Tringgg.....!!Tringggg...!!
Suara bel alarm Risel."Aduh, berisik amat, Hoammm..". Gina mengucek kelopak matanya sambil melihat sinar mentari dari balik hordeng.
" Sel, bangun..". Zahra menggoyang-goyangkan tubuh Risel.
"Apaan si? Masih ngantuk". Desis Risel.
" ihh, dasar kebo.. tidur dari sore juga masih aje ngantuk, aduh Risel.. Ayolah liat udara seger..". Celetuk Gina.
"Engga ah.. Udah sana kalian pada mandi trs pulang, Risel mau sendiri dirumah tidur aja lagian cuma sendiri ini dirumah". Gumam Risel.
" sel, jangan terbiasa menutup diri. Kita masih anak-anak jalani aja dengan suka riang". Sahut Zahra sambil membangunkan Risel.
"Iya .. Iya.. ". Desis Risel.
Akhirnya Gina dan Zahra bergegas pulang lalu berpamitan dengan orangtua Risel yang sedang makan diruang keluarga.
" ehh, Gina, Zahra udah bangun. Ayo sarapan dulu sama om dan tante, sini.. Riselnya mana?". Ujar ibu Risel yang sedang makan.
"Iya tan, makasih". Sapa Zahra.
"Gak usah tan, kami mau langsung pulang aja Gina sama Zahra kemarin lupa bilang sama ibu bapak, kalo main dirumah Risel". Jawab Gina sambil bergandengan dengan Zahra.
" ahh, makan dulu ayo!". Rakul ibu Risel.
"Engga tan, makasih engga.. ". Sahut Gina dengan muka masam.
" yaudah gapapa, makasih ya udah nemenin Risel". Sambung Ibu Risel.
Akhirnya mereka pun pulang. Ayah dan Ibu mulai sibuk makan dan membincangkan keanehan yang ada ditubuh Risel dengan luka-luka itu.
Sedangkan itu, Risel keluar dari kamar.
"Risel? Ayo sini makan bareng sama ayah sama Ibu". Sahut Ayah.
Melihat Ayahnya menyuruhnya makan seakan nafsu makannya hilang, dia beranjak jalan kearah garasi mengambil sepedanya tanpa menghiraukan ayahnya.
" Risel? Nak ! Sini !". Sahut ibu.
"Risel, apa kamu masih marah sama ayah ? Ayah sudah berbaikan dengan ibumu, lalu apalagi yang salah pada ayah sel". Teriak ayah sambil melihat tajam kearah Risel.
" Risel? Baiklah setidaknya kamu jelaskan luka ditubuhmu itu !". Teriak ayahnya cegah kepergian Risel.
Risel hanya diam dan terus berjalan.
"Risel!". Tegur ayah menggenggam tangan Risel.
" ya?". Sahutnya dengan muka datar.
"Mau kemana?". Sambung ayah.
" pergi". Sahut ketus.
"Kemana?". Ayah menatap dengan tajam.
" Risel mau mandi terus main sepeda sama Gina dan Zahra". Sambungnya melirik sinis pada ayahnya.
"Baiklah, tapi kamu mandi dulu nak?". Suara lembut ayah.
Risel merempaskan tangannya dan masuk kamar mandi.
Setelah dia mandi dia berlari kecil kearah belakang garasi mengambil sepedanya dan beranjak keluar dari rumah.
Risel pergi kerumah ibu Ratna.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Nanti
RandomMenunggu hingga waktu yang terlewati tidak hilang dengan sia-sia. Maka kesabaran yaitu inti dari jawab ini.