Prolog

288 60 10
                                    

Aku menutup telingaku. Kepalaku sakit dan berdenyut. Terkadang, aku merasa muak. Aku benci sekolah, aku benci keramaian. Namun, beginilah takdirku, atau, nasib. Nasibku sejak sepuluh tahun yang lalu.

Aku tak bisa fokus dengan apa yang guruku bicarakan. Bahkan yang ada di telingaku adalah suaranya yang terbelah dua.

Duniaku dua kali lebih berisik dari kalian. Percaya atau tidak, mungkin kalian tak akan bisa bertahan. Ku sarankan jangan ikut campur dengan masalah orang lain, atau kalian akan menyesal.

Percayakah kalian? Seorang anak perempuan yang terlihat baik, lembut dan ramah itu menjadi korban bully dan berniat untuk membakar sekolah saat libur semester. Atau, percayakah kalian? Seorang anak laki-laki yang ideal di depan mata guru pernah membunuh seorang anak kecil yang tidak lain adalah adiknya.

Menyembunyikan rahasia keji mereka bukan sesuatu yang mudah. Jangankan memikirkan orang lain, memikirkan masalah sendiri pun sudah rumit.

Bagi mereka, ruangan ini sangat sunyi. Hanya ada suara seorang wanita tua yang hampir pensiun, atau biasa di panggil "bu guru". Namun di telingaku, semua sangat berbeda.

Menurut kalian, bisa mendengar pikiran orang itu apa? Sebuah anugrah? Atau sebaliknya?

Aku sendiri masih belum tahu. Tapi jika aku di suruh memilih, aku tak akan mau memiliki hal aneh ini.

-----------------------------

Makasih semuanya~

Karya ini di tulis ulang setelah sebelumnya sempat berdiam di akun ZenWstr.

Lie-LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang