Problems?

925 40 1
                                    

Author Pov

Yuria tengah duduk di tangga dekat ruang BP, menunggu Rizky keluar. Pikirannya kacau, ia benar2 takut kena masalah seperti ancaman Rizky tadi.

drrrtt.. drrtt...

From: Eva
Yuri, lo di cariin bos besar. Pulang kuliah lo kerja kan? Dia mau ketemu semua pegawai baru.

To: Eva
Iya va, nanti pulang kuliah gue kerja. Thanks infonya.

Send.

Yuria memasukan kembali handphonenya ke dalam tas. Ia memejamkan matanya, mencoba menenangkan diri.

'Ternyata kuliah sambil kerja itu capek. Belum lagi tugas yang berdeadline. Hm.. Tapi gue harus semangat! Gue gamau ngecewain mama yang udah banting tulang buat bayarin kuliah gue! Ya. Semangat Yuria!' batin Yuria menggebu-gebu menjadi semangat.

Clek

Pintu ruang BP terbuka, Rizky keluar paling pertama dan langsung melihat ke arah Yuria.

"Lari" ucapnya tanpa suara tapi Yuria dapat membaca gerakan mulutnya.

"Tapi kenapa?" tanya Yuria dengan bodohnya

"Cepet lari!"

Tanpa basa-basi lagi ia berlari ke lantai atas lalu bersembunyi di kamar mandi.

"Lo kenapa bro?" tanya Adnan, salah satu anggota tim basket.

"Gapapa" jawab Rizky

"Gue pasti temuin lo, Yuria" ucap Gilang sambil mengepalkan tangannya. Kesal.

"Udah-udah, sekarang kita jalanin aja hukumannya. Abis itu baru kita bully abis-abisan tuh anak satu!" ucap Leo dengan sadisnya.

"Ya"

*******

Brak

Pintu kelas di banting dengan kencang oleh Gilang. Dari informasi yang Gilang dapatkan --entah dari siapa-- dia tau kalau Yuria adalah mahasiswi jurusan Fashion Design, dan ini kelasnya.

"Mana yang namanya Yuria?" tanya Gilang dengan perasaan kesal tertahan

Seisi kelas melihat kanan kiri dan tidak menemukan anak yang di cari Gilang. Gilang yang mengerti kalau Yuria tak dikelasnya langsung berjalan pergi di ikuti teman-temanya.

Gilang Putra Dewata mahasiswa tingkat akhir jurusan kedokteran dengan umur 20 tahun. Berkat otaknya yang cerdas, tahun ini ia menjalani skripsi dan siap menjadi pekerja tetap di rumah sakit Ayahnya.

Siapa yang tak kenal Gilang? Mahasiswa berwajah tampan dengan senyum mematikan. Lekuk tubuh atletis dan berkulit bersih. Kapten tim basket yang sexy saat berkeringat. Ahhh-- ia benar-benar mendekati sempurna. Ya. Hanya mendekati.

Gilang memiliki 2 sahabat dekat. Ferdinan Oriza Sativa dan Aliza Rizky Widyatma. Mereka bertiga sudah perti saudara beda keluarga.

Ferdi, seorang anak dari pengusaha padi. Cita-cita jadi dokter tapi dipaksa kuliah jurusan Management. Jadi dia banyak belajar dari Gilang.

Rizky, seorang anak dari pengusaha batu bara. Cita-cita jadi musisi tapi dipaksa kuliah jurusan Management. Menurutnya, ini tidak sesuai dengan passionnya sehingga dia males2an dan mengandalkan Ferdi disetiap ujian.

Mereka bertiga cukup populer di kampus ini. selain kaya, mereka juga tampan & memiliki sejuta pesona. banyak wanita yang menggilai mereka. Tapi sampai saat ini mereka masih memilih untuk tidak mempunyai pasangan.

Gilang belum move on dari gebetannya waktu SMA.
Ferdi bilang mau fokus kuliah aja, gausah pacaran juga banyak yg perhatian & peduli. So kegantengan bgt emang.
Rizky ini playboy, tapi sekalinya serius sama cewek ya serius. Makanya dia bilang mau nyari yg bisa di seriusin aja.

Apa sudah cukup perkenalannya? Aku rasa cukup.

Saat ini Gilang, Rizky, Ferdi dan anggota tim basket lainnya sedang bermain basket. Hanya bermain biasa namun banyak gadis-gadis yang menonton sambil bersorak menyemangati pemainnya.

Lebay.

Maaf ya, mahasiswi disini emang lebay semua.

Brak

Oh, ternyata ada satu yang lebay plus ceroboh. Atau mungkin ini memang hari sialnya?

Yuria Pangestie. Tidak ada yang spesial dari gadis ini. Ia gadis yang memiliki masa lalu yang kelam. Orang bilang masa SMA lah yang terindah, tapi tidak baginya. Itu adalah masa terburuk dihidupnya.

Dulu, tidak ada yang mau berteman dengannya --tidak ada sama sekali. Hidupnya semakin kelam karena insiden penolakan dirinya kepada kaka kelas.

Ahh--lupakan. Saat ini Yuria tengah membereskan buku teman-temannya yang ia bawa atas perintah Pak Dean. Sepertinya dosen itu sedang mengerjainya.

"Sini gue bantuin" ucap seorang gadis yang saat ini sudah bantu membawa buku-bukunya.

"Eh? Makasih" jawab Yuria canggung. Ia selalu canggung jika ada yang mengajaknya bicara. Tapi --ia baru sadar kalau tadi pagi ia bicara dengan lancar ke Rizky. Hm.

"Lo Yuria kan? Gue Dhea" ucap Dhea sambil berjalan beriringan dengan Yuria.

"Lo kenal sama gue?" tanya Yuria dengan bodohnya.

"Kita sekelas bodoh" jawab Dhea

"Makanya berbaur, lo kenapa sih sendirian terus? Selalu duduk dibelakang dan terkesan sombong" lanjutnya.

"Bukan gitu" bantah Yuria dengan cepat

"Gue --ga terbiasa. Dari dulu gue sendirian. Ya walaupun sebenernya gue punya temen yang satu spesies sama gue, tapi dia cuma manfaatin gue. Jadi gue anggap gue sendirian" jelas Yuria.

"Tapi lo gabisa jadiin itu alasan buat ga bertemen sama siapapun. Ga semua orang kaya gitu"

"Lo gatau gimana masa lalu gue, susah buat gue percaya sama orang lain"

"Kalau gitu cerita sama gue" ucap Dhea sambil menaruh buku tadi di rak, diikuti oleh Yuria. Lalu sepersekian detik kemudian, Dhea menarik tangan Yuria untuk duduk.

"Gue gabisa cerita sama lo Dhe" ucap Yuria bingung

"Kenapa? Lo ga percaya sama gue? Gue ga akan manfaatin lo kok. Lagian td lo udah cerita garis besarnya ke gue. Gue jadi penasaran, siapa tau gue bisa bantu lo"

"Bukan gitu, tapi--"

"Jadi lo tetep gamau cerita?"

"apa gue bisa percaya sama Dhea? gue takut kejadian masa SMA keulang lagi disini" batin Yuria ragu, terbesit rasa tak percaya dihatinya.

"Yuria" panggil Dhea menyadarkan lamunan Yuria.

"Ahh-- ya?? Oke.. Gue cerita.." jawab Yuria ragu..

bersambung...

Hv done, votments yaa
©R a n a P u t r i

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang