Part One

21.7K 1.5K 44
                                    

WARNING!

"Gadis kacamata,"

"Kutu buku."

"Culun."

Gadis pendiam berkepang dua, rok dibawah lutut dengan kacamata bulat dengan berani nya menapakkan kaki nya -untuk pertama kalinya- di kantin sekolah para anak maupun cucu pejabat se-Korea Selatan.

Tangan gemetar yang ia masukkan ke dalam saku almamater nya. Ya, jelas saja. Ketakutan yang menjadi hal pertama.

Walaupun setiap hari nya dia selalu mendapatkan itu -atau mungkin lebih- tapi setiap tatapan tajam yang dilayang kan pada nya tidak lebih dari setiap tatapan setan.

Satu tatapan bagaikan seribu meteor yang membuat dirinya jatuh dan terkubur ke dalam tanah.

"Haneul-ah, kemarilah." Wanita bername tag Shin Hyumoon yang rok nya tidak lebih sebatas paha ini mulai mengerling jahil pada Haneul.

Si gadis berkepang dua itu menjalankan tungkai nya, lambat. Bagaikan siput yang sedang mengincar makanan namun tidak dapat berlari.

Sebenarnya, niatan Haneul untuk pergi ke tempat yang dianggap sebagai gudang neraka itu hanya untuk berjalan-jalan biasa. Oh ayolah, apa dia ingin menjadi batu berlumut yang terus bergelut di bangku pojok belakang dengan segenggam buku yang berada di pegangannya saat ini?

Tentu semua orang ingin menghirup lingkungan yang kaya akan oksigen, tetapi semua oksigen itu seakan terenggut oleh ketidak nyamanannya berada di kantin paling elite dari beberapa sekolah terkenal di Korea Selatan.

"Apa kau lapar?" Ujar Hyumoon sikap manisnya. Kerah baju yang terbuka dengan dua kancing terlepas di bagian atas nya.

Haneul dengan polos mengangguk. Tanda ia mengiyakan perkataan Hyumoon. Lagipula yang dikatakan Hyumoon benar. Ia memang lapar saat ini, perutnya juga sudah berteriak minta untuk diisi oleh sesuap makanan.

Tapi lihat saja makanan mewah ini.

Tidak seperti kantin pada umumnya.

Beef steak, chicken grilled sauce, spagetthi, pizza cheese. Perlukah disebutkan berapa harganya?

Sepertinya uang sebulan yang ia terima di tempat Haneul bekerja tidak sepadan dengan semua makanan mewah dikantin yang terbilang elite ini. Atau mungkin bisa disebut restoran?

Entahlah, Haneul pun tak mengerti.

"Makanlah." Ucap Hyumoon sembari menopang dagu nya dengan ala trik semanis mungkin.

Hyumoon menyodorkan Crab yang sudah dirubah menjadi makanan se lezat mungkin pada Haneul yang memandang makanan lezat itu sembari meneguk saliva nya lamat.

Mencicipi nya saja mungkin Haneul belum pernah.

Sedetik kemudian, Haneul mengambil perlahan sendok disisi piring crab itu, menyendok nya, dan ia masukkan ke mulut nya.

Lezat.

Dan gurih.

Dan...

Apa ini?

Haneul meraih sesuatu yang masih tergeletak di indra perasa nya, mengambil nya perlahan dan menemukan sayur busuk di sana.

Ewh.

Membayangkan saja sudah jijik, apalagi Haneul yang merasakan itu seorang diri.

"Bwahahahahahaha!" Gelak tawa dari para murid mulai menggema.

Ada yang menunjuknya, menertawakannya remeh, bahkan tidak sekalipun mereka mengejek Haneul saat ini.

Haneul diam. Menumpahkan isi mulutnya ke lantai begitu saja karena tak tahan akan rasa tak sedap yang sudah menendang tiap pangkal lidah nya.

From nerd to be..(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang