Bel pulang sekolah udah bunyi 5menit yang lalu. Tapi gue masih betah dikelas karena males nungguin Nando di depan gerbang karena takut nanti ketemu Bang Raham.
Drrt drrt
Gue ngecek Iphone gue dan ternyata
'Nando calling.'
"Halo?"
"Halo. Gue udah sampek di depan gerbang nih. Buruan keluar panas tau."
Gue bangkit berdiri dan jalan menuju gerbang.
"Tumben lo telefon. Biasa juga ngeline." Kata gue terkekeh.
"Kalo ngeline tar lo lama."
Langkah gue mendadak berhenti ketika melihat dua orang yang sangat gue kenal. Justine sama Augie. Mereka ngobrol sambil tertawa.
Gue ga suka. Bukan berarti cemburu. Hanya aja. Gue ga mau nasib Justine sama kayak gue. Berlebihan? Hanya untuk menjaga-jaga apa salahnya?
"Halo. Cathrine? Lo masih disana kan?"
Tanpa memperdulikan telefonnya Nando. Gue jalan dan tepuk tangan. Dan refleks mereka ngeliat gue dengan pandangan kaget. Gue tersenyum miring ke arah Augie.
"Oh. Jadi setelah nyoba ngehancurin hidup gue, sekarang mau nyoba ke Justine?"
Augie nunduk. Justine natap gue dengan tatapan heran.
"Mungkin lo dulu bisa nipu gue dengan topeng lo itu. Tapi sekarang ga bisa. Jangan nyoba buat ngehancurin hidup adek gue. Cukup gue." Kata gue sinis.
"Gue ga bermaksud kayak gitu. Dan lo bilang apa? Adek? Lo cuma anak pungut San. Lo harus bangun dari mimpi lo itu."
Gue menggeram. Gue kira Augie udah menyesal atas kejadian kemaren. Dan ga nyari gara-gara sama gue lagi. Ternyata kemaren dia memakai topengnya lagi saat meminta maaf ke gue. Mungkin dia dipaksa Nana. Justine natap Augie dengan tatapan tidak percaya.
"Lo ga pantas ngomong kayak gitu Gie. Dia tetep kakak gue." kata Justine ikut-ikut walaupun dia ga tau apa-apa disini.
"Apa? Kenapa ? Lo ngebelain dia Just? Karena lo cinta sama dia kan?"
Gue ngerasa Justine menegang.
"Lo!" desis gue.
"Apa?" Jawab Augie menantang.
"Lo mungkin boleh nyakitin gue. Tapi engga sama adek gue. Jangan pernah macam-macam sama adek gue."
"Macam-macam? Engga kok. Gue hanya akan menyebar fakta tentang Justine mencintai kakaknya sendiri. Pasti asik kan?"
"Jangan coba-coba ngelakuin itu Augie Audriana." kata gue sambil nahan emosi.
Sabar Sanny. Dia hanya seorang anak psycho.
"Gue ga bakal nurut. Lo liat aja besok. Beritanya udah bakal nyebar." kata Augie ketawa licik.
Saat dia ingin pergi. Gue tarik rambutnya kuat sampai dia terhuyung kebelakang.
"Jangan coba main-main sama gue Gie. Gue bukan Sanny yang dulu hanya diam saat diperlakukan seperti itu." Desis gue tajam.
Gue narik rambutnya lebih kuat lagi. Augie meringis.
"Kak Sanny. Udah. Jangan dijambak."
Gue ga mengubris perkataannya. Dan tiba-tiba Augie ngebalas jambakan gue. Dan terjadilah pertengkaran antara gue sama Augie.
Justine udah nyoba pisahin gue sama Augie. Tapi malah dia yang jadi terdorong.
Tiba-tiba Nando datang dan membelalakan matanya ngeliat kejadian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret
Novela JuvenilHanya bercerita tentang kehidupan seorang gadis yang bahagia menjadi berantakan karena terungkapnya sebuah rahasia yang menyakitkan. Karena rahasia itu selalu menyakitkan. Jika tidak, tidak akan ada yang namanya rahasia. - Sanny Cathrine Prasteyo. W...