"...Cat....woy...bangun..."
Gue cuma bergumam. Dan lanjutin tidur lagi.
"Woy. Bangunnnn."
"Iya Bang Raham! 5 menit lagi."
Hening.
Gue tersentak. Gue langsung keduduk dan mengucek mata sebentar. Gue ngeliat ke arah Nando.
"Nando?"
"Iya. Ini gue."
Gue menghela nafas.
"Kenapa? Kecewa karena bukan abang lo?"
"Bisa jadi begitu. Gue kangen sama mereka termasuk Justine."
Nando mengkerutkan keningnya.
"Justine?"
"Adek gue. Tapi rasanya kalo ketemu dia gue binggung harus ngomong apaan."
"Lah? Yah sikap sewajarnya lah. Kan lo kakaknya."
Gue terdiam.
"Bukan kakak kandung. Dan dia suka sama gue."
"Ya wajarlah. Kan lo kakaknya."
Gue menghela nafas kasar.
Ini anak bloon banget sih.
"Dia suka gue sebagai seorang 'wanita' bukan seorang 'kakak'."
Nando tertegun.
"Sister complex?"
"Mungkin iya. Mungkin tidak. Karena gue ga ada hubungan darah sama dia kan."
Nando cuma mangut-mangut.
"Kenapa lo ga cerita masalah ini kemaren?"
"Ini hanya masalah sepele. Btw, kenapa lo ada di sini? Jangan-jangan?" gue natap dia horor.
Plak.
Nando nabok jidat gue. Dan gue cuma meringis.
"Jangan berpikir yang engga-engga deh. Gue kesini bawain lo sarapan. Sekalian mau bangunin lo ke sekolah."
"Cielah, perhatian banget sama gue." Gue nyengir lebar.
Dan tiba-tiba gue ngerasa ada yang janggal.
"Sekolah?"
"Iya. Lo harus sekolah. Walaupun lo kabur belom lagi lo mau olimpiade."
"Gue ga kepikiran sampek sana. Kalo disekolah gue bakal ketemu sama mereka dong. Dan lagi pula gue ga ada bukunya. Semua ada di rumah gue. Satu lagi, lo tau dari mana gue olimpiade?" jelas gue panjang lebar.
Nando menghela nafas panjang.
"Pas kita rebutan buku kemaren lo ada bilang. Jadi lo ga mau sekolah?"
Gue menggeleng.
"Lo ga sekolah. Besar mau jadi apa?"
Bener juga sih. Ga mungkin seterusnya gue numpang ditempat dia.
Gue cuma diem.
"Pindah sekolah mau?"
Gue langsung melotot ke arahnya.
"Lo gila? Kalo pindah sekolah kita butuh uang dan wali." kata gue sambil natap dia dengan tatapan ga percaya.
"Kan ada gue. Gue yang bayarin semuanya."
"Cielah. Sekaya apa sih orangtua lo?"
Gue mendengus. Dan gue teringat sesuatu.
"Umur lo berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret
Teen FictionHanya bercerita tentang kehidupan seorang gadis yang bahagia menjadi berantakan karena terungkapnya sebuah rahasia yang menyakitkan. Karena rahasia itu selalu menyakitkan. Jika tidak, tidak akan ada yang namanya rahasia. - Sanny Cathrine Prasteyo. W...