Dia adalah mimpiku

718 38 5
                                    

Author Pov

Yuria menghela nafas panjang. Rasa sakitnya kembali terasa, seperti mengorek luka lama yang telah kering. Ingatan itu harus-nya tak pernah ia ungkit kembali.

"Lo terlalu sabar, yur" ucap Dhea iba.

"Ya, gue gapunya pilihan lain selain sabar" jawab Yuria seraya memaksakan tersenyum.

"Tapi temen lo itu keterlaluan, dia pura2 baik sama lo tapi ternyata dia yang sebenernya jahatin lo" ucap Dhea.

"Udah lah, udah ga penting juga buat dibahas" lirih Yuria.

"Emang siapa sih temen lo itu? Kaka kelas yang lo tolak juga siapa?" tanya Dhea mulai kepo.

"Eh sorry, gue balik duluan ya. Ada keperluan nih" ucap Yuria saat menerima telfon dari Eva --tanpa mengubris pertanyaan Dhea.

"Eh? Yaudah deh"

tut

"Hallo"

"Hallo. Lo dimana sih kok ga datang?!" ucap Eva sedikit teriak

"Gue baru keluar kampus nih" jawab Yuria.

"Jam segini baru keluar? Ngapain dulu sih lo---"

DEG
Mata Yuria menatap sosok itu. Sosok yang harusnya sudah ia lupakan. Omongan Eva tidak lagi di dengarkannya. Langkah kakinya pun berhenti di depan lapangan basket ini.

"Hallo!! Lo denger gue ga sih??!?!!!" ucap Eva menyentak Yuria.

Yuria sadar dari lamunannya. Dia mematikan telfon Eva dan langsung berlari ke depan kampusnya agar bisa segera pergi ke Cafe tempatnya bekerja.

Dan entah sejak kapan, air matanya menetes dan tak bisa berhenti.

******

ting

Yuria membuka pintu Cafe dengan lemas. Matanya sembab karena menangis cukup lama, kakinya lemas karena terlalu sering berlari hari ini, dan rambutnya sudah tak berbentuk. Menyedihkan.

Yuria melangkah menuju ruang pegawai untuk mengganti bajunya. Setelah berganti baju, ia langsung berjalan menuju ruang manager. Tadi Eva sms dan menyuruhnya langsung kesana.

Tok tok tok

"Permisi" ucap Yuria seraya membuka pintu.

Sepi.
Itu kata pertama yang muncul dalam fikiran Yuria saat ini.

"Masuk"

Suara bos besarnya langsung terdengar. Yuria pun masuk dan menghampiri bos-nya itu.

"Maaf pak, tadi Eva bilang pak vero menyuruh saya ke sini. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Yuria dengan sopan.

"Tidak ada" jawab Vero.

"Saya cuma penasaran kenapa kamu datang terlambat?" lanjutnya.

"Maaf pak, saya kuliah dulu tadi.. Sebelum saya di terima disini, Pak Gai selaku manager sudah menginterview saya dan dia sudah tau kalau saya kuliah dulu sebelum bekerja." jawab Yuria.

"Oh. Begini ya, Yuria. Saya itu mencintai uang, waktu adalah uang, semua butuh uang. Jadi, sejujurnya saya tidak segan-segan memecat kamu jika kamu tidak menguntungkan" ucap Vero dengan nada dinginnya.

Yuria tau, bos besarnya ini memang galak. Tapi ia tak menyangka bahwa sikap galak bos-nya ini lebih karena uang.

"Maafkan saya pak" ucap Yuria sungguh-sungguh.

"Yasudah kamu keluar"

Yuria segera melangkahkan kakinya keluar ruangan dengan cepat. Hatinya terus mengumpat.

"Lebih baik Pak Gai yang di Cafe dari pada Bos Vero. Galaknya najis banget."

*****

Hari terus berganti hari tanpa berhenti. Yuria sudah mulai membiasakan diri kuliah sambil bekerja. Kesehariannya di kampus hanya belajar, dia tidak punya teman dekat. Hanya Dhea atau Rizky yang sesekali menyapanya.

