Chapter 9

993 19 6
                                    

Selesai mandi, Rika bergabung dengan orang tuanya yang sedang menonton siaran berita. Sebenarnya ada film yang ingin ditontonnya malam itu, tapi karena orang tuanya sudah lebih dulu menguasai televisi, terpaksa ia menunggu dulu. 

"Sudah makan, Ka?" tanya ibunya. 

"Sudah, tadi habis kerja makan dulu bareng Sandra sama Mia." 

"Oya, Mama tadi siang ketemu Mia waktu dia lagi makan siang. Mia cerita?" 

"Nggak, tuh," jawab Rika dengan kening sedikit berkerut. 

"Mia bilang kamu sudah punya pacar lagi, ya?" tanya Mama tanpa basa-basi. 

Rika harus berusaha keras menahan agar matanya tak membelalak lebar. Sebelum ia bisa menjawab, ayahnya ikut bicara sambil menatapnya penuh tanya. 

"Pacar lagi? Aldo ke mana?" tanyanya. 

"Lho, Papa ini nggak memperhatikan, ya? Aldo kan sudah lama nggak ke sini. Mereka sudah putus," ibu Rika justru yang menjawab. 

Ayah Rika menatapnya sebentar, lalu akhirnya dia tersenyum. "Baguslah. Papa memang nggak terlalu suka sama pacar kamu itu." 

"Sekarang bukan pacarnya lagi, Pa. Sekarang ada yang baru." Mama balik menatap Rika. "Siapa, Ka?" 

"Mia nggak cerita?" Rika akhirnya bersuara. 

"Nggak." Ibunya diam sebentar, lalu lanjutnya, " Iya, Mama ingat. Waktu Mia bilang kamu sudah punya pacar, kan Mama kaget, tuh. Eh, Mia juga ikut kaget waktu Mama kaget, terus salah tingkah dia. Terus dia bilang, tanya langsung saja ke kamu." Ia menatap Rika lekat-lekat. "Harusnya pacar kamu itu masih rahasia, ya?" tanyanya dengan senyum jahil. 

Rika tak tahu harus bilang apa. Ia sebenarnya belum mau orang tuanya tahu tentang Daniel. Terlalu banyak hal yang masih harus disembunyikan tentang hubungan mereka. 

"Mama kok bisa bicara banyak sama Mia? Kalian makan bareng, ya?" 

"Iya, kami sekalian duduk semeja." 

"Memangnya nggak kesempitan?" 

"Pas kok empat orang. Mia berdua saja sama temannya. Mama sama Tante Aryena." 

"Makan di mana, Ma? Enak nggak tempatnya?" 

Lalu ibu Rika menjelaskan tentang rumah makan yang didatanginya siang itu. Ceritanya berlanjut dengan rincian tentang kegiatannya sebelum dan sesudah makan siang. Rika menghembuskan napas dalam hati, lega telah berhasil mengalihkan pikiran ibunya. 

Hening mengisi ruangan setelah ibu Rika selesai bercerita. Ketiga anggota keluarga itu memusatkan perhatian mereka ke siaran berita yang sedang ditayangkan. Saat akhirnya selingan iklan muncul, ayah Rika mengalihkan tatapannya dari televisi dan menatap Rika dengan tatapan jahil. 

"Jadi, pacar kamu itu siapa?" tanyanya sambil menyengir. 

Rika gelagapan dengan pertanyaan mendadak itu.  

"Oh iya, lupa tadi!" Mama menyambung. "Jangan-jangan pegawai bank yang tempo hari, ya?" 

Rika sempat lupa siapa yang dimaksud ibunya. Saat ia teringat Daniel, wajahnya langsung memerah. Setelah menghitung sampai tiga dalam hati, akhirnya ia berkata, "Ma, Pa, nanti saja ya aku cerita soal pacarku. Memang, aku sudah punya pacar sekarang, tapi aku belum bisa cerita. Sabar, ya." Rika tersenyum manis, lalu cepat-cepat berlari ke kamarnya. Terpaksa ia tidak menonton film yang ditunggunya malam itu. 

Menjelang tidur, saat sedang berada dalam kondisi antara sadar dan tak sadar, wajah ayahnya saat ditinggalkannya tadi muncul lagi di pikiran Rika: keningnya berkerut, alisnya bertaut, ekspresi wajahnya bertanya-tanya. Orang tua memang bisa merasa kalau ada yang tidak beres, pikir Rika. Dengan pikiran terakhir itu, ia pun terlelap.

Keep It a SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang