Hai guys!! akhirnya saya balik lagi dengan Versi baru cerita ini, ada beberapa yang dirubah (Cuman dikit tapi) ok silahkan membaca ^^
ⓔⓝⓙⓞⓨ ⓘⓣ
"Louisa wake up, we gotta go!."
"Uuuh Mom I'm so tired" Ujar ku sambil menarik selimut hingga menutupi seluruh wajah ku.
"It's important Louisa" Ujar Mom terus menggoyangkan bahu ku.
"huuuahh...We'll go where Mom??" Kata ku yang akhirnya menyerah dan bersandar di kepala ranjang.
"I can't explain it right now..! come on wake up..!" Jawab Mom sedikit terbata.
"Just tell me Mom" Kata ku memaksa.
"But I can't, so hurry up!."
Aku langsung terbangun dan mengambil ransel yang tergantung di dinding. Aku memasukan barang-barang yang menurutku penting, Mom langsung keluar dari kamar setelah melihatku terbangun, mungkin dia juga melakukan hal yang sama sepertiku membawa barang-barang yang menurutnya penting. Pagi ini menjadi pagi yang di warnai tergesa-gesa, aku tak tahu sebenarnya apa yang terjadi pada Mom hingga ia seperti itu.
"Louisa, cepat!" Ujar Mom yang sudah berada di ambang pintu.
"Iya, Mom!." Jawab ku tergopoh-gopoh dengan ransel yang bertengger di bahu kanan.
"Pakai ini" Mom menyodorkan mantel coklat muda padaku.
"Thanks Mom" Kata ku dan langsung mengenakan mantel yang ia berikan.
"Iya, Mom sudah menyiapkan mobil dibawah. Ayo!" Ujarnya dan berlari ke arah garasi.
Pagi yang benar-benar dingin, di musim salju yang menemani aku dan mom dalam perjalanan yang tak tentu arah ini. Aku terus meniup-niupkan nafas dan menggesekan kedua telapak tanganku agar terasa hangat.
"Mom bisakah kita berhenti di sebuah cafe?"
"Tidak bisa sayang, kita harus cepat! ini bukan waktunya untuk bersantai di cafe" Ucap Mom tanpa menoleh padaku.
"Aku kedinginan, bahkan kita belum sarapan!" Ujar ku sedikit kesal.
"Mom sudah membawa coklat panas di belakang" Dan aku langsung menoleh kearah jok penumpang dimana coklat panas itu berada, tanpa berfikir panjang lagi aku langsung pindah ke belakang dan menikmati kehangatan coklat panas yang masih mengepul di dalam termos kecil. Disini juga ada beberapa roti dan makanan lainnya.
"Mom kau benar-benar menyiapkan semua ini, terimakasih"
"you're welcome dear"
Ada apa dengan semua ini? mengapa mom membangunkanku di pagi buta? apa yang mom sembunyikan dariku?, aku ingin menanyakannya sekali lagi pada mom tapi mungkin ia benar, ini bukan waktu yang tepat. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa kuutarakan pada Mom saat ini terus bermunculan di benakku, dan itu membuatku mengantuk mengingat mom yang membangunkanku ku di saat mataharipun masih bersembunyi.
***
"Loui, bangun sayang. Kita sudah sampai" Ujar Mom sembari menepuk pipi dengan lembut. Dengan perlahan aku mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya yang masuk ke kornea mata.
"Ayo kita turun" Ujarnya lagi. Dan aku pun mengikuti perintahnya. Tidak lupa, aku menarik keluar ransel yang berisikan barang-barang pribadi ku.
"Apakah rumah ini yang akan kita huni mom?" tanya ku sambil mengamati bangian luar rumah. Rumah bercat putih dengan permukaan dinding yang dihiasi batu-batu pipih berukuran sedang namun, batu-batu itu menonjol dan berjarak antara satu dengan yang lainya. Ada undakan kecil sebelum sampai di teras. Tepat di bawah kamar yang bertirai putih ada sebuah garasi mobil.
"Yes honey, ini adalah rumah mom dulu. Apa kau menyukainya?"
"emmt yes mom."
"good" Ujarnya sambari menyeret koper hijau kecil miliknya.
