Friend or foe

164 7 0
                                    

From: Darren

Aku senang kalian sudah baikan lagi.

To: Darren

Thank you. Aku juga senang :D

From: Darren

Jadi aku bisa ngajak kamu makan lagi?

To: Darren

Eh? Serius?

From: Darren

Serius. Kamu nggak mau?

To: Darren

Mau kok. Kapan?

From: Darren

Jum’at minggu ini. Jam 4 sore. Kamu suka makan apa?

To: Darren

Apa aja

From: Darren

Kalau gitu di cafe kenalanku aja. Di sana spagetti-nya enak.

To: Darren

Oke. Alamatnya?

Lara tersenyum lebar melihat ponselnya. LARA DIAJAK KENCAN DARREN! OH GOD!. Teriak Batin Lara menggunakan Toa dalam hati karena tidak mungkin dia berteriak kencang di dalam rumahnya pukul 9 malam. Lara langsung teringat seseorang. Lara membuat pesan baru dan memilih kontak Bulan.

To: Bulan

Lan, Aku di ajak makan sama Darren! Kamu HARUS ikut. Jum’at sepulang sekolah di Cafe Blink.

From: Bulan

Aku jadi kamuflase lagi nih? Third wheel?

To: Bulan

Please... Btw, Apaan tuh Third wheel?

From: Bulan

Orang ketiga

To: Bulan

Ehehe... Kan teman. Please... kamu nggak mungkin kan ngebiarin aku dibantai fans Darren

From: Bulan

Iya deh.

To: Bulan

Thank you. You really are my friend

“Ukuran kita hampir sama jadi yang ini pasti masih bisa di tolelir” kata Bulan sambil mengeluarkan atasan berwarna coklat muda dan rok asimetri.

“Polos semua?” tanya Lara ragu

“Itulah kenapa kita butuh aksesori” jawab Bulan yang menunjukkan kerah berrenda, pita dan mutiara imitasi.

Lara tersenyum lebar dan segera mengganti bajunya. Bulan membantu dengan mengkeriting rambut Lara dan mengaplikasikan make up nude. Lara tersenyum saat melihat bayangannya dan Bulan di cermin tinggi dan lebar di walking closet Bulan. Dia sudah tidak terlihat seperti cewek biasa di sebelah Bulan. Bulan sendiri memakai celana jins pendek berwarna hitam dan sweater lengan panjang dengan pundak terbuka yang memperlihatakan pudak mulusnya yang berwarna coklat tua.

“Sudah?” tanya Bulan dengan senyum geli di wajahnya karena melihat Lara yang berkali – kali melihat bayangannya di cermin

“Sudah. Ayo berangkat”

Bulan mengambil tas slempang berwarna coklat dan menyerahkannya ke Lara, “Pakai ini. Lebih cocok”

Lara menyeringai lebar, “Makasih Bulan”

Lara dengan semangat memindah barang – barangnya ke tas yang di berikan Bulan. Mereka berangkat memakai mobil Bulan yang dipakai hanya kalau dibutuhkan. Satpam yang biasanya berjaga di depan rumah Bulan di daulat Bulan menjadi supir mereka. Bulan tidak bisa naik mobil sendiri padahal menurut Lara akan lebih keren kalau Bulan menyetir sendiri.

OH Ternyata...Where stories live. Discover now