"Lo udah siap?" tanya Nando.
Gue mengangguk ragu. Saat ini gue lagi di parkiran basement mau siap-siap ke sekolah di anter Nando.
Gue menghembuskan nafas bentar.
"Sekolah lo di mana?" tanya gue.
"Kenapa? Buruan naik. Tar telat."
"Sekolah lo dimana?"
"SMA Ir.H.Juanda."
Gue melongo.
"Itu beda arah sama sekolah gue. Kalo lo nganter gue lo bakal telat. Gue mending naik taksi aja."
Baru aja gue mau melangkah pergi, Nando narik tas gue.
"Naik."
"Tapi-"
Gue terdiam pas Nando natap gue tajam. Gue pun naik. Motor jalan dan sampai digerbang sekolah gue.
"Tar kalo udah siap telefon gue atau Line gue yah. Belajar yang bener. Jangan peduliin orang lain."
Nando nepuk-nepuk pala gue. Dan gue cuma nunduk malu.
"Lo masuk sana."
"Lo duluan aja yang pergi."
"Lo masuk dulu."
"Okeoke. Gue duluan yah. Makasih. Dadahh." Gue berjalan masuk sambil melambaikan tangan gue ke arahnya.
"Jadi itu siapa?"
Gue terkejut dan langsung liat ke arah orang yang ngomong sama gue. Dan itu Nana.
Gue cuma ngeliat dia sebentar dan ngelanjutin jalan ke kelas gue.
"Lo kemaren kemana? Keluarga lo nyariin lo. Kita semua khawatir sama lo."
Gue cuma terkekeh bentar.
"Gausah sok peduli."
Setelah ngomong itu. Gue masuk ke kelas dan ngeliat Augie disana. Dia ngeliat gue terkejut. Dan gue cuma natap dia dingin.
Gue duduk ditempat gue. Nana ikut duduk disamping gue. Gue cuma cuek aja.
Bel berbunyi dan menandakan pelajaran dimulai.
"San." Panggil Augie.
Gue diem. Gue masih nulis materi yang di tulis guru di papan tulis.
"Sanny. Maafin gue." kata Augie.
"San-".
Omongannya belom selesai tapi udah gue potong dengan memanggil guru.
"Bu. Saya mau pindah tempat duduk."
"Kenapa Sanny?"
Gue natap mereka berdua.
"Saya ga keliatan tulisan dipapan tulis. Boleh saya pindah?"
"Baiklah. Kamu duduk disebelah Hanny. Hanny kamu keberatan?"
"Tidak bu." jawab Hanny.
Gue beres-beres barang gue dan pindah.
"Secepat itu lo ngelupain masa-masa kita?" tanya Nana miris.
Hati gue mencelos. Tapi gue ga peduli. Gue udah terlanjut sakit hati. Dan setelah pindah pelajaran dimulai dengan tenang.
Teng tong.
Bel istirahat. Gue pun keluar untuk ke kantin karena perut gue dari tadi udah demo.
Baru aja gue mau keluat Justine nyegat gue. Mungkin gue harus nunda acara makan gue.
"Apa?"
"Kak. Lo udah sekolah lagi yah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret
Teen FictionHanya bercerita tentang kehidupan seorang gadis yang bahagia menjadi berantakan karena terungkapnya sebuah rahasia yang menyakitkan. Karena rahasia itu selalu menyakitkan. Jika tidak, tidak akan ada yang namanya rahasia. - Sanny Cathrine Prasteyo. W...