Seohyun dipipi gembul Seohyun menggunakan ibu jarinya, Seohyun juga mengusap air matanya sendiri dengan punggung tangannya.
"Jangan menangis." Kata Kyuhyun yang masih mengusap lembut pipi gembul Seohyun, mendengar penjelasan Kyuhyun tadi entah kenapa semua umpatan yang ingin Seohyun lontarkan pada Kyuhyun seperti hilang begitu saja dari pikirannya.
"Ayo kita pulang, aboenim pasti menunggumu." Ajak Kyuhyun pada Seohyun,
"Aku tidak mau naik motormu." Jelas Seohyun kemudian.
"Huh? Kenapa?" tanya Kyuhyun bingung.
"Aku ingin hidup lebih lama, Kyuhyun-ssi." Jawaban spontan yang muncul dari mulut Seohyun, Kyuhyun terkekeh mendengar jawaban Seohyun.
"Gadis tomboy sepertimu takut pada kecepatan? Baiklah, aku janji tidak akan ngebut." Kata Kyuhyun pada Seohyun dan segera menggandeng Seohyun menuju tempat motornya terpakir.
Kyuhyun hendak memakaikan helm pada kepala Seohyun namun lebih dulu Seohyun mengambil alih helm tersebut.
"Aku bisa pakai sendiri." Kata Seohyun datar sembari memakai helm tersebut, Kyuhyun hanya tersenyum. Kyuhyun segera menstarter motornya saat Seohyun sudah duduk di belakangnya.
"Kau tidak ingin memelukku lagi?" tanya Kyuhyun menoleh pada Seohyun yang hanya berpengangan pada bahunya, Seohyun menggeleng pelan.
"Baiklah." Kata Kyuhyun pasrah, seperti janjinya pada Seohyun ia mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata. Tak berapa lama kemudian mereka sudah sampai didepan restaurant aboeji Seohyun yang lumayan ramai. Seohyun buru-buru melepas helm Kyuhyun dan memberikannya pada Kyuhyun.
"Terimakasih." Kata Seohyun hendak memasuki restaurant tuan Seo,
"Kau tidak mengajakku kedalam?" tanya Kyuhyun, Seohyun yang baru melangkahkan kakinya beberapa langkah menatap bingung Kyuhyun.
"Aku pikir kau sudah kemari Kyuhyun-ssi?" tanya Seohyun bingung.
"Belum, dari rumah sakit aku langsung menjemputmu. Ayo!" kata Kyuhyun menggandeng tangan Seohyun. Seohyun membulatkan matanya saat dengan lembut Kyuhyun mengenggam tangannya, ia melepas genggaman tangan Kyuhyun. Kyuhyun menatapnya heran.
"Bersikap biasa saja." Kata Seohyun melangkah mendahului Kyuhyun yang masih memandangnya heran, Kyuhyun mengendikkan bahunya dan segera memasuki restaurant tuan Seo.
"Kyuhyun menjemputmu Joohyun-ah?" tanya tuan Seo berbasa-basi.
"Bukankah aboeji yang menyuruhnya?" tanya Seohyun datar pada aboejinya.
"Tidak, aboeji hanya bilang padanya bahwa kau masih di kampus." Jelas tuan Seo dan kemudian melihat kearah Kyuhyun yang melambai padanya.Terimakasih buat yang masih setia menunggu ff abal" ini, maaf karena postnya terlalu lama. Maaf juga jika typo bertebaaran.*Bow
Harusnya dari awal saya berpesan biar baca ff abal" ini makin enak sambil ngedengerin Lagunya Super Junior KRY Dorothy or Point Of No Return.
Sedikit curhat:
Because I'm listening to that songs when I make this Fanfiction.