WARNING!
Gadis Ahn menyendiri. Tepat nya bersembunyi di balik rak perpustakaan. Di balik bingkai bulat itu, terpasang mata yang terus menatap objek bernama 'tulisan'. Sungguh, gadis ini benar-benar kutu buku akut.
Kaki nya tergerak menuju bangku yang tersampir di sebelah rak buku bersama dengan para siswa yang juga menyibukkan dirinya di perpustakaan. Dan saat itu juga, tubuh nya terhalang oleh dada bidang yang tengah menghalangi laju jalan Haneul.
Haneul mendongak, dan mendapati pemuda berambut hitam itu sedang menatap dalam ke arah nya. Tangannya menyandar di buku-buku yang berjejer rapi yang juga sebagai penahan tubuh nya.
Bisa di katakan Haneul mendengar jelas bagaimana jantung pemuda itu dengan jantung nya berdentum keras. Detakannya juga terdengar keras seolah memukul rongga dada nya ketika mereka saling berdekatan satu sama lain.
Sangat disayangkan jika mereka memutus kontak tatapan mereka.
Deru nafas hangat Sehun yang menerpa wajah nya dan tatapan hangat Haneul yang menatap Sehun.
"A-ah, maaf. Apa yang kau lakukan disini?" Haneul menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Mengurangi rasa kegugupan yang membuat bulu kuduk nya meremang seketika.
"Apa yang ku lakukan? Tentu saja bertemu dengan mu, Haneul-ah." Jawab Sehun santai namun terkekeh dalam hati ketika rona merah terlukis jelas di pipi Haneul.
"Ta-tapi untuk apa?"
"Mengajak mu pulang. Apa kau tidak mau ikut? Hari sudah mulai hujan dan kau masih sanggup bertahan di neraka ini?" Jelas saja Sehun mengatakan gudang nya ilmu ini neraka.
Sehun tidak pernah suka membaca sampai kapan pun itu. Meskipun ia akan di bayar berjuta-juta won hanya untuk membaca buku, Sehun pasti akan menolak tawaran itu mentah-mentah.
"Justru aku kesini untuk menunggu hujan reda, Hun."
Haneul pergi melengang, melewatkan Sehun yang diam-diam menatap setiap pergerakan gadis yang kini sudah bisa berbicara halus pada nya. Tidak seperti dulu.
Selalu dingin, dan membenci Sehun.
"Benarkah? Lalu bagaimana dengan janji mu yang ingin mengajari ku pelajaran matematika?" Sehun mendekati Haneul.
"Disini bisa, Hun. Kita bisa menunggu sampai hujan reda."
Sehun tampak memutar bola mata nya jengah. Permasalahannya kali ini adalah dia tidak membawa buku yang Haneul maksud dan ingat, selain itu pula Sehun membenci kata yang terdiri dari 5 suku kata itu.
Per-pus-ta-ka-an
Jangan harap pemuda itu akan membaca setiap buku yang berderet di tempatnya.
Dia lebih memilih mengubur dirinya daripada membaca di perpustakaan ini.
"Aku tidak membawa buku nya. Aku tidak ada pelajarannya." Jawab Sehun santai sembari menjatuhkan dirinya tepat dibangku sebelah kiri Haneul.
Gadis berkacamata bulat serta rambut di kepang itu menatap pemuda Oh ini polos.
Habis riwayat mu, Oh Sehun. Pekik Haneul dalam hati di balik kepolosan tatapan yang Haneul lemparkan pada Sehun.
"Jadi kita harus hujan-hujanan ke rumah mu?"
"Tidak ada pilihan lain."
Sehun bangkit. Menyampirkan tas ransel nya dengan benar kemudian menarik tangan gadis itu.
"Ayo, tunggu apalagi? Kau mau menunggu hujan reda sampai kau berlumut?"
Haneul menoleh ke kanan dan kirinya saat menyadari beberapa tatapan tertuju ke arah mereka berdua. Huft, pemuda ini berhasil menambah beberapa binatang buas yang ia kirimkan pada Haneul.

KAMU SEDANG MEMBACA
From nerd to be..(?)
عشوائيAku hanyalah si gadis berkacamata bulat. Pengidap kutu buku akut yang tidak bisa lepas dari kehidupan ku. sebelum aku bertemu dengannya. A man who becomes a liar to me.