"Dek."
Gue manggil Justine yang lagi duduk di sofa sambil main PSnya.
"Iya kak?"
"Kakak mau pergi dulu yah?"
Justine nge-pause gamenya.
"Mau kemana kak? Udah malem loh." tanya Justine khawatir.
Gue tersenyum dan ngacak-ngacak rambutnya.
"Mau pergi bareng temen. Lo gapapa gue tinggal sendirian?"
"Gapapa kak. Kakak mau pergi sekarang? Ga mau tunggu bang Raham aja? Nnti lo di gangguin hulk-hulk lagi loh kak." kata Justine nakut-nakutin.
"Ga usah nakut-nakutin deh dek. Udah yah gue pergi dulu. Kalo Bonyok pulang atau Bang Raham pulang. Bilangin gue pergi bareng temen yah?"
"Mau kasih gue apa, kalo gue nyampein pesannya?"
"Gitu banget ye lo dek. Tar gue traktir beli kaset Ps deh. Okeoke?"
"Bener yah? Gue tunggu janji lo kak."
"Yaudah gue pergi dulu yah." Gue ngedipin mata ke Justine. Dan Justine cuma memeletkan lidahnya.
Gue pergi ke depan halte bis.
Walaupun gue masih takut sama kejadian yang hulk itu. Tapi setidaknya gue udah di ajarin Justine sedikit jurus bela diri.
Gue pun masuk ke bis. Dan pergi ke Coin Cafe. Setelah sampai di sana. Gue lansung duduk di tempat favorite gue. Deket jendela.
"Mba. Mau pesan apa?"
"Milkshake nya satu yah mba. Itu aja dulu."
Pelayannya pergi. Gue liat jam tangan.
7:20
Gue ngambil Iphone gue dari tas. Rencananya mau telefon kedua sohib gue. Kenapa belum datang. Dan pas gue liat. Ternyata ada beberapa Line dari grup 'Cewek Cans'.
7:11
Augie : maaf gue ga bisa dateng mendadak ada acara. Maaf banget.7:15
Nana : sanny. Maaf banget. Ini gue juga tiba-tiba ada acara mendadak maaf banget yah.Gue gigit bibir bawah gue kesel.
Kenapa ga dari tadi coba kasih taunya.
Salah gue juga sih. Ga ngecek Handphone dari tadi.
Ah sudahlah.
Pelayan datang bawa milkshake.
Gue minum dikit. Terus bayar. Dan pulang.
Ngapain lagi gue di cafe kalo ga ada mereka berdua.
Tar gue dikir jones lagi.
Ya walaupun faktanya begitu.
Gue kembali ke rumah. Pas sampek depan rumah. Gue kaget setengah mati karena denger teriakan Papa.
"JUSTINE!"
"Apa pa? Papa mau marah aku? Salah aku apa? Aku hanya mencintai dia. Apa salahnya?" Suara Justine naik satu oktaf.
Ada apa? Ada masalah apa? Kok gue ga tau apa-apa tentang ini?
Justine mencintai seseorang? Tapi siapa orang itu? Kenapa papa sampai semarah itu?
Gue buka pintu. Dan pemandangan yang sangat langka gue liat di sini.
Papa mukanya keliatan sangat murka.
Mama sekarang ada di pelukan papa sambil berlinang air mata.
Bang Raham keliatan kacau.
Justine keliatan sama kacaunya kayak Bang Raham.
Dan mereka ga nyadar kalo ada gue di sini.
"Justine. Lo salah. Lo salah karena mencintai orang yang salah." kata bang Raham mencoba sabar.
"Kenapa? Apa salahnya sama cinta gue? Apa mencintai orang itu salah?" kata Justine frustasi.
Gue baru aja mau masuk dan nenangin Justine. Sebelum kata-kata yang membuat gue pengen pingsan seketika.
"YAH JELAS LO SALAH JUSTINE. BUKA MATA LO LEBAR-LEBAR. ORANG YANG LO CINTAI ITU KAKAK LO SENDIRI. SANNY." bentak Bang Raham.
Justine? Mencintai gue? Sister complex?
Pikiran gue sekarang melayang entah kemana-mana.
Belom sempat gue sadar dengan kejadian ini.
Sebuah kenyataan menyakitkan terungkap.
"Abang pikir. Aku ga tau. Kalo Kak Sanny itu Bukan anak kandung papa mama?" kata Justine tersenyum miring.
DORR!
Dan saat ini juga. Gue ngerasa pengen menghilang dari muka bumi ini.
Plak.
Mama nampar Justine. Semua orang kaget. Termasuk Justine.
"Jangan pernah berani bilang itu di depan kita. Dan satu lagi. Jangan pernah ungkit ini di depan Sanny. Jangan biarkan dia tau." kata Mama dingin.
"Aku udah tau kok semuanya." kata gue dengan tenang.
Sangat tenang.
Semua orang ngeliat ke arah gue. Dengan tatapan ga percaya.
"Sayang. Kamu.. sejak kapan di sana?"tanya papa khawatir.
"Sejak semua kenyataan pahit terungkap."kata gue dengan senyum pahit.
"Dan aku kecewa sama kalian. Aku pikir aku adalah orang yang paling beruntung karena memiliki kalian. Tapi ternyata aku salah." kata gue dengan masih tenangnya.
"Mengapa kalian menyembunyikannya semuanya dari ku? Di mana orang tuaku yang asli?" kata gue lagi.
Mama menghela nafas.
"Mama ga tau. Orang tua kandung kamu di mana. Mama nemuin kamu di depan pintu waktu itu. Mama ga mau kasih tau. Karena mama udah sayang sama kamu. Mama ga pengen kamu benci sama ortu kandung kamu."
Mama tarik nafas bentar. Dan buang. Papa nenangin Mama.
"Percaya lah. Mama sama Papa sayang sama kamu. Walaupun kamu bukan anak kandung kita." kata Papa
Gue mandang mereka dengan tatapan tidak percaya.
"Kalian tidak ingin aku membenci orangtua kandungku. Tapi dengan menyembunyi kan semua ini. Kalian malah membuatku menjadi membenci kalian."
---
Holaaa.
Gimana? Feelnya dapet?
Kalo ga. Maaf banget deh yah
Jangan lupa Vommennya.
Thankyou^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret
Teen FictionHanya bercerita tentang kehidupan seorang gadis yang bahagia menjadi berantakan karena terungkapnya sebuah rahasia yang menyakitkan. Karena rahasia itu selalu menyakitkan. Jika tidak, tidak akan ada yang namanya rahasia. - Sanny Cathrine Prasteyo. W...