BAB 1

36 0 0
                                    

Nama gue Rafa Fauzan Kamil gue sekolah SMA kelas 3 jurusan IPA dan gue tinggal dengan kedua orang tua gue walaupun gue bandel tapi gue tetap taat agama.

setiap pagi gue ngeliat Mama gue menuangkan kopi untuk Papa, kadang gue berfikir wanita mana yang akan menungkan secangkir kopi untuk gue dipagi hari pada saat gue berumah tangga nanti.

pagi yang cerah dengan dedaunan yang dibasahi embun pagi, membuat suasana pagi menjadi sejuk, gue setiap pagi jogging, sehabis joging gue berangkat kesekolah dengan motor gue yang keren dan gede ini. gue juga udah punya pacar namanya Adila dia cantik, manis, tapi cerewat walaupun cerewat dia tetap manis,... ets satu lagi dia matre.

Flesbeck..

gue dan Adila jalan-jalan ke mall...

"Sayang aku mau itu..." Adila meminta kalung berlian yang mewah dan mahal di sebuah tokoh

"Udah deh, kan kemarin aku udah beliin mutiara yang harganya 100juta" kataku lemas

"Iya udah kalau kamu gak mau, kita putus.." ngambek

"Eee.. jangan gitu doang sayang, oke oke kita beli berlian itu" aku dengan bogonya mau aja di kadalin sama dia yang matre.

Kalau aku flesh beck pasti nyakitin banget karna Adila yang super matre dan ngejengkelin..

Suatu ketika Papa bangkrut yang membuat aset dan segala isi-isinya habis disita Bank karna Papa banyak hutang. kami sekeluarga pun jatuh miskin tinggal dirumah yang kecil dan sempit. tapi itu semua tidak membuat kelaurga kami hancur. kami tetap mulai dari nol lagi merintis bisnis ketring karna mama mempunyai 1000 resep masakan rahasia.

gue tidak punya motor gede lagi, jadi sekarang gue hanya punya motor pespa butut yang gue beli dari hasil uang tabungan gue. dan karna gue jatuh miskin gue di putusin sama pacar gue.. pada saat gue dan adila mau jalan-jalan, di tengah jalan motor gue mati tiba-tiba.

"Ihh.. kamu ini gimana si? motor butut pun dipakai" kata Adila kesal dan turun dari motor

"Sayang yang pentingkan motor" aku meyakinkan Adila

"Kalau gini terus kita putus.." adila meninggalkanku dengan motor bututku

"Dila..Dila..." teriakku sembari mendorong motorku.

BERSAMBUNG...


MENANTI SECANGKIR KOPI CINTA ( a CAP of COFFE waiting for LOVE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang