Chapter Ending

13.9K 923 58
                                        

Telapak tangan Ezra mendadak terasa sangat dingin daripada biasanya. Pria tampan itu mengusap-usapkannya untuk membuatnya terasa lebih hangat, sekaligus membuang gugupnya. Dia sudah berdiri di depan pintu gerbang rumah keluarga Prajaya.

Sebelum menekan bel yang ada disana, dia melihat dulu jam tangan di pergelangan tangannya - masih terlalu sore bagi Angky untuk berada di rumah. Lagipula, beberapa saat lalu dia sudah menelepon dan memastikan pacarnya itu memang masih berada di kantor. Ezra menjalankan rencana yang dia pikirkan dengan mendadak.

Dia ingin mengenal keluarga Angky. Kalau Angky memang masih merasa berat untuk melakukannya, kenapa tidak dia mengatasinya sendiri? dia bukan anak-anak. Dia sudah berani pacaran dengan Angky, akan lebih baik kalau dia bisa membuat keluarga pacarnya tahu tentang dirinya secara langsung. Terserah bagaimana mereka akan menyambutnya.

TING TONG

Ezra menekan bel yang pertama. Dia menarik nafas dalam-dalam dan merapikan sedikit rambut juga jaket yang dipakainya. Untung tadi dia sempat mandi di studio setelah selesai mengajar, karena biasanya dia akan mandi di rumah.

KLIK

Ezra baru akan menekan bel untuk kedua kalinya, ketika gerbang itu terbuka. Otomatis.

"Silahkan masuk" Ezra juga mendengar suara dari intercom.

Pria tampan itu pun melangkah masuk, memasuki halaman rumah keluarga Prajaya. Sebenarnya tidak begitu luas, namun memang terlihat mewah. Dia tahu kalau keluarga ini memang cukup terpandang di Jakarta karena perusahaannya, tapi dia baru tahu kalau ternyata mereka tidak se-glamour yang dia duga.

Harusnya Ezra juga sadar, begitu melihat Angky yang tak pernah tampil berlebihan, meski dia adalah seorang direktur muda. Keluarga ini sudah membuat orang-orang tahu betapa terpandang dan kaya raya nya mereka, tanpa harus menunjukkan.

"Ya?" seorang wanita cantik sudah membukakan pintu, begitu Ezra sampai di depannya. Wanita itu tersenyum ramah dan sekilas senyumannya mirip dengan Angky.

"Ehm, saya Ezra, teman Angky" Ezra langsung mengenalkan diri dengan sopan.

"Oh" Kirani agak terkejut tapi tak mengurangi senyum ramahnya.

"Masuk!" ajak wanita itu tanpa banyak berbasa-basi lagi.

Ezra agak terkejut karena tak mengira akan langsung mendapat sambutan sebaik itu. Dia pikir, akan ditanyai dulu atau malah diberitahu kalau Angky tak ada dirumah.

"Saya Kirani, kakak kedua Angky. Kebetulan dia lagi di kantor, tapi kamu bisa nunggu dia" ujar Kirani, lebih ramah lagi, begitu Ezra mengikutinya masuk ke dalam.

Ezra yang masih merasa gugup, hanya bisa tersenyum. Mereka langsung menuju ruang tengah. Disana cukup sepi dan sepertinya memang tidak banyak orang yang menghuni rumah besar ini. Mata Ezra langsung tertuju pada seorang bayi perempuan cantik yang sedang bermain dengan boneka-bonekanya.

'Itu pasti keponakan Angky,' pikir Ezra.

Dia memang pernah mendengarkan ceritanya dari Angky. Ezra pun langsung mendekat kesana, padahal Kirani sudah menyuruhnya untuk duduk di sofa.

"Oh dia keponakan kita... namanya Cilla" Kirani langsung mengenalkan sebelum Ezra bertanya.

"Cilla cantiknya~" kata Ezra sambil mencubit pipi Cilla, pelan. Bayi cantik itu tersenyum kepadanya. Kirani tertawa. "Dia lagi belajar jalan, jadi butuh perhatian ekstra"

"Saya dengar, dia mau ulang tahun..."

"Ya, akhir minggu ini"

Ezra dan Kirani saling melihat dan melempar senyum.

THE HOOK UP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang