Saat ini aku tengah berada di UKS. Ya, akibat insiden tadi aku jadi kesini deh. Luka yang tadinya keliatan sekarang ini udah ketutup sama plaster yang di pasangin sama anak PMR. Lukanya lumayan gede dan itu bikin aku susah jalan, mau jalan aja jadi linu. Bukannya manja tapi emang sakit, kalau ga percaya rasain aja.
"Makasih kak!"
"Iya sama sama, nanti pas dirumah lepas aja ya biar ke angin angin terus kering.. Kalau sekarang ditutup dulu aja takutnya infeksi gitu"
"Oh iya ka"Kakak kelas itu membereskan kotak p3k-nya.
"Aku tinggal ya, engga apa apa ditinggal sendiri?"
"Iya ka engga apa apa ko"
"Ok deh, aku ke kelas ya"Aku mengangguk menatap kakak kelas yang tadi mengobatiku pergi dari UKS. Lalu aku pun membaringkan tubuhku sambil meluruskan kakiku yang masih terasa sakit.
'krek'
Baru aja aku mau rebahan, tiba tiba pintu UKS terbuka. Ternyata yang baru aja masuk itu Iqbaal sambil membawa kresek ditangannya.
"Jatoh?" Iqbaal duduk disampingku sambil membuka kresek yang tadi ia bawa
"Iyaa" aku mengangguk pelan
"Kenapa bisa jatoh gini? Siapa yang bikin kamu jatoh?" Iqbaal mulai keluar sifat posesifnya
"Kecelakaan kecil ko tadi pas olahraga, ga sengaja jatoh" ucapku berbohong, kalau iya aku jujur pasti Iqbaal akan memahari siapa saja yang membuatku terluka
"Ga hati hati, lain kali kamu harus lebih hati hati ya... Masih sakit?" Iqbaal menyentuh luka yang tadi sudah terbalut oleh plaster
"Aww.. Iya masih sakit, ya tapi ga sesakit tadi" aku meringgis pelan ketika Iqbaal menyentuh lukaku
"Maaf maaf.. Gimana itu jatohnya? Sampe celana kamu bolong, pasti jatohnya keras ya?"
"Ya gitu deh, tapi beneran ko engga apa apa"
"Nih makan dulu" Iqbaal memberikan makanan yang tadi ia bawa. Emang Iqbaal sering banget ngasih makanan ke aku setiap istirahat, padahal aku bisa beli sendirikan? Tapi dia kekeh engga bolehin aku beli sendiri
Aku membuka makanan yang Iqbaal berikan "Kamu udah makan belum?"
"Udah ko tadi sama temen" ia memainkan handphonenya
"Syukur deh, kamu engga ada guru emang?"
"Free Class, gurunya sakit jadi aku temenin kamu aja deh disini"
Lagi-lagi aku mengangguk "Eum baal, nanti pulang sekolah anter aku bisa?"
Iqbaal menatapku "Kemana?"
"Pengen beli yang manis manis gitu, bm aku"
"Boleh deh, kita ke cafe biasa aja ya disana banyak tuh yang manisnya"
Aku tersenyum menyetujui usulan Iqbaal "Iya!"
***
Saat ini aku dan Iqbaal tengah berada di cafe yang tadi Iqbaal usulkan. Aku memesan cake cokelat tentunya dan milk tea. Iqbaal hanya memesan cokelat panas.
Iqbaal tidak henti hentinya menceritakan tentang teman-temannya. Aku hanya diam menanggapi ceritanya, sesekali aku bertanya dan memberikan komentar tentang beberapa temannya itu.
"Aku engga terlalu suka sih sama dia, gatel" kali ini Iqbaal tengah berbicara tentang kaka kelasnya yang tadi aku lihat saat ingin pergi ke UKS
"Yah namanya juga cewe suka gitu, nyari perhatian itu namanya jadi deh sikapnya berlebihan sama kamu"
Iqbaal memasang muka kesalnya "Ya aku ngerti, cuma males aja sih.. Kamu aja yang pacarnya aku ga pernah tuh kaya dia manja manja"
Aku tertawa "Iya itu pengen di perhatiin sama kamu baal"
"Kalau aku sih lebih seneng kalau kamu yang manja sama aku" Iqbaal meminum coklat panasnya
"Biasa aja nih kutil" aku terkekeh pelan mendengar apa yang baru saja ia bicarakan. Katanya lebih suka kalau aku yang manja sama dia? Haha aku bisa keitung manja sama Iqbaalnya ga sering sering amat ko. Kalau ga pas aku lagi sakit pasti aku minta dimanjain gitu sama Iqbaal.
"Cakep gini dibilang kutil duh ga ngerti lagi"
"Haha, udah lanjut lanjut.. Siapa itu nama kaka kelas yang gatel sama kamu?"
"Namanya Mika kalau ga salah" Iqbaal mengingat ingat informasi yang ia tau tentang kakak kelas yang sedang kita bicarakan
"Bule bule gitu ya baal mukanya"
"Ah ya gitulah"
"Awas loh nanti kamu suka lagi sama dia"
"Engga! Aku lebih suka kamu yang lokal" Iqbaal membantah ucapanku tadi
"Wahh.. Masa sih?" aku menggoda Iqbaal
"Iyaa! Buktinya kita sama sama teruskan?"
"Haha iya Iqbaal iya, selalu sama sama"
Mika yang tadi aku dan Iqbaal bicarakan itu salah satu kakak kelas kita, dia cantik. Ya kan? Namanya perempuan masa iya ganteng, mukanya bule banget. Mika itu salah satu gadis yang populer disekolah kita, iyalah wajar orang dia cantik terus dia termasuk siswi berprestasi. Denger denger sih Mika itu punya pacar tapi beda sekolah dan satu angkatan sama dia, jadi engga mungkinkan ya kalau Mika suka sama Iqbaal? Kenapa aku langsung nyimpulin bahwa Mika suka sama Iqbaal karena aku bisa liat cara dia natap Iqbaal itu gimana, ya meski Iqbaalnya biasa aja sama Mika. Semoga yang aku takuti sekarang engga akan pernah terjadi.