Saat tidak ada jadwal, Yuria lebih memilih duduk di kursi taman yang menghadap langsung dengan lapangan basket. Di lapangan sana, disana ada mimpinya. Mimpi yang sudah lama ia kubur, mimpi yang seharusnya bisa ia gapai.

Hari ini, Yuria kembali duduk ditempat biasa sambil makan roti. Ia melihat ke arah lapangan basket dan mencari-cari sosok yang selama ini menjadi mimpinya.

Tidak ada.

"Yuria!"

Rizky berteriak memanggil namanya lalu langsung berlari menghampiri Yuria. Yuria tersenyum.

"Hai kak!" sapa Yuria.

"Lagi ngapain disini?" tanya Rizky seraya mengambil botol minum Yuria dan meminumnya --seenaknya saja.

"Minum aja kak minum, kaga ada yang punya kok." ucap Yuria sambil cemberut.

"Bhahaaha gue aus soalnya. Nih, makasih ya cantik.." ucap Rizky sambil mengembalikan botol minum Yuria.

"Lo belom jawab pertanyaan gue, ngapain disini?" tanya Rizky lagi

"Duduk aja sambil makan" jawab Yuria asal

"Tapi beberapa minggu ini gue selalu liat lo duduk disini sendirian. Kenapa lo ga makan di kantin aja?" tanya Rizky lagi

"Lo sering liat gue tapi ga pernah nyamperin, takut ketauan fans lo yaaa kak? hahahaa" goda Yuria dengan maksud mengalihkan pembicaraan, dia tidak mungkin bilang kalau selama ini ia memperhatikan seseorang.

"Sotau banget sih lu -_- Gue ga pernah nyamperin lo karena lo selalu pergi duluan sebelum gue istirahat" jawab Rizky

"Tapi gue selalu duduk disini di jam yang sama, kenapa sekarang lo bisa nyamperin gue?"

"Soalnya si Gilang kapten tim basket lagi gaada. Dia lagi sidang skripsinya. Bulan depan dia lulus"

Jawaban Rizky membuat Yuria terdiam. 'Dia' lulus bulan depan, itu artinya tak ada kesempatan untuk Yuria memperhatikannya lagi.

"Eh --bukannya Ka Gilang baru umur 20 tahun? Kok udah lulus aja?" tanya Yuria sebiasa mungkin

"Dia bego makanya disuruh cepet2 lulus supaya ga menuh2in daftar mahasiswa hahahahaha" jawab Rizky sambil tertawa. Yuria ikut tertawa dengan sedikit terpaksa.

"RIZKY! AYO LATIHAN!" teriak salah satu teman Rizky dari arah lapangan. Rizky hanya mengacungkan jari tengahnya lalu kembali melihat Yuria.

"Udah sana kaka latihan lagi" ucap Yuria.

"Yaudah, gue balik kelapangan ya. Dah cantikk.." ucap Rizky seraya mencubit pipi Yuria gemas lalu berlari pergi meninggalkan Yuria yang menampakan wajah cemberutnya.

"Awas ya lo kakkk!!" ancam Yuria.

Yuria dan Rizky memang cukup dekat, Yuria sudah menganggap Rizky sebagai kakaknya. Cuma sama Rizky ia bisa bicara sebiasa itu. Jika dengan orang lain, dia merasa canggung malu dan perasaan aneh lainnya. termasuk dengan Dhea, Yuria masih sedikit merasa aneh.

Yuria diam sejenak, seseorang yang ingin ia perhatikan tidak ada. Tidak ada gunanya juga ia duduk disini.

Yuria pun bergegas pergi. Namun baru beberapa langkah, ia kembali untuk mengambil handphonenya yang tertinggal. Matanya sedikit melihat ke arah lapangan dan menangkap sosok Rizky yang tengah melihatnya dengan ekspresi sedih?

"Ka Rizky kenapa tuh?" tanya Yuria dalam hati.

Ia mengedikan bahunya lalu kembali berjalan meninggalkan taman..

bersambung....

Votments gengges kalo tsukha hehehe thankyou❤

©Rana Putri

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang