Love1

18.9K 906 4
                                    

Hai nama aku (Namakamu) Adelia kelahiran Bandung 14 April 1999. Sekarang aku udah tamat SMA nih seneng banget masa, tapi ada sedihnya juga sih. Ngerti kenapa aku seneng? Dan kenapa aku sedih? Masa SMA itu masa masa terindah sekolah, aku harus pisah sama temen temen yang aku sayang dan senengnya itu aku mau lanjutin kuliah.

Aku tinggal di Bandung, gausah aku jelasin ya alamat lengkapnya nanti kalian main kesini lagi haha. Pagi ini aku lagi diem di depan meja belajar sambil ngemil, mau nulis cerita masa SMA aku. Dari mulai yang sedih sampe yang seneng aku ceritain, sebenernya sih kalau di inget inget suka males tapi semuanya ada manis asinnya jadi nikmatin aja.

Waktu awal aku masuk SMA aku punya pacar namanya Iqbaal dia pacar aku dari SMP, Iqbaal itu orangnya dingin banget ke siapapun itu ke temennya juga sama bahkan ke aku aja sih gitu dingin jarang ngobrol tapi mau gimana juga dia itu pacarku kekurangan kelebihannya aku maklumi namanya juga sayang, iya ga sih? Haha. Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan itulah nama lengkapnya, entah kenapa pas masuk kelas 10 entah beberapa bulan setelah masuk sekolah aku ngerasa aneh aja sama sikap dia yang biasanya dingin jadi tiba tiba humble ke siapapun itu. Aneh? Iya aku ngerasa aneh banget bahkan kata temen temen sdnya Iqbaal itu emang udah dingin dari SD tapi sejak masuk SMA perlahan lahan sikap dia berubah.

***

"Nah liat ini denah kelasnya, kelas kita dimana?" tanya temanku Melina

Akupun melihat denah yang terpampang di depan mading "Kelas 10 IPS 2, mana ya?" tunjukku pada barisan kelas yang ada dimading, mencari ruang kelas yang akan aku tempati

"Ini" tunjuk seseorang yang ada di belakangku

Sontak aku kaget melihatnya, dia adalah Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan pacarku. Aku pun tersenyum "Makasih ya, kelas kamu dimana?" tanya ku padanya sambil tersenyum

"Dibawah kelas kamu, 10 IPA 4" ucapnya sambil merapikan rambutku yang terlihat sedikit berantakan

"Tadi buru buru makanya berantakan gini" ucapku sambil menatap matanya yang hitam legam itu

Ia pun menganggukkan kepalanya pertanda mengerti "Kita sarapan" ajaknya sambil menarik pelan lenganku

"Mel duluan ya, nanti aku ke kelas" teriakku pada Melina

"Hari ini engga langsung belajar kan baal?" tanyaku sambil menatapnya sekilas

"Kayanya engga"

Akupun mengangguk, di sepanjang koridor saat kita berdua melewati beberapa kelas pasti ada aja yang menatap sinis kearah kita berdua . Tapi aku hiraukan itu, kalau aja aku menanggapinya ya sama aja aku mencari ribut dengannya.

"Nasi kuning apa nasi uduk?" tanya Iqbaal padaku

Kini kita sudah sampai di kantin, ya saat ini kantin belum terlalu ramai hanya ada beberapa orang saja.

"Nasi kuning aja deh" ucapku sambil duduk dikursi yang tersedia dikantin

"Iya bentar" ucapnya sambil pergi memesan pesananku tadi

Sebenarnya aku ini sudah sarapan tadi dirumah tapi itu saja aku belum kenyang jadi aku harus sarapan lagi disekolah, aku memang seperti ini sejak SMP tapi anehnya aku sering makan banyak berat badanku tidak pernah bertambah. Dan Iqbaal tau itu, makanya jika bel masuk belum berbunyi Iqbaal pasti mengajakku untuk ke kantin, Iqbaal tidak pernah ikut makan dia hanya melihat aku yang makan. Katanya liat (namakamu) makan aja udah kenyang, haha aku teringat wajahnya yang dingin itu sambil tersenyum. Kalau bel masuk udah bunyi Iqbaal bakalan nganterin makanan ke kelas, waktu SMP semua guruku sudah mengetahuinya. Dan sudah menjadi hal yang biasa jika Iqbaal sering mengantar makanan padaku.

"Abisin ya, kasian" ucap Iqbaal sambil duduk di depanku

"Kasian nasinya nanti nangiskan" ucap ku lalu mengambil satu sendok nasi yang akan aku makan

Iqbaal mengangguk "Berdoa" ucapnya sambil menurunkan sendok makanku

Aku pun mengangkat kedua tangan ku lalu berdoa, dan menghabiskan makanan yang ada di depanku ini. Saat ini Iqbaal tengah menatapku yang sedang makan dengan lahapnya, sesekali dia menyodorkan minuman karena aku kebanyakan menyendok nasi, aku terburu buru karena takut bel masuk berbunyi.

"Pelan pelan"ucapnya yang kini sedang mengambil nasi yang ada di ujung bibirku

"Alhamdulillah" ucapku lalu menyudahi makannya

"Sebentar" ucapnya lalu pergi, tak lama kemudian ia membawakan keresek hitam padaku yang entah apa isinya aku tidak tau

"Dimakan nanti pas istirahat, jangan ke kantin pasti penuh" ucapnya lalu menyodorkan keresek hitam tersebut

"Iya" kataku sambil melihat apa yang dia berikan

Iqbaal itu meskipun dingin tapi dia sangat perhatian padaku. Iya Iqbaal memang begitu, tidak memperbolehkan aku untuk jajan ke kantin saat istirahat katanya penuh banyak orang nanti kamu ke senggol senggol terus jatoh, aku gamau kamu sampe kaya gitu. Selain Iqbaal dingin Iqbaal juga sangat possesif, dia sangat tidak suka jika ada teman lelakiku yang berdekatan denganku. Maka dari itu rata rata temanku perempuan semuanya ya ada beberapa lelaki tapi tidak terlalu dekat denganku. Dan jika mereka dekat denganku maka mereka harus berhadapan dengan Iqbaal. Mereka tau itu.

I'll Never Love AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang