Love2

9.7K 781 2
                                    

Saat bel istirahat berbunyi teman temanku langsung berhamburan keluar kelas, dan ada juga sih beberapa yang sedang menikmati bekalnya didalam kelas. Dan kini aku sedang duduk dikursi sambil memakan beberapa makanan yang tadi Iqbaal berikan padaku sewaktu di kantin.

"(Nam) dicari Iqbaal tuh" ucap teman ku yang ada di depan pintu kelas

Akupun langsung berjalan menghampiri Iqbaal yang kini sedang menatap ke bawah, ya kelasku dilantai 2 dan depan kelasku itu langsung berhadapan dengan lapangan.

"Kenyang ga?" tanya Iqbaal padaku sambil memakan permen karet

"Kenyang ko, kalau kekenyangan nanti pas belajarnya ngantuk" ucapku sambil tersenyum

"Kalau laper bilang ya, aku gamau kamu sakit" ucap Iqbaal sambil mengacak acak rambutku

"Gimana temen barunya?"tanya ku yang kini sedang bersandar ditembok

"Ah ya gitu, masih sama kaya dulu orang rata rata temen sekelas aku itu temen SMP" ucap Iqbaal

"Eh baal aku mau masuk ekskul seni tari boleh ya?" tanyaku pada Iqbaal, waktu dulu pas SMP Iqbaal melarangku untuk ikut ekskul katanya buang buang waktu aja

"Ada cowonya ga?" tanya iqbaal yang kini tengah menatapku

"Kayanya engga deh masa iya ada cowo, kalau adapun dia lembek baal" ucapku meyakinkan, jika iqbaal sudah bertanya seperti ini maka dari itu kemungkinan besar iqbaal akan melarangku

"Liat nanti aja ya" ucapnya lalu menghembuskan nafas beratnya

Memang aku merasa dikekang oleh Iqbaal tidak boleh ini tidak boleh itu, tapi apa boleh buat mungkin dengan begitu Iqbaal menunjukkan rasa sayangnya padaku. Meski aku merasa keberatan jika apapun yang aku lakukan di larang olehnya, tapi aku hanya bisa diam tidak bisa membantah apa perkataannya. Karena meski dia mengekangku dia juga selalu menuruti perkataanku, jadi tidak masalah. Dan aku sudah terbiasa sejak SMP kami pacaran sudah 2 tahun dari SMP kelas 8, sebentar lagi akan menginjak 3 tahun.
"Kalau kamu mau masuk ekskul apa?" tanyaku pada Iqbaal yang kini tengah memainkan anak rambutku

"Mau kamu apa? Sarannya dong" ucap iqbaal sambil menatap mataku

"Cowo sih kalau ga futsal ya basket?"saranku padanya

"Liat mereka main futsal boleh juga, kalau aku ikutan futsal gimana?" ucap Iqbaal sambil menatap para lelaki yang sedang asik bermain futsal dibawah sana

Aku ikut menatap apa yang Iqbaal lihat "Kalau kamu suka ya ikut aja" ucapku

Iqbaal mengangguk "Nanti aku pikir pikir lagi deh, bentar lagi bel masuk aku kebawah ya"

"Iyaa baal" ucapku sambil tersenyum dan melambaikan tanganku pada Iqbaal

"Ciee..." ucap Melina sambil mencolek daguku

"Paan sih mel" ucapku lalu masuk kedalam kelas dan diikuti oleh Melina yang ada dibelakangku

"Eh tau ga?" tanya Melina yang kini sudah berada dikursi yang ada disebelahku

Aku hanya menggelengkan kepala "Tadi ada yang di bully dibawah, sama anak kelas 11 kayanya gatau sih gara gara apa cuma kasian banget masa dia di siram air terus dilemparin tanah.. Keterlaluan banget ga sih" ucap Melina

Jujur aku tidak suka ketika ada seseorang yang membully orang dengan seenaknya. Tapi aku juga tidak ingin ikut campur masalah mereka, toh aku tidak tau masalahnya apa. Jadi aku memilih diam saja karena itu tidak ada hubungannya denganku.

"Mana itu cowo lagi, begonya dia diem doang ga ngelawan sama sekali" ucap Melina dengan nada kesalnya

"Udah ah mel, sebelum kamu masuk sini tau kan gimana sekolah ini? Senioritasnya tinggi jadi harus kuat" ucapku

"Iya gue tau gue tau" ucap Melina sambil memainkan handphonenya

Tak lama kemudian suara riuh dari koridor membuat beberapa siswa keluar kelas dan bertanya ada apa ini sampai semua siswa berlari ke bawah. Akupun penasaran dan mengikuti mereka saat aku ingin turun langkahku terhenti ketika Iqbaal sudah berada di depanku.

"Jangan diliat ga baik" ucap Iqbaal lalu menarik tanganku untuk kembali ke kelas

"Ada apa sih baal?" tanyaku yang penasaran pada Iqbaal yang kini masih menggenggam tanganku

"Berantem" ucapnya singkat

Pantas saja dia langsung berlari kelantai atas kelasku, karena dia tau setiap ada apapun yang membuatku penasaran pasti aku akan menghampirinya dan mencari tau ada apa. "Lain kali diem aja ya" ucap Iqbaal yang kini tengah berada di kelasku tepatnya di kursiku

Aku mengangguk "Kamu jangan kaya mereka ya berantem berantem gitu, aku ga suka"

Iqbaal tersenyum "Iya" ucapnya lalu melangkahkan kakinya keluar kelasku karena sebagian siswa sudah mulai masuk ke kelasnya masing masing. Sepertinya keributan itu kini sudah selesai.

Dari awal masa MOS tidak terhitung berapa kasus pembullyan berapa kasus berkelahi, mungkin disini emang sudah biasa terjadi seperti itu dan menggapnya hal yang lumrah. Aku jadi takut seperti mereka. Tapi rasa takutku akan hilang karena Iqbaal selalu ada disisiku. Melindungiku.

I'll Never Love AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang