Kring! Kring!
Axel membuka matanya lebar. Tangannya meraba-raba ke atas mejanya. Dia meraih jamnya kemudian mematikan alarmnya.
Kepalanya sakit dan berdenyut. Matanya perih dan panas. Dia tak bisa tidur semalaman. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dia menangis. Entah untuk apa, tapi kejadian kemarin sangat miris.
Axel pernah mengatakan kalau dia ingin melihat isi kepala Charlotte. Dia adalah satu-satunya orang yang Axel tak bisa menembus kepalanya.
Ya, Charlotte itu sudah mati. Charlotte adalah kakaknya yang mati demi menyelamatkannya.
"Miaw!"
Axel melihat ke arah jendela. Dilihatnya kucing hitam yang selalu bersama Charlotte.
Kucing itu mengeluskan kepalanya ke dada Axel dengan manja seperti biasaya.
Axel mangangkat kucing itu. Dia menatap matanya.
"Aku ... sudah gak bisa baca pikiranmu lagi," kata Axel.
"Miaw!"
"Aku juga gak bisa baca pikiran semua orang lagi."
"Miaw!"
"Entah apakah aku harus bersyukur atau sedih, tapi Charlotte gak akan mengangguku."
"Miaw!"
"Dia memperlihatkan padaku, sesuatu yang gak ingin aku tau, dia bahkan membunuhku di dalam imajinasinya sebelum dia menghilang, aku benar-benar merasa frustasi, untungnya, Charlotte memang sudah gak ada di dunia ini, tapi kurasa, kakakku itu memang memiliki suatu gangguan jiwa ketika dia masih hidup, mungkin akibat traumanya karena disiksa ayah. Ahh, rahasiakan ini ya kucing kecil. Tapi, jika Charlotte adalah kakakku yang gila, aku tetap menyayanginya, seperti yang kamu katakan, dia mati demi kebahagiaanku."
---END---
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie-Liar
Mystery / ThrillerDuniaku, lebih berisik dua kali dari dunia orang-orang pada umumnya. Sampai akhirnya, aku bertemu dengan seseorang yang sunyi dan kosong. Saat itulah aku mendapatkan ketenangan. Namun, orang itu hanyalah sebuah kebohongan yang kubuat sendiri. Copyri...