Chapter 1

10.8K 386 14
                                    

Haloo.
Cuma info. Ini ceritanya lebih ke tentang kekeluargaan sama persahabatan dari pada lope-lopenya:'v

Tapi nanti ada kok bagian romancenya.

Oke. Just info aja. Thankyou.

Happy Reading~

--------

"SANNYYY~~~" jerit Augie. Gue natap Augie-Sahabat gue- dengan tatapan kesal.

"Apaan sih lo? Ga liat gue lagi baca komik? Ganggu aja." gerutu gue sambil nerusin baca komik.

Dan Augie dengan seenak jidatnya narik komik gue terus ngelempar jauh-jauh. Gue membelalakan mata.

"Maksud lo ape? Buang-buang komik gue? Lo ngajak perang pagi-pagi? Lo pikir beli komik ga mahal? Dan ap--"

Ucapan gue belom selesai. Tapi Augie bekap mulut gue.

"Nyante aja oke?"

Gimana mau nyante?

Tangan dia yang bau ikan asin itu masih nempel di bibir gue.

Belom lagi komik gue yang gue kumpulin dengan susah payah. Di buang sama dia.

Terus sekarang bibir dia yang doer itu nyuruh gue nyante?

Hell.

"Apaan sih? Jauhin tangan lo."

Augie jauhin tangannya.

"Itu tangan ga di cuci berapa hari? Bau banget buset." kata gue sambil mungut komik gue yang 'dianiaya' sama dia.

"Woopss. Nyante nape sih. Seloo Sanny sayang. Gini gue mau bicara-"

"Selo mata lo sompret. Lo dateng teriak-teriak. Trus buang komik gue. Mau lo apa sih?"

"Gue mau bicara sma lo."

"Ya bicara aja."

Pletak.

Augie ngejitak gue. NGEJITAK. Yang salah di sini dia. Kenapa dia yang ngejitak gue? Baru aja gue mau protes. Augie motong.

"Gimana gue mau bicara? Mulut lo dari tadi cerocos mulu kayak bebek."

"Yaudah bicara. Tentang apa? Penting ga? Awas aja kalo ga penting."

"Ini tentang sahabat kita yang kalem itu. Nana. Dia belom dateng kan?"

"Udah dateng kok. Di sini orangnya."

Gue sama Augie noleh. Dan ngeliat Nana yang selalu masang muka datar.

"Eng..lo..engg...anu..." Augie gugup garuk-garuk rambutnya. Yang mungkin ada kutunya.

"Apa?" Nana natap Augie dengan tatapan intimidasi.

"Anu..ini tentang lo Na. Lo...engg..udah--"

"Udah apa Gie?" Nana masih masang muka mengintimidasi sama muka datarnya.

Bayangin aja. Bahkan ini lebih ngeri dari pada lo di interogasi sama Pak Imran-Guru BK.

"Lo Na. Lo...eng...udah sarapan belom?"

"Udah. Gue yakin bukan itu yang mau lo omongin." Masih dengan muka datarnya itu.

"Ah iya. Gue nyerah. Na. Lo jujur ma kite ye. Lo kan sahabat kite. Masa iya lo ga jujur ma kite."

Nana ngangkat alisnya satu.

"Maksud lo apa?"

"Lo pacaran sama Andrian kan? Anak IPS XI-2."

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang