Pembalasan G5

33 3 0
                                    

Pagi itu terasa sepi disekolah, Risel merasa ada sebuah keanehan. Risel mulai melangkah kearah kelasnya.

"Kok, sekolah sepi sih? Zahra dan Gina juga gak bilang kalo hari ini libur, lagi pula kan bukan hari libur... Aneh..". Bisiknya dalam hati.

Risel pun mengirim pesan sms kepada Zahra dan Gina.

"Ra..? Kalian dimana disekolah sepi banget. GC bales". Sms Risel ke Zahra.

" Na.. ? Pada dimana si? Kelas sepi banget udah jam masuk sekolah pula". Sms Risel ke Gina sambil melirik depan ruang kelasnya.

Risel duduk didepan ruang kelasnya tanpa sadar sekelilingnya terasa sepi dan sunyi membuat bulu kuduknya berdiri.

"Ihhhss.. Kemarin si aku gak denger info dari speaker, saking asiknya bercanda sama Gina.. Aduh gimana nih, kayanya libur deh.. si Zahra sama si Gina juga tumben gak ngasih tau.. Pada kritis pulsa apa yak .. Huff..". Gumamnya dalam hati.

Treng..treng...treng...

" apaan tuh?". Tengoknya Risel mendengar suara itu dari lap.musik.

Tak ada jawaban.

Tek...tek..tek.. Suara langkah kaki mulai terdengar.

Risel mulai merasa takut.

Tek...tek...tek... Suara langkah kaki itu makin kencang dan terdengar mendekati Risel.

Risel yang duduk didepan kelas hanya diem melihat kebawah kedua buah sepatunya.

"Hehk ! Loh !". Dinda menonyor kepala Risel.

Sontak Risel kaget tak sengaja Risel menepakan tangannya yang ternyata mengarahkan kearah wajah Dinda " Prakk...prakk...".

"Woy sakit !". Jerit Dinda.

"Ehhk..? Din..".

" guys, kayanya hari ini hari yang tepat buat bales kesalahan dia kemarin". Sahut dinda.

"Apa maksudnya din? Salah apa?". Suara lirih Risel.

"Sini lo, guys pegangin tangannya". Ujar Dinda.

Cindi dan Tika mulai mencengkram tangan Risel.

" Apa-apaan si !? Lepasin din !". Teriak Risel.

"Lo jangan jadi jagoan disekolah ini sel, jangan sok jadi pahlawan". Bisik halus Dinda ditelinga Risel.

" lo tuh masih bocah, bertindak selayaknya usialah. Beberapa bulan juga kalian udah lulus !". Teriak Risel.

"Jangan sok ngajarin gue jagoan neon". Sahut Dinda.

Byur......byur...

Air comberan yang membasahi Risel mengotori tubuhnya karena guyuran dari Fira dan Rindi.

"Hahahaha.. Anak bau comberan.. Bau bau..". Ledekan G5 kepada Risel.

" hmm.. Klo Risel mandi juga nanti wangi lagi, dasar anak tk gak mikir kali". Suara lirih Risel.

"Apa!? Anak TK? Sialan lo?". Sahut Fira dengan nada kesal.

" ya.. Anak TK, eh salah.. Kalian lebih rendah dari itu !". Celetuk Risel.

Bukk...buk... Buk...
Di tendanginya tubuh Risel.

"Kalo berani jangan keroyokan !". Teriak Risel.

" masih aja lo nantangin !". Ujar Dinda.

Bayangkan tubuh Risel yang telah kotor dan dipukuli itu melawan Dinda yang tubuhnya lebih besar karena dia kaka kelasnya yang beberapa bulan lagi lulus.

Jepp..

Tika menjambak rambut Risel.

"Awh...". Suara rintih Risel.

Treng...treng....treng...

Suara aneh itu terdengar lagi.
Bahkan Geng G5 pun juga mendengarnya dan merasa aneh.

" Din suara apa tuh..?". Sahut Fira.

"Jangan-jangan ada hantu din?". Ujar Rindi.

" Engga itu cuma firasat kalian aja". Gurau Dinda.

Trek...trek..trek..
Suara terdengar lebih kencang.

"Beneran din? Udah yuk ! Lagi pula udah cukup deh din, kan kita kesekolah cuma mau kumpul-kumpul main karna libur.. Udahnya yu ngerjainnya !". Bisik Cindi kepada Dinda.

" Ayo Din, pergi yuk ! Horor !". Ajak Tika.

Treng......
Suara keras terdengar dari lap.musik.

Teriak G5

"Ayo.. Kabur....!!!".

Sementara itu Risel terduduk lemas.

"Entah suara apa itu tapi itu menyelamatkanku kali ini". Bisik Risel dalam hati.

Risel mulai bangkit dan merapihkan rambutnya, lalu dia berjalan ke arah lap.musik, perlahan-lahan.. Risel mulai mengintip lewat jendela ruang lap.musik. tak ada siapa pun, lalu dia mulai membuka lap.musik yang tak pernah dikunci.

" krekk...".

"Permisi..?". Suara lirih Risel dalam rasa sedikit takut.

" iya..". Suara menjawab seperti suara laki-laki.

"Siapa disana?". Sahut Risel berjalan menuju peralatan marching band yang ada di belakang.

" kemarilah, jika ingin tau". Jawab suara aneh itu.

Risel berjalan perlahan kearah alat-alat musik yang sering dia lihat saat pentas itu.

Kepalanya mulai menengok ke arah kiri dan kanan.

"Treng.. Trek... Trek..".

Dilihatnya seseorang dengan tubuh tinggi, dan berambut pendek dengan aroma bau yang sangat wangi yang semakin menusuk hidung Risel membuat buluk kuduknya ingin melepaskan diri dari kulitnya.

"Siapa kau?". Tanya Risel dengan gugup.

" menurutmu?". Jawab suara itu.

"Berbaliklah...". Risel menoyor tubuh orang itu.

" hahk!!!". Teriak Risel sampai terduduk kaget.

"Risel?". Jawab suara itu.

" Alex ?".

"Astaga seperti melihat apa saja kau ini, sampai terkaget seperti itu memangnya aku setan ? Hahaha..". Pekik Alex.

" kau ini membuat ku takut !".

"Risel.. Kotornya abis gupak dimana kamu, astaga wajah mu? Kau habis nangih sewa pasar dimana?". Ledek Alex memandangku.

" ini ulah geng G5". Jawab Risel.

"Astaga kena juga kau ulahnya babidollpret itu.. Makanya jangan jadi jagoan mulu Risel jelek". Ujar Alex mencubit pipi Risel.

" sedang apa kau disini?".Risel Lirik Alex.

"Cuma mau ngecek alat aja, kita kan mau lomba dikit lagi tinggal 3 bulan lagi buat event besar jadi aku harus melihat alat-alatnya dulu. Hari ini bukannya libur ngapain rajin banget masuk?". Jawab Alex.

" aku tidak tau, aku ditipu, dikerjain abis-abisan".

Akhirnya Risel menceritakan kejadian mengapa dia dijaili oleh geng G5 ke Alex diruang musik itu dan Alex pun mengantarkan Risel pulang kerumah ibu kandungnya.

Sampai NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang