Juna memejamkan matanya dan mengingat kembali ciumannya dengan Kinan. Sial, hanya dengan memikirkannya saja telah membuat kejantanannya kembali mengeras.
Sudah satu minggu sejak insiden ciuman itu, tapi rasa bibir Kinan seolah masih tertinggal. Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana harum napas Kinan, bagaimana rasa manis bibir Kinan, bagaimana lembutnya bibir itu.
Juna bangkit dari duduknya dan mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Bagaimana dia bisa begitu bodoh dengan mencium istri orang??
Kinan.
Sudah sejak pertemuan pertamanya dengan Kinan, gadis itu entah kenapa membangunkan bagian hatinya yang sudah lama tidur. Juna tidak pernah merasakan ada seorang wanita yang bisa membuatnya selalu memikirkannya. Selama ini, dia hanya sekedar memanfaatkan tubuh para wanita untuk memuaskan nafsunya. Dia tidak akan pernah mengijinkan seorang wanita pun menyusupi hatinya, karena hatinya sudah milik seseorang. Seseorang dari masa lalunya. Seseorang yang bernama hampir mirip dengan Kinan.
Tetapi ada apa dengan Kinan? Kenapa gadis itu bisa dengan mudahnya menyusupi hatinya? Dan kenapa gadis itu sudah menikah bahkan mempunyai anak?
Juna memakai jasnya dan keluar dari ruangannya. Hari ini dia harus ke kantor karena ada meeting penting dengan calon investor dari Jepang. Pertemuan itu sudah berakhir satu jam yang lalu, ia merasa butuh pergi dari kantor sekarang.
"Andhara, saya keluar sekarang. Tolong beritahukan pada Nakula," perintahnya pada Andhara, sekretarisnya. Andhara mengangguk dan Juna melesat pergi.
Ia butuh kopi sekarang, teapi kopi yang paling enak hanya kopi yang ada di cake shop Kinan. Dan dia tidak mungkin ke sana. Wanita itu menghindarinya. Dia tahu itu.
Biasanya mereka akan bertemu di lobi atau di lift, tetapi seminggu ini, jangankan bertemu di lobi, Juna pernah sengaja menunggu Kinan di depan pintu selama dua jam dan wanita itu tidak muncul-muncul juga. Mereka seolah menghilang dari sana. Dan Juna sangat merindukannya.
Haruskah Juna pergi ke cake shop Kinan sekarang? Apa wanita itu akan mengusirnya jika dia pergi ke sana?
Setelah terjadi perdebatan antara hati dan otaknya, akhirnya Juna memutuskan pergi ke rumah orang tuanya. Selama dua tahun dia tinggal di Jakarta, dia sangat jarang mengunjungi orang tuanya. Juna memang tidak terlalu dekat dengan keluarganya karena dia sudah diasuh neneknya semenjak dirinya kecil. Karena kepergian Yudis lah, akhirnya dia pulang dan membantu perusahaan ayahnya yang ditinggalkan Yudis.
Yudis.
Sejak kecil, Juna selalu mengagumi Yudis. Yudis itu.... sempurna. Dia pintar, dia patuh pada orang tua, dia santun, dia rajin, dan entah apalagi yang harus Juna sematkan padanya.
Juna kehilangan Yudis saat lelaki itu pergi. Walaupun mereka berjauhan, Yudis sangat rajin menghubunginya. Kakaknya itu bercerita bahwa dia akan menikah dengan pacarnya yang katanya bernama Kee. Juna ikut bahagia untuknya. Yudis pantas mendapat kebahagiaan itu. Tetapi kabar kepergiaannya yang tiba-tiba menyentak hati Juna. Apalagi saat dia tahu penyebab kepergian Yudis karena akan menjemput tunangannya ke bandara.Juna membenci perempuan itu. Perempuan itu yang membuat Yudis meninggal. Perempuan itu yang membuatnya kehilangan Yudis. Membuatnya tidak punya kakak lagi. Membuatnya memikul tanggung jawab di perusahaan yang ditinggalkan Yudis. Sampai saat ini, Juna belum berani masuk ke kamar Yudis. Sama sekali.
"Bunda?" ucap Juna saat memasuki rumah besar yang lengang itu.
"Juna!!" Teriak bundanya entah dari sudut rumah yang mana.
"Bunda di mana??" Juna ikut berteriak.
"Di dapur, Sayang!"
Juna melangkah ke dapur dan menemukan bundanya sedang berkutat di dapurnya yang luas. Juna memeluk bundanya dari belakang dan mencium pipinya. "Bunda buat apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE and MACARONS (Tersedia Cetak Dan E-Book)
Ficción GeneralTERSEDIA EBOOK di PS, KUBACA APP, KARYAKARSA Temui Kinanthi. Wanita cantik 24 tahun pemilik cake shop yang tidak berani untuk jatuh cinta lagi. Temui Arjuna. Lelaki tampan 27 tahun seorang dokter anak yang tidak bisa move on dari cinta pertamanya. S...