WARNING!
Minseok menggenggam erat telapak tangan Haneul guna mengingatkan wanita itu untuk tidak tegang selama perjalanan nya menuju sang mempelai pria.
Di atas karpet merah panjang, di hadapan seluruh undangan dan juga pendeta yang siap menyatukan mereka, wanita itu tak henti nya mengumbar senyuman meskipun, ya, senyuman kikuk. Keringat jelas mengucur di pelipis nya.
Bahkan Haru, Seulri, dan Nara yang memandang nya seolah mengatakan guliran kata penyemangat untuk Haneul. Tapi jujur! Pernikahan ini sangat menegangkan! Bagaimana nanti jika bibir nya tiba-tiba tidak bisa mengucapkan kata 'ya, saya bersedia'. Itu pasti memalukan.
Sedangkan pria bertuxedo sudah menanti nya bersama dengan pendeta disana. Menatap nya penuh kekaguman. Menatap nya penuh keinginan dan harapan nya untuk memiliki wanita itu berada disamping nya saat ini, kini menjadi kenyataan.
"Jaga baik-baik adikku, Hun." Ucap Minseok sembari memberikan telapak tangan wanita yang wajah nya ditutupi oleh kain tudung itu kepada Sehun yang menyambut nya senang.
"Aku pasti akan menjaga nya, hyung."
Sehun mengeratkan genggaman tangan nya sembari berbisik jahil pada wanita itu, "Wajah mu tetap terlihat cantik meskipun tertutup dengan kain tudung itu."
Terimakasih Sehun, kau membangunkan sel-sel darah Haneul yang menjalar ke pipi nya. Gila! Apa Sehun tidak tahu Haneul tengah merona hebat saat ini? Pria itu benar-benar...
"Mari kita mulai acaranya." Ucap sang pendeta sembari tersenyum pada kedua mempelai.
"Saudara Oh Sehun, bersediakah engkau menjadi suami seorang Ahn Haneul dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, dan susah maupun senang?"
Tanpa beban berat, pria itu tersenyum mengembang. Tak lupa mengeratkan genggaman nya kembali pada Haneul.
"Ya, saya bersedia."
Para tamu mulai tersenyum. Haru, Seulri, Nara dan Minseok pun ikut tersenyum mendengarnya. Tinggal menunggu sang mempelai wanita mengucapkan sumpah nya kali ini.
Kini pendeta itu beralih pada Haneul dengan senyuman nya.
"Saudari Ahn Haneul, bersediakah engkau menjadi istri seorang Oh Sehun dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, dan susah maupun senang?"
Haneul menggigit bibir bawah nya terlebih dahulu. Menjatuhi bulir-bulir keringat dingin nya. Membuat para tamu yang memandang nya pun menunggu jawaban dari wanita itu sekarang juga.
Secara mantap, ia tarik nafas, lalu ia hembuskan perlahan. Mengeratkan genggaman nya pada Sehun yang kini menatap nya dengan binar-binar terang.
"Ya, saya bersedia."
Seluruh tamu langsung dibuat tersenyum. Kedua nya resmi mengikat hubungan nya. Memakai cincin dijari pasangan satu sama lain, sembari melempar senyum penuh kebahagiaan.
"Mempelai pria diperbolehkan untuk mencium mempelai wanita,"
Ya ampun! Kenapa Haneul bisa lupa acara yang satu ini? Astaga, ketenangan nya terhapus sudah. Melihat Sehun yang sudah membuka kain tudung yang menutupi wajah nya, membuat nya dirundung rasa panik tak terhingga.
Dan, kain tudung itu sudah diletakkan di belakang kepala nya. Memperlihatkan riasan penuh keindahan pada pria yang sekarang resmi menjadi suami nya.
"Kau.. sangat cantik." Ucap pria itu sambil menarik Haneul agar memotong jarak di antara mereka. Tepat nya memangkas habis dan tidak ada jarak 1 senti pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
From nerd to be..(?)
AcakAku hanyalah si gadis berkacamata bulat. Pengidap kutu buku akut yang tidak bisa lepas dari kehidupan ku. sebelum aku bertemu dengannya. A man who becomes a liar to me.