Saat masuk kedalam, aku langsung di suguhkan dengan ruangan yang bernuansa begitu hangat. Ini akan menjadi termasuk rumah favoriteku. Aku langsung masuk ke dalam kamar, di sana sudah ada kasur yang hanya muat untuk satu orang, tidak lupa lemari kayu berukuran sedang dengan ukiran manis di setiap sisinya, dan sebuah kaca rias yang terbuat dari kayu jati. Dinding kamar ini berwarna biru muda "menarik" batinku bersuara, sepertinya ini kamar Mom dulu. Aku ingin melihat keluar jendela hanya saja cuacanya sangat dingin jadi kuurungkan niatku untuk membuka jendela yang tepat berada diatas ranjang.
Ku sudahi acara mengamati ruangan ini dan mulai masukan baju-baju yang ku bawa ke dalam lemari, lalu ku lanjutkan dengan meletak barang-barang kecil di meja kaca rias. Setelah selesai membereskan barang yang ku bawa, aku berniat untuk keliling melihat rumah yang baru ku tinggali.
"Hi Mom! what are you doing?"
"Mom sedang memasak daging asap untuk makan malam, apa kau ingin Mom membuatkan sesuatu untukmu??"
"No, thanks Mom, aku ingin melihat suasana baru di rumah ini."
Rumah ini memang tidak besar, bahkan sangatlah mini malis dengan lantai dan atap yang terbuat dari kayu, membuat rumah ini terkesan hangat dimusim salju yang sangat mengigit. Disini juga ada perapian yang disampingnya terdapat sofa merah clasik berbahan bludru. Tidak ada tv hanya ada sebuah radio berukuran sedang yang terpajang di pojok kanan, mom memang pencinta barang-barang kuno mungkin karena bentuknya yang unik. Di atas perapian terpajang dua lukisan abstrak yang terpaku di dinding.
Aku ingin mendudukan bokong ku diatas sofa merah itu, aku ingin merasakan hangatnya kayu yang terbakar di perapian tersebut tapi saat aku berjalan dan tepat berada di depan perapian yang jarak setengah meter dari tempatku berdiri, aku tersandung dengan kaki ku sendiri yang menyebabkan aku terjerembab kearah perapian yang membakar kayu-kayu kering, dan anehnya aku hanya merasa pusing karena kepalaku terbentur pada balok kayu di dalam perapian. Harusnya aku merasakan panas karena tanganku berada di dalam perapian......sampai aku dikejutkan karena pekik an Mom.
"Ya tuhan, Louisa ada apa denganmu??" Dengan sigap Mom langsung membantuku berdiri.
"Apa tanganmu tidak apa-apa sayang?" Aku hanya bisa termenung saat melihat tanganku yang sama sekali tidak terluka sedikitpun. Ini sangat aneh, harusnya tangan ku melepuh atau paling tidak ada luka bakar walaupun hanya sedikit.
"Sayang jawab pertanyaan Mom, tadi mengapa kau bisa sampai jatuh dan tanganmu mengenai perapian?" Tanya Mom lagi.
"Aa..aku..aku tadi hanya berjalan untuk duduk di sofa merah itu tapi saat aku berjalan aku tersandung kaki ku sendiri" ujar ku yang masih terkejut dengan kejadian tadi.
"Apa tanganmu tidak apa-apa? Mom ingin melihatnya" Kata mom sambil menarik tanganku, dan aku melihat ekspresi terkejut dari mom yang langsung dia tutupi dengan senyuman.
"Syukurlah jika kau tidak apa-apa. Ayo kita makan malam, daging asap sudah menunggu kita di meja" Ucapnya sambil menarik tanganku, entah apa yang aku rasakan tapi aku merasa Mom mengalihkan tentang kejadian tadi.
To Be Continue
JANGAN LUPA VOTE+COMMENT YA GUYS!!!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireproof
FantasySemenjak aku berusia 17 tahun kejadian aneh itu mucul.... Kejadian aneh Itu dimulai saat aku ingin menghangatkan tubuhku didekat perapian.... Dan setelah Itu hidupku berubah...! Attention Please...!!! [Dilarang keras meng copy seluruh isi cerita ini...