Rumah ke 2

57 4 0
                                    


Saat Risel berjalan kearah lorong disana ada dua orang wanita yang saling berbincang di depan ruang UGD.

"Risel...". Sapa salah satu wanita itu yang wajahnya tak asing baginya.

" iya bu". Jawab risel sambil terus berjalan kearah ibu kandungnya itu.

"Sejak kapan ibu disini?". Sahut Risel.

" baru 10 menit yang lalu, nak... Kamu mau pulang kan sama ibukan ?". Ujar ibu Risel.

"Jangan bicarakan itu dulu bu, aku sedang tidak ingin". Risel memalingkan wajah ke arah ibu Ratna.

" Nak, ibu dan ayahmu sangat mengkhawatirkanmu. Pulanglah turuti mereka". Ujar Ratna sambil mengusap kepala Risel.

"Ibu aku ingin menemani ibu Ratna, aku ingin bersamanya untuk sementara waktu ini". Risel memohon pada ibunya.

" baiklah, ibu mengerti".

Selama itu ayah Risel masih terdiam di bangku taman rumah sakit, Dia sedang merenungi kesalahannya hingga dia begitu menyesali perbuatannya yang sering menyakiti anak dan istrinya.

"Sebuah penyesalan ini hanya akhiran yang buruk, aku memberikan sebuah luka dalam yang aku pun tak ingin mengalaminya. Selama ini aku tak menyadari setiap orang yang menyayangiku selalu ku sakit dan mengalihkan menyukai yang membuatku terlena sesaat. Ya Tuhan begitu bodohnya aku, nikmat memiliki seorang anak begitu berarti, Bahkan ada seorang keluarga yang bertahun-tahun tak memliki anak mereka tetap tabah. Sejauh ini perbuatan ku begitu berdosa pada istriku.. Minum, judi, menyiksanya begitu... berharganya darah daging ku".

Suharja mulai terbangun dan menuju ruang UGD melihat keadaan pak Anfi dan dilihatnya seorang istri didepan ruangan yang sedang menanti suami yang terbaring di kasur itu.

1 jam berlalu operasi selesai dan pak Anfi dipindahkan ke ruang perawatan, keadaannya mulai membaik.

****

Setelah kejadian itu hampir 2 bulan Risel tinggal bersama ibu Ratna menunggu kesembuhan pak Anfi yang selalu bolak-balik ke rumah sakit. Suharja dan Maryam ibunya Risel sering kali menengok keadaannya sudah bagaimana rumah sendiri bagi Risel karena Ratna memberikan kasih sayang yang terpendem dalam keinginannya menjadi seorang ibu.

Risel dan bu Ratna selalu saja menghabiskan waktu setelah pulang sekolah lalu dirumah sakit menemani pak Anfi. Terkadang karna terbiasa Risel selalu memanggil Ratna dengan sebutan Umi setiap kali mereka bersama.

Kini terasa begitu bahagia Risel untuk sementara waktu dia menikmati sebuah kasih sayang seorang ibu yang jarang iya dapatkan.

Namun satu itu lah yang mampu menutupi kesedihannya yang begitu banyak terjadi dihidupnya.

Sementara itu, disekolah dia kerap kali di ejek dan bully oleh temannya.

Sikap pendiam Risel mengundang teman-temannya yang suka mengejeknya dan terlebih dengan kelompok Gang yang populer saat itu disekolah Risel sering kali menzolimin teman serta dirinya yang kerap kali melawan.

****

Pari hari saat Risel berjalan ke arah kelas dengan membawa bekal dari ibu Ratna.

"Hmmm, enaknya dari baunya saja sudah nikmat memang umiku tercinta yang terbaik dalam memasak". Gumamnya sambil berjalan.

Suatu ketika dia melihat Zahra dan Gina sedang dijaili oleh geng populer itu yang sering disebut Gfive/G5 sedang mendorong Zahra ketembok luar kelas sambil mengacak-ngacak rambut Zahra, dan begitu pula dengan Gina yang sedang ditarik oleh 2 orang G5 yang sedang mengeluarkan seluruh isi tas Gina.

Sampai NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang