Kencan

281 5 4
                                    

Seperti pengaturan yang ditetapkan Darren, Darren datang lebih dulu ke TP sedangkan Lara dan Bulan menyusul sesudahnya. Begitu Bus yang membawa Lara dan Bulan berhenti di depan TP, Lara langsung meng-SMS Darren dan di balas beberapa detik kemudian. Darren memberikan nama restoran jepang di SMS-nya dan bukannya food court seperti bayangan Lara.

Lara langsung minder saat memasuki restoran yang tidak mungkin dia masuki sendiri. Range harganya itu lho, 100000-200000. Jatah bulanan Lara langsung habis hanya untuk makan saja dan tidak pakai minum. Lara melirik ke arah Bulan, ingin membagi pemikirannya namun Bulan melangkah dengan santai. Lara lupa kalau Bulan itu anak orang kaya karena dia selalu memakai angkutan umum kalau berangkat sekolah.

Kegundahan Lara langsung hilang begitu melihat Darren berdiri di pinggir salah satu meja dan melambai memanggil mereka. Darren terlihat sangat bersemangat dan itu mebuat wajah kinclong-nya semakin kinclong sampai membuat silau siapapun yang melihat. Bahkan waitters di tempat itu mencuri – curi pandang ke arah Darren, mengira kalau cowok itu artis.

Lara mengambil duduk di depan Darren agar bisa melihat dan di lihat Darren. Bulan duduk di sebelah Lara. Darren langsung memanggil pelayan untuk mencatat pesanan mereka.

“Bulan, maaf ya aku sudah bikin kamu dapat hukuman dari Pak Imron” kata Darren dengan manis.

Ya ampun, dia itu baik banget sih. Mau minta maaf begitu.

“It’s cool, Darren. Toh ini juga udah di traktir juga” balas Bunga dengan sikap santainya seperti biasa.

“Syukur deh kalau begitu. Setelah ini kalian ada acara?”

Batin Lara bersorak – sorai memakai pom – pom. Yess... Another step! “Nggak ada”

“Aku ada”

Lara menoleh ke arah Bulan, memasang wajah kecewa padahal Batin Lara menyembah berterimakasih pada Bulan. Oh Bulan, kamu memang teman yang baik dan sensitif. Kencan berdua sama Darren...

“Memang acara apa Be?”

“Mau ketemu Mbak Steffy di Butik.”

Darren menghela nafas berat dan melihat Lara dengan pandangan menyesal. Why? “Sebenarnya sih mau ngajakin kalian berdua nonton. Tapi kalau Bulan nggak bisa ya gimana lagi. Terpaksa batal”

Lara langsung patah hati. Sisi sensitif Lara menangis sedangkan Batin Lara langsung menatap memohon ke arah Bulan. Batin Lara gagal karena Bulan tidak melihat kearahnya. Bulan kejam!

“Memang kenapa harus batal? Pergi aja berdua”

Lara melihat ke arah Darren tapi cowok itu masih memakai ekspresi yang sama, “Aku nggak enak harus berduaan sama Lara. Nanti kalau ada yang lihat kan gawat”

Lara cengok mendengarkan alasan Darren. Gawat? Gawat kenapa? Apa Darren malu ketahuan jalan dengan Lara si anak biasa?

“Maksudmu?”

“Aku takut kalau nanti ada yang lihat kami Cuma berdua, yang lain salah paham dan memusihi Lara. Bukannya sombong, tapi kalian tahu kan gimana ganasnya cewek – cewek itu kalau ada yang dekat sama aku”

Sisi sensitif Lara langsung bahagia. Oh... dia peduli toh sama aku. So sweet... Batin Lara mendengus sebal. Cewek – cewek di sekolah mereka memang menyebalkan semua. Mereka tidak suka kalau Darren di miliki secara eksklusif. Darren adalah milik bersama sampai ada janur kuning melengkung. Mereka tidak segan – segan menghabisi siapapun cewek yang merasa memiliki Darren. Itulah kenapa Darren masih available di pasaran meski dia super cakep.

Lara langsung melancarkan tatapan super memelas, gabungan antara sisi sensitif Lara dan Batin Lara sehingga Bulan tidak bisa menolak. “Lain kali aja deh kalau ada satu orang lagi supaya aku nggak kayak kambing congek sendirian”

OH Ternyata...Where stories live. Discover now